VOKASI NEWS – Beberapa faktor yang memengaruhi stres akademik yang dialami oleh sebagian besar mahasiswa di perguruan tinggi.
Masalah stres akademik seringkali dialami mahasiswa. Dapat dikatakan sebagai suatu kondisi mahasiswa yang memiliki banyak tuntutan atau tekanan, serta mengkhawatirkan ujian dan tugas kuliah. Selain itu, terkadang mahasiswa juga disibukkan oleh kegiatan lain, sehingga kurang mampu mengelola tugas akademik dengan baik (Dixit, 2019). Hal tersebut memiliki dampak positif ataupun negatif. Dampak positifnya berupa meningkatnya kreativitas yang memicu pengembangan diri, selama stres yang dialami dalam batas kemampuan. Sementara itu, dampak negatifnya dapat menimbulkan perasaan tegang, sakit kepala, gangguan tidur, gangguan makan, bahkan penyalahgunaan minuman beralkohol. Oleh karena itu, stress akademik yang dialami mahasiswa memerlukan perhatian dan penanganan yang tepat.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Stres Akademik
- Self-Efficacy
Merupakan keyakinan seseorang mengenai tingkat kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penelitian Utami (2015), menjelaskan bahwa mahasiswa yang memiliki self-efficacy tinggi, maka stres akademik yang dialami rendah. Begitupun sebaliknya.
- Hardiness
Merupakan susunan karakteristik kepribadian yang menjadikan seseorang lebih kuat, tahan, dan stabil ketika menghadapi stres dan meminimalisir dampak negatifnya. Penelitian Spiridon & Karagiannopoulou (2015), menyatakan bahwa mahasiswa yang mempunyai kepribadian hardiness yang rendah, maka akan mengalami stres akademik yang tinggi. Begitupun sebaliknya.
- Optimisme
Merupakan pandangan secara menyeluruh, berpikir dan melihat hal positif, serta mudah memberikan makna bagi diri sendiri. Penelitian Balkis & Duru (2017), mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki optimisme tinggi, maka stress akademik yang dialami rendah. Begitupun sebaliknya.
- Motivasi
Motivasi memiliki peran penting untuk memberi dorongan seseorang dalam mengatasi tantangan untuk meraih suatu pencapaian. Penelitian Mulya & Indrawati (2017), melaporkan bahwa semakin tinggi motivasi berprestasi maka semakin rendah stres akademik. Begitupun sebaliknya.
- Prokrastinasi
Merupakan kecenderungan seseorang dalam menunda mengerjakan tugas hingga batas akhir waktu yang ditentukan. Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akan dihadapkan oleh deadline dimana hal tersebut menjadi tekanan bagi mahasiswa sehingga akan memicu stres. Penelitian Ursia et al. (2013), menyampaikan bahwa semakin tinggi prokrastinasi akademik, maka semakin tinggi stres akademik yang dialami. Begitupun sebaliknya.
- Dukungan sosial
Merupakan salah satu faktor eksternal yang memengaruhi stres akademik. Dukungan sosial diartikan sebagai dukungan yang diberikan oleh orangtua ataupun teman sebaya baik secara emosional, penghargaan, ataupun instrumental. Penelitian Ernawati & Rusmawati (2015), menyatakan bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang didapat, maka semakin rendah stres akademik yang dialami. Begitupun sebaliknya.
BACA JUGA : Terapi Pijat Jawa Efektif Menurunkan Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Kesimpulan
Masalah stres akademik yang sering dialami mahasiswa memiliki dampak positif ataupun negatif. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Faktor internal terdiri dari self-efficacy, hardiness, optimisme, motivasi berprestasi, dan prokrastinasi. Sementara faktor eksternal terdiri dari dukungan sosial.
***
Penulis : Devy Amelia Eka Nur Hidayah
Editor : Fatikah Rachmadianty