VOKASI NEWS – Artikel ini membahas faktor penyebab pergeseran geometri pada pasien kanker payudara selama terapi 3DCRT, dampaknya terhadap efektivitas pengobatan, serta strategi untuk meminimalkan risiko selama proses radioterapi.
Pentingnya Ketepatan Posisi dalam Radioterapi
Radioterapi merupakan salah satu pilar utama dalam penanganan kanker payudara, baik pada stadium awal maupun lanjut. Ketepatan posisi pasien selama proses penyinaran menjadi penentu utama keberhasilan terapi, terutama pada teknik Three-Dimensional Conformal Radiation Therapy (3DCRT). Teknik ini memungkinkan penyesuaian radiasi sesuai bentuk dan lokasi tumor secara presisi. Namun, pergeseran posisi pasien berisiko menurunkan akurasi penyinaran dan memengaruhi efektivitas pengobatan.
Kanker payudara masih menjadi penyebab kematian tertinggi pada perempuan di Indonesia. Data GLOBOCAN 2020 mencatat lebih dari 65.000 kasus baru. Dalam praktik klinis, radioterapi kerap digunakan secara multimodal bersama tindakan operasi dan kemoterapi. Teknik 3DCRT menjadi pilihan karena keunggulannya dalam memberikan dosis radiasi secara terarah tanpa prosedur invasif.
Faktor dan Dampak Pergeseran Geometri
Penelitian terhadap pasien kanker payudara yang menjalani terapi 3DCRT menunjukkan adanya pergeseran posisi pada lima sesi penyinaran, yaitu pada fraksi ke-1, ke-6, ke-11, ke-16, dan ke-21. Evaluasi dilakukan berdasarkan tiga sumbu koordinat: lateral (x), longitudinal (y), dan vertikal (z). Pergeseran tertinggi terdeteksi pada fraksi ke-6 dan ke-11, kemudian berlanjut di sesi berikutnya.
Faktor utama yang menyebabkan pergeseran geometri berasal dari pasien itu sendiri. Efek deterministik seperti luka akibat radiasi, rasa nyeri, ketidaknyamanan posisi, hingga kurangnya kerja sama selama proses terapi menjadi penyebab dominan. Bila nilai pergeseran melebihi batas toleransi yang ditetapkan oleh International Commission on Radiation Units and Measurements (ICRU), yakni 3–5 mm, maka akurasi dosis terhadap tumor bisa menurun, serta meningkatkan paparan radiasi pada organ vital seperti jantung dan paru-paru.
Upaya Meminimalkan Pergeseran
Pergeseran posisi pasien selama terapi radiasi adalah hal yang sulit dihindari sepenuhnya, namun masih dapat diminimalkan. Solusi yang dapat diterapkan mencakup peningkatan sistem fiksasi, edukasi yang berkelanjutan kepada pasien, serta penguatan verifikasi posisi sebelum setiap sesi penyinaran dimulai. Tindakan preventif ini diharapkan dapat menjaga konsistensi posisi pasien dan meningkatkan efektivitas terapi secara keseluruhan.
[BACA JUGA: Solusi Gizi Kurang Anak Lewat Sentuhan Pijat Tradisional Penambah Nafsu Makan]
Dengan pengawasan posisi yang rutin dan pendekatan multidisiplin, kualitas layanan radioterapi bagi pasien kanker payudara dapat ditingkatkan, sekaligus menurunkan risiko efek samping terhadap organ sehat di sekitarnya.
***
Penulis: Muhammad Syiva’ Abdillah
Dosen Pembimbing: Alifatus Wahyu Nur Ma’rifah, Fira Khadijah
Program Studi: D4 Teknologi Radiologi Pencitraan
Editor: Fatikah Rachmadianty