VOKASI NEWS – Generasi Z, yang lahir dan tumbuh di era digital, menghadapi tantangan besar dalam memilih jalur karir. Di tengah derasnya informasi dan ekspektasi sosial, keputusan karir tidak lagi sekadar urusan minat pribadi, tetapi juga melibatkan pengaruh lingkungan yang kompleks.
Banyak anak muda kini tidak hanya mempertimbangkan gaji atau status pekerjaan, tetapi juga mencari makna, fleksibilitas, dan keseimbangan hidup. Namun, di balik pilihan itu, ada kekuatan sosial yang secara diam-diam membentuk arah karir mereka.
Keluarga dan Sekolah sebagai Fondasi Karir
Keluarga menjadi ruang pertama di mana nilai-nilai tentang karir terbentuk. Percakapan di meja makan, harapan orang tua, bahkan tekanan tidak langsung seperti membandingkan dengan saudara lain, kerap menjadi dasar pertimbangan. Dukungan emosional dan kebebasan untuk mengeksplorasi minat pribadi menjadi salah satu faktor penentu yang jarang disadari secara langsung.
Di sisi lain, sekolah dan institusi pendidikan menjadi ladang subur bagi tumbuhnya mimpi dan aspirasi karir. Guru, teman sebaya, hingga program bimbingan karir memiliki peran besar dalam membentuk wawasan siswa. Lingkungan belajar yang sehat memberi ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi pilihan karir dengan lebih percaya diri.
Arus Informasi Digital dan Efeknya
Di era digital, platform seperti media sosial, YouTube, dan situs pencarian kerja menjadi rujukan utama dalam menggali informasi karir. Generasi Z dikenal aktif dalam mencari tahu tentang profesi tertentu, menonton keseharian para profesional di TikTok atau YouTube, hingga mengikuti kelas daring untuk mengasah keterampilan tertentu.
Namun, banjir informasi kadang membuat kebingungan tak terhindarkan. Terlalu banyak pilihan bisa memicu keraguan. Tanpa kemampuan menyaring informasi secara kritis, arah karir bisa menjadi kabur, bahkan melenceng dari potensi diri yang sebenarnya.
Membangun Keputusan Karir yang Seimbang
Membuat keputusan karir di tengah kompleksitas zaman digital bukan perkara mudah. Tapi proses ini bisa menjadi lebih jelas jika didukung oleh komunikasi yang sehat dengan keluarga, dukungan dari lingkungan pendidikan, dan akses informasi yang tepat.
Menemukan karir bukan sekadar tentang “apa yang mau dilakukan nanti”, tapi lebih pada “bagaimana menjalani hidup dengan nilai yang selaras”. Generasi Z, dengan segala potensinya, punya peluang besar untuk membentuk masa depan kerja yang bukan hanya produktif, tetapi juga bermakna.
BACA JUGA: [Mahasiswa UNAIR Ajak Siswa SD di Desa Bening Mojokerto Kenali Aksi 3M]
***
Penulis : Alif Akbar Pradigdya
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro