VOKASI NEWS – Mengupas tuntas fenomena Sugar Craving serta dampak dan bahayanya terhadap kesehatan tubuh.
Gula merupakan suatu bahan dapur yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam hal pangan. Rasanya yang manis, kerap kali membuat sebagian orang sulit untuk menolak kehadirannya. Tak jarang orang-orang menjadi kecanduan sehingga mengonsumsinya dengan takaran yang tidak sewajarnya. Fenomena ini bisa juga disebut dengan “sugar craving” dimana seseorang memiliki keinginan berlebih dan sulit ditekan untuk mengonsumsi makanan atau minuman manis.
Sejatinya tidak ada yang salah dengan konsumsi makanan atau minuman manis. Namun tetap harus memperhatikan batasan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberikan rekomendasi asupan gula per hari yakni 10% dari total energi (200 kkal). Angka ini setara dengan 4 sendok makan per hari (50 gram/orang/hari). Kebanyakan keinginan mengonsumsi manis ini disebabkan adanya dorongan dari diri untuk memperbaiki mood. Pasalnya perubahan suasana hati seringkali dikaitkan dengan adanya perubahan pola makan salah satunya pada konsumsi makanan-minuman manis.
Efek Sugar Craving
Secara biologis, gula bermanfaat bagi tubuh sebagai penghasil energi yang mampu memicu serangkaian reaksi kompleks dalam otak. Konsumsi makanan atau minuman manis dapat meningkatkan serotonin atau hormon bahagia yang ada di dalam tubuh. Tubuh yang selalu diberi asupan manis akan mengartikan bahwa hal tersebut merupakan sumber kebahagiaannya dan kemudian ia akan mengirimkan sinyal ke otak untuk mengonsumsinya secara terus-menerus. Akibatnya, lambat laun toleransi manis yang seharusnya ditaati oleh tubuh menjadi tidak dihiraukan hingga berakhir menjadi kecanduan.
Sugar craving juga dapat menyebabkan penyakit tertentu bagi tubuh, diantaranya:
- Obesitas
Kadar gula yang berlebihan dalam tubuh dapat meningkatkan risiko resistensi leptin, yang membuat seseorang tidak berhenti makan karena merasa belum kenyang meski sudah banyak makan. Akibatnya, berat badan terus bertambah hingga menimbulkan risiko obesitas.
- Diabetes Melitus Tipe 2
Mengkonsumsi terlalu banyak gula dapat mengganggu keseimbangan metabolisme tubuh, sehingga menyebabkan resistensi insulin dan meningkatkan risko terjadinya DM tipe 2.
- Penyakit Jantung
Penelitian yang diterbitkan dalam JAMA Internal Medicine menyatakan bahwa orang yang mengonsumsi gula antara 17-21% dari total kalori dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Kerusakan Gigi
Terlalu banyak mengonsumsi gula dapat menyebabkan kerusakan pada gigi. Ini disebabkan oleh bakteri di plak memanfaatkan gula sebagai sumber energi dan melepaskan asam sebagai produk limbah. Kondisi ini dapat secara bertahap melarutkan email gigi, yang dapat menyebabkan karies gigi.
[BACA JUGA: Hipertensi Silent Disease: Pencegahan melalui Gaya Hidup Sehat]
- Kesehatan Mental
Kecanduan gula dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang yakni menyebabkan adanya perubahan mood atau suasana hati, menimbulkan kecemasan, hingga depresi.
***
Penulis: Kayla Diandra Inasitha
Editor: Fatikah Rachmadianty