VOKASI NEWS – Tuberkulosis paru merupakan penyakit yang masih menjadi permasalahan kesehatan terberat di Indonesia maupun di dunia. Upaya penanggulangan pengendalian penyakit tuberkulosis sudah banyak dilakukan, namun faktanya kasus tuberkulosis setiap tahunnya masih terus bertambah. Tingginya angka kejadian tuberkulosis paru menunjukkan bahwa masih banyak penderita yang tersebar di masyarakat. Artinya, penderita ini berpotensi menjadi sumber penularan pada keluarga dan orang-orang di sekitarnya yang sering kontak dengannya.
Selain itu, adanya faktor-faktor lain yang akan mempengaruhi kejadian TB paru maka diperlukan upaya pencegahan penularan. Salah satunya dengan mengidentifikasi faktor resiko yang dapat menularkan tuberkulosis paru. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran faktor resiko pasien TB paru di RSUD Ibnu Sina Gresik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien penderita Tuberkulosis Paru di Klinik Paru Instalasi rawat jalan RSUD Ibnu sina Gresik.
Prevalensi Penelitian Kepada Penderita Tuberkulosis Paru
Penelitian terhadap 122 responden menunjukkan bahwa sebagian besar pasien tuberkulosis paru menderita kurang dari 6 bulan, dengan 100% menggunakan asuransi pemerintah (BPJS/KIS) untuk jaminan kesehatan. Mayoritas responden berusia 46-55 tahun dan berjenis kelamin perempuan, banyak di antaranya bekerja sebagai pegawai swasta atau buruh pabrik, yang berisiko tinggi terpapar TB akibat kondisi lingkungan kerja yang buruk.
Hasil menunjukkan bahwa 45,1% responden memiliki pengetahuan cukup tentang tuberkulosis, namun 63,1% tinggal di lingkungan yang tidak sehat, seperti rumah padat penduduk dengan fasilitas yang kurang memadai. Kepadatan hunian dapat memicu penularan TB, terutama jika ada anggota keluarga yang terinfeksi. Selain itu, 58,2% responden memiliki perilaku merokok, yang meningkatkan risiko terkena TB hingga tiga kali lipat. Dari segi kesehatan, 14 responden mengidap diabetes mellitus (DM) dan satu orang mengalami gagal ginjal, kondisi yang dapat menurunkan imunitas dan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi TB.
Untuk mengurangi penularan, petugas kesehatan disarankan untuk melakukan penyuluhan berkala mengenai pengetahuan dan pencegahan TB. Edukasi kepada pasien positif TB juga penting agar mereka dapat menjaga diri dan mengurangi risiko penularan kepada orang lain. Dengan upaya ini, diharapkan kasus tuberkulosis paru di RSUD Ibnu Sina Gresik dapat berkurang secara signifikan.
BACA JUGA: [Gambaran Gejala Fisik dan Psikologis pada Wanita Menopause di Puskesmas Sembayat]
***
Penulis: Asmaaul Fadhilah
Editor: Puspa Anggun Pertiwi