VOKASI – Gambaran intensitas kebisingan dan keluhan subjektif pekerja di bagian produksi PT X, sebuah penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR.
Kebisingan merupakan salah satu faktor yang sering menjadi perhatian utama dalam industri, terutama di lingkungan kerja yang melibatkan mesin-mesin berat. Kebisingan menjadi faktor penentu terhadap kesehatan pekerja. Semakin tingi intensitas kebisingan yang diterima oleh pekerja maka dampak yang didapatkan juga akan semakin besar. Dampak dari paparan kebisingan yaitu gangguan pada pendengaran dan keluhan subjektif (non auditory). Keluhan subjektif (non auditory) memiliki beberapa gangguan yang meliputi gangguan fisiologis, komunikasi, dan psikologis.
Gangguan fisiologis biasanya dapat mempengaruhi kesehatan seseorang yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan hormon yang terdapat didalam tubuh. Keluhan yang dirasakan seperti mual, pusing, sesak napas, gangguan keseimbangan organ, gangguan saraf, dan mudah berkeringat (Nasution, 2019). Pada gangguan komunikasi seseorang mengalami kesulitan saat menerima atau menyampaikan informasi karena terdapat suara yang menghalangi pendengaran (masking effect). Gangguan yang dirasakan biasanya seperti pekerja kesulitan untuk berkomunikasi, meningkatkan suaranya saat berkomunikasi antar pekerja. Adapun gangguan psikologis merupakan gangguan yang diakibatkan oleh kebisingan yang dapat mempengaruhi kondisi mental atau respon psikologis seseorang. Gangguan tersebut berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, mudah jengkel, mudah marah, mudah tersinggung, dan mudah cemas (Shafira & Handayani, 2020).
Hasil Penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR
Penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yang dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2024. Tujuan dari penelitian mahasiswa yaitu untuk mengetahui gambaran dari intensitas kebisingan dan keluhan subjektif (non auditory) pada pekerja di bagian produksi PT X. Pengukuran dilakukan menggunakan alat Sound Level Meter (SLM) untuk mengukur intensitas kebisingan dan kuesioner untuk mengetahui keluhan subjektif (non auditory) yang dirasakan oleh pekerja.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan nilai rata-rata intensitas kebisingan pada shift pagi dan siang sebesar 93 dBA, sedangkan pada shift malam nilai rata-rata intensitas kebisingan mencapai 94 dBA. Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan oleh Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja untuk 8 jam kerja/hari atau 40 jam/minggu hanya sebesar 85 dBA. Dimana dari hasil pengukuran intensitas kebisingan yang didapatkan melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan.
Keluhan subjektif (non-auditory) yang paling banyak dirasakan oleh pekerja yaitu pada gangguan komunikasi. Sebanyak 20 pekerja atau 80% dari total populasi 25 pekerja. Keluhan yang dirasakan oleh pekerja diantaranya mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, mengeraskan suara saat berkomunikasi, membaca gerakan bibir, dan mendekatkan diri saat berkomunikasi dengan lawan bicara. Keluhan ini menggambarkan dampak signifikan dari paparan kebisingan terhadap kenyamanan dan efektivitas komunikasi di tempat kerja.
Rekomendasi Berdasarkan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah kebisingan dan dampak terhadap kesehatan pekerja, diantaranya perusahaan dapat mengadakan pemeriksaan kesehatan khusus atau audiometri secara berkala untuk memantau kondisi pendengaran pekerja terutama yang terpapar oleh kebisingan setiap harinya. Kedua, melakukan sosialisasi mengenai penggunaan dan perawatan Alat Pelindung Telinga (APT). Ketiga pemberian sanksi bagi pekerja yang tidak mematuhi aturan penggunaan APT saat bekerja di area kebisingan. Keempat, menyediakan fasilitas tempat istirahat yang memadai bagi pekerja, karena penting untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan mengurangi dampak negatif dari kebisingan yang terus-menerus.
BACA JUGA: KNV 2024, Kolaborasi 3 Bidang Soroti Potensi Kecerdasan Buatan Era Digital
***
Penulis: Angelia Yuliza
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR