VOKASI NEWS – Asam urat menjadi perhatian penting dalam pengelolaan diabetes melitus karena kadar yang meningkat dapat memperburuk komplikasi kesehatan.
Diabetes melitus adalah suatu kondisi metabolik kompleks yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dalam tubuh. Kelainan sekresi dan fungsi insulin adalah dasar penyebab utama diabetes melitus, yang dapat menyebabkan hiperglikemia—sinyal awal dari penyakit ini. Menurut International Diabetes Federation, pada tahun 2022, telah tercatat sebanyak 537 juta orang dewasa berusia 20–79 tahun yang menderita diabetes melitus. Prognosis menunjukkan bahwa jumlah ini akan meningkat menjadi 643 juta pada tahun 2030 dan 784 juta pada tahun 2045.
Dampak Diabetes Melitus pada Organ Tubuh
Diabetes melitus tidak hanya berdampak pada kadar glukosa darah, tetapi juga merugikan berbagai sistem organ tubuh dalam periode waktu tertentu. Terdapat dua macam komplikasi utama: mikrovaskular dan makrovaskular.
Komplikasi Mikrovaskuler
- Neuropati: Kerusakan saraf yang dapat menyebabkan rasa sakit, kesemutan, kulit terbakar, dan mati rasa. Neuropati diabetik biasanya menyerang saraf di kaki.
- Nefropati: Kerusakan ginjal yang dapat menyebabkan nefropati diabetik—suatu kondisi medis kronis yang berakhir dengan gagal ginjal jika tidak ditangani.
- Retinopati: Kerusakan mata yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan bahkan kebutaan jika tidak diobati.
Komplikasi Makrovaskuler
- Penyakit Jantung Koroner (PKD): Penyempitan pembuluh darah koroner yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
- Stroke Iskemik: Risiko stroke yang meningkat sebanyak dua kali lipat pada penderita diabetes melitus.
- Penyakit Pembuluh Darah Perifer: Penyempitan pembuluh darah yang dapat menyebabkan infark miokard dan stroke cerebral.[Rosyada, 2013]
Dislipidemia dan Asam Urat Tinggi
Pasien diabetes seringkali mengalami dislipidemia gangguan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan fraksi lipid di plasma. Dislipidemia ini dapat memicu terjadinya aterosklerosis anterioritas pembuluh darah yang signifikan. Selain itu, kadar asam urat yang meningkat juga merupakan masalah umum pada penderita diabetes melitus. Gangguan metabolisme tubuh yang menyebabkan proses pembuangan asam urat terganggu dapat menyebabkan penumpukan asam urat dalam darah.[Rosyada, 2013]
Hasil Penelitian Kadar Asam Urat di RSUD Haji Jawa Timur 2022
Sebuah penelitian observasional deskriptif yang dilaksanakan pada April–Juni 2024 di RSUD Haji Provinsi Jawa Timur menemukan bahwa kadar asam urat meningkat pada rentang usia 56–65 tahun, sedangkan kadar LDL juga melebihi batas nilai rujukan pada usia yang sama. Penelitian ini menunjukkan hubungan signifikan antara usia dan risiko metabolik pada penderita diabetes melitus.
Kesimpulannya, diabetes melitus adalah kondisi medis yang kompleks dan berpotensi sangat berbahaya jika tidak dipantau dan dirawat dengan baik. Komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular dapat menyebabkan gangguan fungsi organ vital, seperti saraf, ginjal, mata, jantung, dan pembuluh darah. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu yang menderita diabetes melitus untuk menjaga pola hidup sehat, mengontrol kadar gula darah, dan melakukan pemeriksaan rutin untuk deteksi awal komplikasi.
***
Penulis: Fadila Jasmine Adistyaningrum
Editor: Puspa Anggun Pertiwi