Gambaran Kadar Natrium dan Kalium pada Pasien Infark Miokard Akut

 

VOKASI NEWS – Kadar natrium dan kalium pada pasien penderita infark miokard akut.

Gambaran sekilas Infark Miokard

Hingga kini Infark Miokard Akut (IMA) masih menjadi masalah serius kesehatan dunia dikarenakan morbiditas dan mortatiltas yang relatif tinggi. Menurut World Health Organization (WHO) terdapat 32,4 juta kejadaian infark miokard dan stroke setiap tahunnya di dunia. Kasus IMA berkontribusi atas 15% kematian setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri penyakit ini juga terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Infark Miokard Akut (IMA) merupakan nekrosis atau kematian pada otot jantung karena kurangnya kebutuhan oksigen miokardium yang tidak dapat disuplai oleh koroner. Penyakit ini terjadi ketika aliran darah tersumbat di satu atau lebih arteri koroner sehingga memutus suplai oksigen ke jantung. Penurunan aliran darah bersifat multifaktoral. Pemeriksaan fisik dan penunjang dilakukan untuk mengetahui tingkat mortalitas pada pasien IMA.

[BACA JUGA: Mahasiswa Akhir Wajib Tahu! Inilah Tips Mengerjakan TA dengan Cepat dan Tepat]

Faktor Resiko Infark Miokard Akut

Terdapat beberapa faktor yang bisa memicu berkembangnya masalah jantung sehingga meningkatkan seseorang terkena Infark Miokard Akut. Faktor tersebut dibagi menjadi dua kelompok yakni faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan dan dapat dikendalikan. Beberapa contoh faktor resiko IMA yang tidak dapat dikendalikan adalah usia, jenis kelamin dan genetik. Sedangkan hipertensi, obesitas, merokok, dan diabetes melitus merupakan contoh faktor resiko IMA yang dapat dikendalikan.

Sekilas Pemeriksaan Elektrolit

Perubahan level elektrolit telah dilaporkan dan digunakan dalam pemantauan penyakit IMA. Kadar elektrolit serum kalium dan natrium berfungsi sebagai indikasi prognosis dalam pasien IMA. Perubahan elektrolit natrium dan kalium digunakan untuk memantau perjalanan penderita IMA. Pola kadar elektrolit tersebut memainkan peran penting dalam mortalitas dan morbiditas pasien. Oleh karena itu peningkatan kadar natrium dan kalium setelah penurunan merupakan indikasi perbaikan klinis.

Proses Penelitian

Dengan adanya keterkaitan tersebut maka dilakukan penelitian guna untuk mengetahui gambaran kadar Natrium dan kalium pada pasien IMA. Proses penelitian tersebut dilakukan dengan melakukan pengambilan data sekunder di RSUD Haji Provinsi Jawa timur. Proses pengambilan data ini dilakukan dengan menggunakan metode observasional deskriptif. Metode tersebut dilakukan dengan mengambil sejumlah data berupa kadar serum Natrium dan Kalium pada pasien Infark Miokard.

***

Penulis   : Windy Fauziyah Rahmasari

Editor     : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR