Gambaran Kecemasan Pada Pasien Diabetes Melitus di RSUD Ibnu Sina Gresik

VOKASI NEWS – Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan gula darah atau hiperglikemia. Biasanya, penyakit tersebut akibat kurangnya produksi insulin dan kerja insulin yang tidak adekuat.Jenis penyakit tersebut dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan, yang sangat mempengaruhi kualitas hidup penderita DM (Hotimah et al., 2023).

Kecemasan merupakan suatu keadaan emosi dimana seseorang merasa tidak nyaman. Biasanya, kecemasan tersebut merupakan pengalaman yang samar-samar disertai dengan perasaan yang tidak berdaya serta ketidakpastian yang disebabkan oleh sesuatu yang belum jelas (Annisa & Ifdil, 2016).

Penderita Diabetes Melitus di Jawa Timur

Data diabetes melitus di Jawa Timur pada tahun 2020 sebanyak 875.745 orang dan meningkat pada tahun 2021 menjadi 989.810 orang dari penduduk di atas usia 15 tahun. Pada tahun 2022, penderita Diabetes Mellitus (DM) di Jawa Timur menurun menjadi 863.686 dari penduduk usia 15 tahun ke atas. Jumlah penderita Diabetes Melitus di Kabupaten Gresik pada tahun 2020 sebanyak 43.539 jiwa. Sedangkan pada tahun 2021 sebanyak 44.071 jiwa, dan pada tahun 2022 sebanyak 45.284 jiwa (Dinkes Jatim, 2022).

Kecemasan pada penderita DM muncul karena penyakit tersebut dianggap sebagai penyakit yang menakutkan, karena mempunyai dampak negatif yang kompleks terhadap kelangsungan kecemasan individu. Kecemasan yang dihasilkan oleh penderita diabetes berhubungan dengan terjadinya kecacatan fungsional, rasa sakit, dan ketidakpastian hidup. Dengan begitu, tidak jarang kecemasan akan semakin meningkat dengan adanya komplikasi yang melemahkan seperti penglihatan yang buruk, kelelahan, dan berat badan menurun (Putri, 2023). 

Penderita diabetes dengan kecemasan yang berat akan berpengaruh pada peningkatan kadar gula darah. Tentunya, akan mempengaruhi proses kesembuhan dan merusak kehidupan sehari-hari. Kadar gula akan meningkat lebih cepat dalam kondisi cemas. Jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan masalah psikologis jangka panjang bagi dirinya dan keluarganya. Fungsi psikologis yang buruk dapat menimbulkan penderitaan dan mempengaruhi swa-manajemen diabetes harian. Selian itu juga berhubungan dengan hasil medis yang buruk serta biaya yang tinggi sehingga mengganggu proses penatalaksanaan penderita diabetes mellitus (Mahmuda et al., 2016). 

Metode Penelitian Diabetes Melitus

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Desain penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk menangkap gambaran fenomena yang terjadi pada populasi tertentu. Di bidang kesehatan, penelitian deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan permasalahan kesehatan yang terjadi pada masyarakat atau komunitas tertentu (Syapitri et al., 2021). 

BACA JUGA: Pemeriksaan Pajak atas Pengajuan Restitusi Kelebihan Pembayaran Pada SPT Tahunan Badan

Penelitian ini dilakukan di RSUD Ibnu Sina Gresik pada bulan Mei tahun 2024. Populasi yang akan digunakan adalah pasien yang mengalami diabetes mellitus yang datang ke Poli Penyakit Dalam RSUD Ibnu Sina Gresik dengan rata-rata perbulan pada tahun 2024 sejumlah 1.110 pasien. Besar sampel yag digunakan sejumlah 111 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara Consecutive Sampling.

Hasil Penelitian Mahasiswa di RSUD Ibnu Sina Gresik

Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil responden mengalami kecemasan ringan sebanyak 62 orang (55.9%). Responden yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 26 orang (23.4%). Sedangkan responden yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 21 orang (18.9%) dan responden dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 2 orang (1.8%).

Sementara itu, hasil penelitian didapatkan bahwa penyebab kecemasan yang dialami pasien diabetes mellitus berupa khawatir pada penyakit yang diderita sebanyak 85 orang (76.6%), status komplikasi sebanyak 13 orang (11.7%). Kurangnya dukungan keluarga atau orang terdekat sebanyak 5 orang (4.5%), turunnya produktivitas kerja sebanyak 4 orang (3.6%). Sedangkan turunnya kemampuan ekonomi sebanyak 3 orang (2.7%), dan ketidaknyamanan melakukan sesuatu secara mandiri 1 orang (0.9%).

Untuk hasil penelitian tentang cara mengatasi kecemasan yang dilakukan pasien DM, sebanyak 35 orang (31.5%) menjalani pengobatan secara teratur. Selain itu, pasien yang mencoba berpikir positif sebanyak 31 orang (27.9%), beribadah dan berdoa sebanyak 29 orang (26.1%). Sedangkan pasien yang bercerita kepada orang yang dipercaya sebanyak 9 orang (8.1%), dan melakukan aktivitas kerja/hobi sebanyak 7 orang (6.3%).

***

Penulis: Annisa Fazaa ‘Ilya

Editor: Puspa Anggun Pertiwi