Gambaran Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Dalam Memberikan Pertolongan Pertama Pada Pasien Henti Jantung

VOKASI NEWS – Henti jantung merupakan keadaan ketika jantung berhenti berdetak yang disebabkan karena tidak ada aliran darah yang masuk ke jantung. Kejadian tersebut sehingga menyebabkan oksigen tidak dapat dialirkan ke seluruh tubuh (Ngurah & Putra, 2019). Jika seseorang mengalami keadaan tersebut dan tidak segera ditangani dalam kurun waktu 4-6 menit, maka akan menyebabkan kerusakan otak. 

Selanjutnya, jika kerusakan otak masih juga belum ditangani dalam kurun waktu 8-10 menit, maka dipastikan seseorang akan mengalami kematian otak secara permanen (AHA, 2015). Perawat sebagai orang pertama (first responder) yang menemukan kejadian henti jantung di ruang perawatan harus memiliki motivasi kerja yang tinggi. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan pertolongan pertama pada pasien sebelum team code blue datang (Victoria et al., 2022).

BACA JUGA: Peranan I-DRL terhadap Dosis yang Diterima Pasien pada Pemeriksaan Radiografi Lumbosacral

Berdasarkan data World Health Organization (2022), tercatat sekitar 17,9 juta kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Dari data tersebut, gagal jantung merupakan 85% penyebab utama pasien mengalami kejadian henti jantung. Prevalensi kematian akibat henti jantung 75% terjadi di negara yang berpenghasilan rendah sampai menengah dan sering dijumpai pada populasi usia <70 tahun (Restiani et al., 2023). 

Hasil Riset Kesehatan Dasar (2018) menunjukkan prevalensi penyakit kardiovaskular di Indonesia terus meningkat tiap tahunnya. Sekitar 15 dari setiap 1000 orang atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia dilaporkan mengidap penyakit jantung yang dapat mengakibatkan henti jantung. Kasus penyakit jantung lebih banyak ditemukan pada wanita 1,6% daripada pria 1,3% (Febby et al., 2023).

Motivasi Pertolongan Pertama Henti Jantung

Faktor penyebab kejadian henti jantung di rumah sakit sangat beragam. Salah satunya meliputi penyakit jantung koroner (PJK), kardiomiopati, dan juga akibat dari sindrom aritmia (Nugroho & Muhammad, 2022). Motivasi kerja tentang pertolongan pertama pada kejadian henti jantung sangat penting untuk dimiliki oleh setiap perawat. Penyebab rendahnya motivasi perawat dalam memberikan pertolongan pertama, diantaranya faktor kelelahan kerja, stress kerja, beban kerja, kurangnya sumber daya, tekanan waktu, kondisi pasien yang semakin kritis, dan faktor lingkungan lainnya (Manyisa & Aswegen, 2017).

Upaya dalam memberikan pertolongan pertama pada pasien henti jantung harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Cara meningkatkan motivasi kerja perawat dalam melakukan pertolongan pertama, yaitu dengan memberikan penghargaan bagi perawat yang mampu menolong pasien kritis, menciptakan lingkungan yang kondusif, dan menjalin hubungan baik dengan teman sejawat karena menolong pasien adalah tugas seluruh perawat yang sedang berdinas di ruangan tersebut sebelum team code blue datang (Melissa et al., 2020).

Penelitian Tingkat Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di RSUD Ibnu Sina Gresik

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Ibnu Sina Gresik. Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah sebagian perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Ibnu Sina Gresik dengan teknik purposive sampling sebanyak 55 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data berupa frekuensi dan persentase dengan menggunakan tabel distribusi. 

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja perawat pelaksana dalam memberikan pertolongan pertama pada pasien yang mengalami henti jantung di ruang rawat inap RSUD Ibnu Sina Gresik berada di tingkat motivasi kerja baik. 

***

Penulis: Ivananda Siera Lisna Putri

Editor: Puspa Anggun Pertiwi