VOKASI NEWS – Mengetahui kondisi Self Care Management Diabetes (SCMD) atau manajemen perawatan diabetes di Indonesia.
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi ancaman kesehatan manusia. Di sebagian besar negara berkembang, diabetes mellitus menempati urutan keempat penyebab kematian tertinggi. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan. Oleh karena itu, penyakit tersebut membutuhkan perawatan mandiri seumur hidup dari penderitanya untuk mengontrol kadar gula darah.
Intip Kondisi Manajemen Diabetes di Indonesia
Seiring dengan perkembangan kasus DM di Indonesia yang cenderung meningkat, secara tidak langsung menunjukkan bahwa pelaksanaan manajemen diabetes masih terdapat banyak hambatan dalam implementasinya di masyarakat. Indonesia menduduki peringkat ke-5 negara di dunia dengan jumlah penderita diabetes mellitus terbanyak.
Kemenkes RI melaporkan jumlah penderita diabetes mellitus sebesar 19,47 juta jiwa pada tahun 2021. Kedepannya, diperkirakan 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 mendatang (Kemenkes RI, 2022). Pada tahun 2020, penderita diabetes mellitus di Kabupaten Gresik berjumlah 43.539 orang, meningkat menjadi 44.071 orang pada tahun 2021, dan meningkat lagi menjadi 45.284 orang pada tahun 2022 (Dinkes Jatim, 2023).
Angka diabetes terus meningkat karena sebagian besar penderitanya tidak mampu melaksanakan perawatan diri secara optimal. Penelitian oleh Hartono (2019) menyebutkan terdapat hubungan yang kuat antara tingkat manajemen diabetes dengan kejadian komplikasi pada pasien diabetes mellitus. Semakin optimal pelaksanaan manajemen diabetesnya, maka kadar gula darah akan berada dalam kisaran normal sehingga komplikasi akibat diabetes mellitus dapat dihindari.
Manajemen diabetes dapat dilakukan melalui tatalaksana Self Care Management Diabetes (SCMD) yang terdiri dari lima pilar yaitu pengaturan pola makan, aktivitas fisik, monitoring kadar gula darah, terapi farmakologis, dan perawatan kaki (Srywahyuni et al., 2021). Untuk mengurangi angka ketidakpatuhan pasien dalam menjalankan SCMD, maka perlu dilakukan pengendalian baik secara internal maupun eksternal.
Metode Penelitian SCMD di RSUD Ibnu Sina Gresik
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilakukan pada bulan Mei 2024 di Klinik Penyakit Dalam RSUD Ibnu Sina Gresik. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien di Klinik Penyakit Dalam RSUD Ibnu Sina Gresik yang menderita diabetes mellitus dengan rata-rata sebanyak 1110 pasien per bulan.
Banyak sampel yang digunakan sebanyak 111 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Adapun metode sampling yang digunakan adalah non-probability sampling dengan teknik consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner Summary of Diabetes Self Care Activities (SDSCA) yang berisi 17 item pertanyaan.
Hasil Penelitian Self Care Management Diabetes
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 92 responden (82,9%) memiliki tingkat pelaksanaan Self Care Management Diabetes (SCMD) cukup, sebanyak 16 responden (14,4%) memiliki tingkat pelaksanaan Self Care Management Diabetes (SCMD) baik, dan sebanyak 3 responden (2,7%) memiliki tingkat pelaksanaan Self Care Management Diabetes (SCMD) kurang.
Dari 92 responden yang memiliki pelaksanaan SCMD cukup, terdapat 22 responden (23,9%) berusia pada rentang 46-55 tahun dan 41 responden (44,5%) berusia pada rentang 56-65 tahun. Usia ini masuk ke dalam kategori lansia awal dan lansia akhir. Usia yang matang cenderung memiliki persepsi kemandirian dan pandangan pengobatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan usia yang lebih muda.
BACA JUGA: Intip Keseruan Entrepreneur Workshop and Competition (EWC) oleh Prodi D4 Perbankan dan Keuangan
Akan tetapi, hal tersebut berbanding terbalik dengan kekuatan fisik dan tingkat kognitif. Oleh karena itu, lansia awal dan lansia akhir cenderung membutuhkan bantuan dan pendampingan dalam menjalankan pengobatannya. Jadi, kemungkinan pelaksanaan SCMD responden berada pada kategori cukup karena faktor usianya.
Dari 92 responden yang pelaksanaan SCMD-nya cukup, sebanyak 32 responden (34,7%) telah menderita diabetes selama 1-5 tahun dan 51 responden (55,4%) telah menderita diabetes lebih dari 5 tahun. Responden yang sudah lama menderita diabetes lambat laun akan menerima penyakit yang dideritanya dan pemahaman mengenai pengobatan penyakitnya meningkat. Akan tetapi, responden yang sudah lama menderita diabetes kemungkinan juga dapat timbul rasa jenuh atau bosan dalam menjalankan manajemen diabetes secara teratur.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah hampir seluruh responden memiliki tingkat pelaksanaan Self Care Management Diabetes (SCMD) cukup.
***
Penulis: Amri Selfia
Editor: Puspa Anggun Pertiwi