VOKASI NEWS – Gambaran response time perawat dalam penanganan pasien Di Triage merah Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Soegiri Lamongan
Keterlambatan response time perawat seringkali ditemukan saat IGD penuh. Membludaknya pasien di triage merah ini dapat mengakibatkan keterlambatan response time. Response time yang lambat pada pasien dapat meningkatkan tingkat morbiditas dan kematian.
Apa itu Response Time?
Response time atau waktu tanggap adalah tingkat kecepatan dalam memberi pelayanan kepada pasien, diawali dari saat pasien tiba hingga mendapatkan pelayanan, dengan batas waktu <5 menit (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2008). Response time adalah tingkat kecepatan dalam menangani pasien yang diukur ketika pasien tiba hingga diberikan penanganan, waktu tanggap yang tepat bagi pasien yaitu <5 menit (Suhartati, 2011). Dari hasil penelitian Sopiyadi, (2017) tentang gambaran response time perawat di IGD RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo didapatkan bahwa response time perawat seluruhnya tepat waktu dengan rerata 1.05 menit, tercepat 0.59 menit dan paling lama 1.27 menit. Hasil tersebut menunjukkan bahwa waktu tanggap perawat IGD memenuhi indikator dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Sabriyanti, (2012) menyatakan bahwa semakin cepat waktu tanggap perawat maka akan berdampak positif yaitu dapat mengurangi beban pembiayaan, tidak terjadi komplikasi, menurunnya angka morbiditas dan mortalitas karena kinerja perawat yang sangat tinggi dan cepat dalam memberikan penanganan.
Dampak Keterlambatan Response Time
Dampak dari response time yang lambat pada pasien dapat meningkatkan tingkat morbiditas dan kematian. Hal ini dapat terjadi karena pasien yang mendapatkan penanganan lambat atau tidak mendapatkan tindakan yang diperlukan dengan segara, dapat mengakibatkan kecacatan lebih lanjut atau kematian. Oleh sebab itu, perawat harusnya memiliki response time yang cepat karena memegang peran yang sangat penting ketika akan menghadapi pasien emergency (Risnawati. et al., 2021).
Faktor Yang Mempengaruhi Response Time Perawat
Reponse time dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Beberapa hal yang termasuk faktor internal adalah :
- Pelatihan gawat darurat
Response time yang dilakukan perawat dapat dipengaruhi oleh pelatihan gawat darurat. Pelatihan gawat darurat memberikan informasi dan Teknik yang terbaru sehingga perawat akan lebih berinovasi. Hal ini akan langsung berdampak pada proses pelayanan (Abdul et al., 2016).
- Masa kerja
Pengalaman, keterampilan, maupun pengetahuan perawat dapat ditingkatkan dengan masa kerja atau lama kerja perawat. Mereka akan lebih mahir dalam melakukan tindakan karena langsung menghadapi banyak kasus kegawatdaruratan (Karokaro et al., 2020). Response time pasien pra rumah sakit ada hubungan dengan masa kerja (Bobi et al., 2020).
- Pendidikan
Pendidikan yang lebih tinggi juga dapat mempengaruhi pelayanan kepada pasien gawat darurat (Mudatsir et al., 2018).
Sedangkan yang termasuk dalam factor eksternal yaitu :
- Sarana prasarana dan fasilitas
Sarana prasarana dan fasilitas yang saling mendukung, saling berkaitan. dalam proses pemberian pelayanan kegawatdaruratan. Diperlukan sarana prasarana yang cukup dalam penanganan pada pasien, agar dapat menjamin penanganan yang cepat dan tepat (Karokaro et al., 2020).
- Ketersediaan alat dan obat
Ketersediaan alat atau obat-obatan juga merupakan salah satu komponen yang sangat dibutuhkan dalam penanganan pasien. Tidak tersedianya alat atau obat-obatan saat dibutuhkan akan berdampak buruk pada kondisi pasien karena dapat menjadikan response time perawat menjadi lambat (Mulyadi & Malara, 2015).
- Kondisi pasien
Kondisi kegawatan pasien juga menentukan kecepatan tindakan dan ketepatan pertolongan yang diberikan kepada pasien (Apriani dan Febriani, 2017).
- Kehadiran petugas kesehatan
Petugas kesehatan (dokter dan perawat) yang cukup juga dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penanganan pasien gawat darurat (Santoso, 2016).
- Beban kerja
Peningkatan beban kerja perawat yang berlebihan dapat mengganggu pelayanan pada pasien di IGD, karena tenaga kesehatan akan lebih cepat lelah (Karokaro et al., 2020).
BACA JUGA : Hubungan Stigma Sosial Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Dengan Anak Berkebutuhan Khusus
Response Time Perawat Dalam Penanganan Pasien
Penelitian dilakukan untuk menggambarkan response time perawat di triage merah IGD RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif dan teknik samplingnya yaitu consecutive sampling. Sampel penelitian ini adalah pasien yang memenuhi kriterian inklusi yaitu sejumlah 96 pasien. Variabel dari penelitin ini yaitu response time. Pengumpulan data menggunakan instrumen lembar observasi yang berisi kolom nomor, inisial nama pasien, diagnosa, pasien tiba, pasien terlayani, rentang waktu, kategori response time. Alat ukur yang digunakan yaitu stopwatch. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yang disajikan dalam bentuk diagram dan tabel distribusi frekuensi. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa seluruh pasien ditangani dengan response time cepat (<5 menit) dengan rerata kecepatan dalam penanganan pasien 00.55 menit. Saran kepada perawat IGD yaitu terus mempertahankan response time <5 menit agar dapat meningkatkan mutu pelayanan, dan saran kepada RSUD Dr. Soegiri Lamongan agar dapat mengubah SOP response time IGD menjadi lebih singkat yaitu <3 menit.
***
Penulis : Liani Firda Listanti Candraning Absari
Editor : Fatikah Rachmadianty