Gaya Hidup Pasien Diabetes di RSUD Ibnu Sina Gresik Masih Penuh Risiko

Gaya Hidup Pasien Diabetes di RSUD Ibnu Sina Gresik Masih Penuh Risiko_Canva

VOKASI NEWS  – Penelitian terhadap 35 pasien diabetes melitus (DM) di Ruang Hemodialisa RSUD Ibnu Sina Gresik menunjukkan bahwa seluruh responden memiliki skor gaya hidup dalam kategori menengah. Ini berarti pasien tidak sepenuhnya menjalani gaya hidup buruk, tetapi juga belum menerapkan kebiasaan sehat yang optimal untuk mencegah komplikasi serius seperti nefropati diabetik. Temuan ini diperkuat oleh Murtiningsih et al. (2021), yang menyebutkan bahwa pasien DM sering tidak konsisten dalam pola makan, minum obat, dan aktivitas fisik. Yusuf et al. (2023) juga menekankan pentingnya kepatuhan terhadap diet rendah natrium dan pengobatan untuk mencegah kerusakan ginjal.

Sebanyak 74,29% responden kadang masih mengonsumsi makanan tinggi garam. Asupan natrium tinggi diketahui memperburuk tekanan darah dan mempercepat kerusakan ginjal (Prihatiningtias & Arifianto, 2017). Selain itu, 68,57% responden mengkonsumsi protein hewani berlebih, yang menurut Gupta et al. (2023), dapat mempercepat penurunan fungsi ginjal pada pasien DM. Konsumsi makanan tinggi gula (48,57%) dan lemak (88,57%) juga ditemukan dalam penelitian ini. Makanan manis memperburuk hiperglikemia, penyebab utama kerusakan ginjal (Sholihah et al., 2023). Lemak jenuh meningkatkan inflamasi dan memperparah kerusakan vaskular ginjal (Mihardja et al., 2018). Selain itu, 54,29% pasien tidak patuh dalam minum obat. 

BACA JUGA: [Napasku, Kesehatanku Bersama Mesentrical HIMANIS 2025, Mengabdi Mencegah ISPA di Manduro]

Ketidakpatuhan ini meningkatkan risiko komplikasi (Hakim et al., 2022). Dari sisi aktivitas fisik, hanya 22,86% responden yang masih aktif, padahal olahraga terbukti menurunkan kadar gula darah dan menjaga fungsi ginjal (Li et al., 2020). Faktor psikologis seperti kecemasan juga berperan. Sebanyak 51,43% responden mengaku kadang merasa cemas terhadap penyakitnya, yang dapat menurunkan motivasi menjaga gaya hidup sehat (Hudatul Umam et al., 2020). Faktor ekonomi juga menjadi kendala. Banyak pasien menganggap makanan sehat seperti sayur, susu rendah lemak, dan daging putih sebagai barang mewah yang sulit dijangkau. 

Faktor Penyebab dan Solusi Diabetes 

Budaya lokal Gresik yang menyukai makanan asin dan gurih, seperti ikan asin, lodeh, dan sambal terasi, turut menyumbang tingginya asupan garam dan lemak. Konsumsi sayur pun masih rendah dan belum menjadi prioritas utama. Sebagian pasien mengaku hanya makan sayur 1–2 kali seminggu. Merokok juga masih menjadi kebiasaan beberapa pasien, dengan alasan kebiasaan setelah makan atau saat buang air besar. Padahal, merokok memperburuk kontrol glukosa dan merusak glomerulus ginjal, meskipun hanya satu batang per hari.Untuk menekan risiko nefropati diabetik, pasien diabetes sebaiknya menerapkan pola hidup sehat secara konsisten. Pola ini meliputi:

  1. Mengurangi asupan garam dan lemak jenuh.
  2. Mengontrol konsumsi gula dan karbohidrat sederhana.
  3. Mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buah rendah glikemik.
  4. Mematuhi jadwal minum obat sesuai anjuran dokter.
  5. Berhenti merokok.
  6. Melakukan aktivitas fisik ringan secara rutin.
  7. Mengelola stres dan kecemasan.
  8. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Dengan perubahan gaya hidup yang lebih disiplin dan edukasi yang berkelanjutan, risiko komplikasi seperti nefropati diabetik pada pasien diabetes dapat ditekan secara signifikan. Gaya hidup sehat bukan hanya pilihan, tapi kebutuhan mendesak bagi pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes.

***

Penulis: Nalindra Ayu Estu Asmorosari

Editor: Oky Sapto Mugi Saputro