VOKASI NEWS – Gejala flu kucing perlu penanganan yang tepat dan pencegahan setelah sehat, hasil penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR.
Flu kucing, atau infeksi saluran pernapasan atas, adalah penyakit umum yang disebabkan oleh Feline Herpesvirus (FHV) atau Feline Calicivirus (FCV). Kucing rentan seperti anak kucing, kucing senior, atau yang berimunitas lemah lebih mudah terinfeksi. Virus ini menyebar melalui kontak langsung dengan sekresi mata, hidung, atau mulut kucing sakit, menyebabkan gejala seperti bersin, batuk, dan iritasi mata. Pada kasus berat, flu kucing dapat memicu sesak napas, pneumonia, hingga kematian jika tidak ditangani.
Infeksi FHV bersifat laten, menetap seumur hidup dengan gejala yang bervariasi antar kucing. Artikel ini menjelaskan tanda klinis flu kucing, cara diagnosis, penanganan, dan langkah pencegahan untuk menjaga kesehatan kucing Anda.
Tanda Klinis dan Diagnosis Flu Kucing
Gejala flu kucing muncul setelah infeksi virus, dengan tingkat keparahan berbeda-beda:
- Demam dengan suhu tubuh melebihi 39°C.
- Konjungtivitis, menyebabkan mata merah, berair, atau sulit terbuka.
- Rhinotracheitis, ditandai batuk dan keluarnya cairan dari hidung.
- Pneumonia, memicu kesulitan bernapas.
- Telinga kotor, mengganggu pendengaran.
- Lesu, sulit berjalan, dan kehilangan nafsu makan.
- Dehidrasi akibat kurang minum.
Diagnosis pasti memerlukan tes laboratorium pada usapan mulut, hidung, atau mata, karena tes darah kurang akurat. Namun, pada kucing dengan gejala saluran pernapasan atas, flu kucing sering dianggap sebagai penyebab utama tanpa pengujian ekstensif, mengingat prevalensi virus yang tinggi.
Penanganan dan Pencegahan Flu Kucing
Penanganan flu kucing fokus pada meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Langkah awal meliputi:
- Pembersihan Sekresi: Bersihkan mata, hidung, dan telinga untuk mencegah infeksi sekunder.
- Nebulisasi: Berikan kabut NaCl dan Bisolvon selama 30 menit untuk mengencerkan dahak dan membersihkan saluran napas.
- Infus: Cegah dehidrasi dengan cairan intravena.
- Obat: Injeksi antihistamin (0,5 ml intramuskular) untuk menurunkan demam dan aminofilin (10 mg/ml) sebagai bronkodilator untuk sesak napas.
Untuk pencegahan, vaksinasi FHV dan FCV adalah langkah utama, dengan suntikan penguat rutin untuk mengurangi kekambuhan. Jaga kebersihan kandang, mangkuk, dan mainan dengan air panas dan sabun. Cuci tangan dan ganti pakaian setelah kontak dengan kucing sakit, serta semprotkan disinfektan pada kaki kucing. Berikan pakan berkualitas tinggi kaya protein, vitamin, dan mineral untuk meningkatkan imunitas dan energi.
[BACA JUGA: Insan Kampus Berkontribusi untuk Negeri: Dialog Inspiratif Dekan Vokasi UNAIR di Radio Suara Muslim]
Flu kucing dapat dikelola dengan penanganan cepat dan pencegahan ketat. Dengan perawatan yang tepat, kucing Anda dapat pulih dan terhindar dari infeksi berulang. Segera konsultasikan ke dokter hewan jika gejala memburuk untuk memastikan kesehatan optimal.
***
Penulis: Safa Tasya Amelia Utomo
Pembimbing: Dr. M. Gandul Atik Yuliani, drh., M.Kes
Program studi: Paramedik Veteriner
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR