VOKASI NEWS – Program GreenBite di Desa Durenan menghadirkan kemandirian pangan lewat penanaman sayuran polybag, hemat biaya rumah tangga dan ramah lingkungan.
Di tengah suasana pedesaan yang asri, Tim BBK 5 Durenan melaksanakan program kerja di bidang Lingkungan, program bertajuk GreenBite hadir dengan misi mendorong kemandirian pangan dan meringankan beban ekonomi masyarakat Desa Durenan, Kabupaten Madiun. Sebanyak 500 polybag bibit sayur, terdiri dari cabai, tomat, dan terong, ditanam bersama warga setempat pada Sabtu (11/01/2025). GreenBite merupakan inisiatif untuk menggerakkan masyarakat desa agar lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Dengan menanam sendiri sayuran di pekarangan rumah, warga dapat menghemat pengeluaran.
Kolaborasi Mahasiswa KKN dan Masyarakat Desa Durenan
Desa Durenan menjadi saksi kolaborasi antara mahasiswa Universitas Airlangga dan warga setempat dalam menciptakan solusi sederhana namun berdampak besar. Program ini dimulai dengan pembagian polybag berisi bibit cabai, tomat, dan terong kepada warga yang ingin berpartisipasi. Selain itu, mahasiswa juga memberikan edukasi terkait teknik bercocok tanam, mulai dari cara menanam di polybag hingga pemupukan organik yang ramah lingkungan.
Ketua Tim BBK 5 Durenan, Afif Fitra Kusuma, menjelaskan bahwa GreenBite dirancang untuk memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
“Kami tidak hanya ingin menanam bibit, tetapi juga menanam kesadaran bagi masyarakat tentang pentingnya ketahanan pangan dan pemanfaatan sumber daya lokal. Dengan menanam sendiri kebutuhan sayuran, warga dapat menghemat pengeluaran rumah tangga sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan,” ujar Afif.
Salah satu perangkat Desa Durenan, Bapak Ashar Nawawwy, yang hadir dalam kegiatan ini, membantu dan mengapresiasi inisiatif mahasiswa Universitas Airlangga.
“Program GreenBite ini sangat membantu masyarakat kami. Tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang bagaimana memanfaatkan pekarangan rumah menjadi lebih produktif,” tuturnya.
Dampak Positif bagi Ekonomi dan Kehidupan Warga
GreenBite memberikan dampak langsung bagi masyarakat Desa Durenan. Dengan adanya polybag sayuran di pekarangan rumah, warga tidak perlu lagi membeli cabai, tomat, atau terong untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, hasil panen yang melimpah dapat dijual untuk menambah pendapatan keluarga.
“Ini sangat membantu. Biasanya kami harus pergi ke pasar untuk membeli sayur, tapi kalau ada yang ditanam sendiri di rumah, jadi lebih hemat,” kata Pak Agus, salah satu warga yang mendapatkan bibit dari program GreenBite.
Tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, program ini juga mengubah pandangan masyarakat terhadap pemanfaatan lahan kosong. Lahan yang dulunya dibiarkan kosong kini menjadi lebih produktif, memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan sekitar.
[BACA JUGA: Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Unilateral Resin Akrilik]
Harapan untuk Desa Durenan
Tim BBK 5 Durenan Universitas Airlangga berharap GreenBite tidak hanya menjadi program kerja sesaat, tetapi dapat menginspirasi masyarakat Desa Durenan untuk terus memanfaatkan sumber daya lokal dan melanjutkan program ini secara mandiri.
“Kami berharap GreenBite bisa menjadi langkah awal yang membawa perubahan besar. Kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat akan terus kami jaga, sehingga program ini bisa memberikan dampak berkelanjutan bagi Desa Durenan,” ujar Afif menutup kegiatan hari itu.
Sebagai bagian dari evaluasi program, Tim BBK 5 Durenan juga berkomitmen untuk terus memantau perkembangan tanaman yang telah dibagikan. Mereka akan memberikan pendampingan kepada warga yang mengalami kendala selama proses perawatan hingga masa panen tiba.
GreenBite adalah bukti nyata bahwa kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat dapat menciptakan solusi sederhana yang berdampak besar. Dengan semangat gotong royong, Desa Durenan kini memiliki harapan baru untuk menjadi desa yang lebih mandiri secara ekonomi dan ramah lingkungan. Semoga langkah kecil ini dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat Desa Durenan dan menginspirasi daerah lain untuk melakukan hal serupa.
***
Penulis: Elsa Oktavia Wati