VOKASI NEWS – Analisis ARIMA menunjukkan paparan radiasi tenaga medis radiologi intervensi tetap aman dan terkendali berkat prosedur proteksi yang efektif.
Paparan radiasi terhadap tenaga medis radiologi intervensi telah menjadi perhatian dalam dunia kesehatan. Prosedur medis berbasis sinar-X dinilai memiliki potensi risiko radiasi yang perlu dimonitor secara berkala. Oleh karena itu, evaluasi terhadap tingkat paparan radiasi sangat penting untuk memastikan keselamatan kerja tenaga medis. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam analisis tren paparan radiasi adalah metode statistik time series ARIMA.
Model ARIMA (AutoRegressive Integrated Moving Average) digunakan untuk menganalisis data dosis radiasi dalam kurun waktu tertentu. Hasil analisis menunjukkan bahwa dosis radiasi yang diterima tenaga medis masih berada pada ambang batas aman. Tidak ditemukan pola fluktuasi ekstrem yang mengindikasikan peningkatan risiko secara signifikan. Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem proteksi radiasi telah berjalan sesuai standar operasional prosedur.
Prosedur Radiologi Intervensi dan Risiko Radiasi
Radiologi intervensi merupakan teknik pencitraan medis untuk membantu prosedur diagnostik dan terapeutik. Prosedur ini menggunakan panduan radiasi untuk memvisualisasikan bagian dalam tubuh pasien secara real-time. Dalam praktiknya, tenaga medis berada dekat dengan sumber radiasi selama tindakan berlangsung. Hal ini berpotensi menimbulkan paparan berulang dalam jangka panjang.
Namun demikian, evaluasi dosis yang dilakukan secara berkala dapat membantu memantau efektivitas alat pelindung. Alat pelindung seperti apron timbal, pelindung tiroid, dan kaca pengaman telah terbukti membantu mengurangi paparan langsung. Selain itu, pelatihan keselamatan radiasi yang rutin diberikan turut memperkuat kesadaran dalam menerapkan prosedur yang aman dan efektif.
Pemanfaatan Model ARIMA dalam Pemantauan Dosis
Model ARIMA mampu mengidentifikasi pola-pola dalam data radiasi yang mungkin tidak terlihat secara kasat mata. Analisis ini menggunakan data triwulan dosis radiasi yang tercatat dalam sistem pemantauan. Hasilnya menunjukkan konsistensi dalam tingkat paparan, tanpa adanya lonjakan signifikan selama periode pemantauan. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengendalian paparan berjalan optimal.
Penggunaan model ARIMA juga mendukung pengambilan keputusan berbasis data. Evaluasi tren dapat menjadi dasar dalam menentukan langkah perbaikan atau penyesuaian operasional. Dalam studi ini, tidak ditemukan indikasi bahwa dosis radiasi melebihi ambang batas internasional. Hal ini menjadi indikator bahwa prosedur dan alat pelindung bekerja secara efektif.
[BACA JUGA: Inovasi Fiksasi Image Receptor Adaptif untuk Pasien Kursi Roda dan Brankar]
Implikasi Hasil dan Rekomendasi
Temuan ini memberikan keyakinan bahwa pengelolaan risiko radiasi dalam radiologi intervensi berada pada jalur yang tepat. Meskipun demikian, evaluasi dan pemantauan harus tetap dilakukan secara berkala. Penerapan sistem pemantauan otomatis dan audit internal dapat membantu mempertahankan konsistensi keselamatan kerja. Pelatihan rutin dan pembaruan pengetahuan juga diperlukan untuk mengikuti perkembangan teknologi medis.
Rekomendasi berikutnya mencakup peningkatan dokumentasi data dosis secara digital dan real-time. Dengan demikian, proses analisis data dapat berjalan lebih cepat dan akurat. Meskipun risiko tidak signifikan, pencegahan tetap menjadi prioritas utama dalam menjaga keselamatan tenaga medis. Komitmen terhadap keselamatan kerja merupakan tanggung jawab seluruh institusi pelayanan kesehatan.
***
Penulis: Intan Mordova
Editor: Habibah Khaliyah