VOKASI NEWS – Hipertensi Silent Disease ancam kesehatan masyarakat.
Tekanan darah tinggi terjadi dalam waktu lama. Gejala sering tak terdeteksi hingga komplikasi. Prevalensi hipertensi Indonesia capai 30,8% pada 2023. Gaya hidup sehat kunci cegah hipertensi. Artikel ini bahas cara pencegahan efektif.
Hipertensi, berasal dari bahasa Latin “hyper” (lebih) dan “tension” (tekanan), merujuk pada peningkatan tekanan darah yang berkepanjangan. Dikenal sebagai “silent disease,” hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, membuat banyak penderita tidak menyadari kondisinya selama bertahun-tahun hingga muncul komplikasi serius seperti stroke atau gagal jantung. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 30,8%, turun dari 34,1% pada 2018. Namun, angka ini tetap menunjukkan urgensi pencegahan. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala sering diabaikan, sehingga pemeriksaan rutin menjadi penting untuk deteksi dini.
Faktor Risiko dan Gaya Hidup Sehat
Hipertensi dipicu oleh berbagai faktor, termasuk gaya hidup tidak sehat. Obesitas meningkatkan risiko karena lemak menghambat aliran darah, memaksa jantung bekerja lebih keras. Merokok juga berbahaya, karena nikotin merangsang hormon epinefrin dan norepinefrin, yang meningkatkan tekanan darah. Konsumsi alkohol berlebihan memicu produksi hormon renin, menyempitkan pembuluh darah dan mengurangi ekskresi cairan. Stres yang tidak dikelola memperburuk kondisi, memicu lonjakan tekanan darah sementara yang dapat menjadi permanen.
Pola makan sehat menjadi kunci pencegahan. Makanan kaya potasium, serat, dan protein, seperti buah dan sayuran, membantu menjaga tekanan darah stabil. Orang disarankan menghindari kafein dari kopi, soda, dan minuman energi, yang dapat meningkatkan tekanan darah. Menjaga berat badan ideal juga penting untuk mengurangi beban pada sistem kardiovaskular.
Aktivitas Fisik dan Manajemen Stres
Olahraga rutin, terutama aerobik intensitas rendah seperti berjalan cepat atau bersepeda, efektif menurunkan tekanan darah. Aktivitas fisik meningkatkan efisiensi jantung dalam memompa darah, mengurangi tekanan pada arteri. Minimal 30 menit olahraga lima kali seminggu direkomendasikan untuk hasil optimal. Selain itu, manajemen stres melalui meditasi, yoga, atau hobi dapat menjaga keseimbangan emosional dan mencegah lonjakan tekanan darah.
[BACA JUGA: Penguatan Kompetensi Klinis Mahasiswa Keperawatan di Poli Obgyn RSUA]
Pencegahan hipertensi membutuhkan komitmen pada gaya hidup sehat. Dengan pemeriksaan rutin, pola makan seimbang, olahraga, dan pengelolaan stres, risiko hipertensi dapat diminimalkan. Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran bahwa hipertensi bukan hanya ancaman bagi mereka dengan faktor risiko tertentu, tetapi bisa menyerang siapa saja tanpa gejala nyata. Langkah sederhana ini menjadi investasi jangka panjang untuk kesehatan jantung dan kualitas hidup yang lebih baik.
***
Penulis : Bagas Pradigda Yuda Utama
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR