Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Bedside Handover Di Ruang Rawat Inap RSUD X

VOKASI NEWS – Bedside handover adalah momen penting di mana informasi kritis mengenai kondisi pasien disampaikan dari satu perawat kepada perawat lainnya secara langsung di depan pasien. Hal ini memungkinkan pasien dan keluarga untuk terlibat langsung dalam proses tersebut. Dengan begitu dapat meningkatkan rasa percaya dan kepuasan mereka terhadap layanan yang diberikan. Bedside handover juga memainkan peran penting dalam mengurangi kesalahan medis. Hal tersebut karena informasi yang disampaikan secara langsung cenderung lebih akurat dan lengkap dibandingkan dengan metode komunikasi lainnya.

Penelitian Terhadap Bedside Handover

Penelitian ini menemukan bahwa pelaksanaan bedside handover sering kali tidak optimal, terutama pada shift pagi dengan beban kerja perawat yang tinggi. Beban kerja yang tinggi dapat menyebabkan perawat merasa terbebani, kelelahan, dan kurang fokus, sehingga mengurangi efektivitas bedside handover. Hal ini menjadi perhatian serius bagi manajemen rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain deskriptif korelasional dan cross-sectional. Populasi penelitian terdiri dari 114 perawat di Ruang Rawat Inap RSUD X, dengan sampel sebanyak 89 perawat. Data dikumpulkan melalui observasi langsung terhadap pelaksanaan bedside handover dan beban kerja perawat. Analisis data menggunakan analisis kuantitatif univariat dan bivariat dengan uji korelasi spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan hubungan signifikan antara beban kerja perawat dan pelaksanaan bedside handover dengan korelasi positif lemah (p = 0,04; r = 0,219).

BACA JUGA: Penyelesaian SP2DK Dengan Pembetulan SPT Tahunan PPh Badan Hingga Potensi Sanksi Administrasi

Beban kerja yang tinggi pada perawat memiliki dampak yang luas terhadap kualitas pelayanan kesehatan. Ketika perawat merasa terbebani dan kelelahan, mereka cenderung kurang fokus dan kurang mampu memberikan perhatian penuh kepada pasien. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam pemberian obat, pengawasan kondisi pasien yang kurang optimal, dan komunikasi yang kurang efektif dengan pasien dan keluarganya. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perawat dengan beban kerja yang tinggi cenderung memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih rendah. Pada akhirnya, berdampak pada kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien. Oleh karena itu, penting bagi manajemen rumah sakit untuk memperhatikan distribusi tugas dan waktu kerja perawat. Hal tersebut bertujuan untuk memastikan perawat memiliki beban kerja yang wajar dan mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien.

Rekomendasi untuk Manajemen Rumah Sakit

  1. Pelatihan Berkelanjutan

Rumah sakit perlu memberikan pelatihan berkelanjutan tentang pentingnya bedside handover dan teknik pelaksanaannya. Pelatihan ini dapat membantu perawat memahami manfaat bedside handover dan cara melakukannya dengan efektif. Selain itu, pelatihan juga dapat meningkatkan kesadaran perawat akan pentingnya komunikasi yang efektif dan akurat mengenai kondisi pasien.

  1. Motivasi dan Penghargaan

Memberikan motivasi dan penghargaan kepada perawat yang mampu melaksanakan bedside handover dengan baik dapat meningkatkan semangat kerja dan kepuasan kerja perawat. Penghargaan ini bisa berupa pengakuan secara formal, insentif finansial, atau kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan pengembangan profesional lebih lanjut.

  1. Manajemen Beban Kerja

Manajemen rumah sakit perlu mengatur beban kerja perawat dengan lebih baik, termasuk penyesuaian jumlah perawat di setiap shift dan pengaturan waktu kerja yang lebih fleksibel untuk menghindari kelelahan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambah jumlah perawat, terutama pada shift pagi yang biasanya memiliki beban kerja lebih tinggi.

  1. Penggunaan Teknologi

Mengintegrasikan teknologi seperti sistem informasi keperawatan yang dapat membantu perawat dalam melakukan bedside handover dengan lebih efisien dan akurat. Sistem ini dapat menyimpan dan mengakses informasi pasien secara cepat dan mudah, sehingga mengurangi waktu yang diperlukan untuk transfer informasi secara manual.

  1. Pengawasan dan Evaluasi

Melakukan pengawasan dan evaluasi rutin terhadap pelaksanaan bedside handover untuk memastikan bahwa proses ini berjalan sesuai standar dan memberikan hasil yang diharapkan. Evaluasi ini dapat dilakukan melalui survei kepuasan pasien, audit internal, dan feedback dari perawat.

Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan bedside handover dan menawarkan solusi praktis untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Dengan mengelola beban kerja perawat dengan baik dan memastikan pelaksanaan bedside handover yang optimal, diharapkan dapat tercipta lingkungan kerja yang lebih baik bagi perawat dan meningkatkan keselamatan serta kepuasan pasien di RSUD X.

***

Penulis: Khalita Rizqia

Editor: Puspa Anggun Pertiwi