VOKASI NEWS – Mengetahui korelasi tingkat kecemasan yang dialami fresh graduate dengan support system atau dukungan sosial dari teman sebaya.
Peluang kerja dirasa sangat kompetitif bagi mahasiswa tingkat akhir. Oleh karena itu, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan begitu ketat dengan jumlah lapangan kerja semakin berkurang. Tantangan seorang sarjana tidak hanya menjadi bermanfaat bagi masyarakat, namun juga menghadapi kenyataan bahwa lapangan kerja yang tersedia semakin lama sedikit.
BACA JUGA: Peranan I-DRL terhadap Dosis yang Diterima Pasien pada Pemeriksaan Radiografi Lumbosacral
Hal tersebut kurang seimbang dengan ketersediaan sumber daya manusia yang semakin terus bertambah. Peluang kerja yang semakin kecil menimbulkan suatu perasaan cemas pada mahasiswa yang akan menyelesaikan pendidikan. Kecemasan ini merupakan dampak psikologis dari ketidakjelasan akan nasib karir mahasiswa nanti.
Mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berinteraksi dengan teman-temannya dalam mendiskusikan masalah akademik ataupun non-akademik. Terdapat peran teman sebaya dalam memberikan berbagai saran dan dukungan mengenai pekerjaan yang dapat dijajaki di masa depan. Hal tersebut berkaitan dengan keberadaan rentang usia yang sama dan memiliki perasaan menghadapi pengalaman serupa. Oleh karena itu, dukungan sosial yang terbentuk melalui ikatan persahabatan dengan teman sebaya berperan dalam penentuan karir.
Tuntutan Calon Fresh Graduate yang Melamar Kerja
- Kualifikasi kerja dengan memiliki pengalaman kerja
Saat ini kualifikasi kerja yang menuntut pelamar harus memiliki pengalaman kerja dapat menjadi penyebab munculnya kegelisahan. Sedangkan fresh graduate merupakan lulusan baru lulus yang belum pernah bekerja sebelumnya. Ketika lulus dari perguruan tinggi, fresh graduate akan memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan pencari kerja biasa untuk menemukan pekerjaan yang sesuai. Para fresh graduate juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami ketidakcocokan dalam bidang kerja yang dapat mengakibatkan masalah pengangguran.
- Tidak mampu beradaptasi dengan pilihan karir
Kecemasan dalam menghadapi dunia kerja juga dapat disebabkan karena ketidakmampuan individu beradaptasi dengan bidang karir yang mereka pilih. Mahasiswa fresh graduate yang menganggur bukan disebabkan oleh tinggi rendahnya IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang didapatkan selama perkuliahan melainkan rendahnya soft skill atau kemampuan di luar mata kuliah.
Selain itu, mahasiswa fresh graduate cenderung tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah lulus dari universitas. Kondisi tersebut menjadi penyebab timbulkan kecemasan pada lulusan baru. Mahasiswa yang mengalami kecemasan akan merasa tidak percaya diri, takut, gugup, bahkan ketika kecemasan dirasakan semakin mendalam dapat berdampak pada tekanan batin dan mental.
Hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan tingkat kecemasan
Dukungan sosial dari teman sebaya merupakan sumber dukungan sosial natural yang bersifat non formal. Dukungan tersebut diterima seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupan secara spontan dari orang-orang yang berada disekitarnya. Di masa remaja, teman sebaya memiliki pengaruh yang besar. Hal tersebut karena intensitas pertemuan yang cukup tinggi terutama pada mahasiswa perantau, dan pengambilan keputusan sebagian besar dipengaruhi oleh teman sebaya.
Individu lebih sering menceritakan permasalahannya dengan teman sebayanya. Dukungan sosial berperan penting bagi mahasiswa saat dihadapkan persiapan menghadapi kelulusan. Semakin tinggi dukungan sosial yang diterima individu semakin rendah kecemasan menghadapi diri dalam persiapan kesarjanaan.
Kecemasan para calon sarjana diprediksi berhubungan dengan faktor psikologis diri. Seperti perasaan tertekan, ketakutan akan kegagalan, khawatir dan gelisah tidak mendapatkan pekerjaan. Dukungan sosial yang diterima mahasiswa tingkat akhir dari teman sebaya dengan fakta bahwa mahasiswa lebih banyak berinteraksi dengan teman sebaya, terlebih bagi mahasiswa yang merantau dan jauh dari orang tua.
Efek menenangkan dari dukungan sosial lebih berpengaruh ketika diberikan oleh teman dibandingkan orang yang tak dikenal. Adanya dukungan sosial teman sebaya membuat individu merasa dihargai, diperhatikan, dan dicintai. Selain itu juga memiliki perasaan tenang karena ada teman yang dapat membantunya melewati masa sulit bersama-sama.
Mahasiswa tingkat akhir yang merasakan cemas dalam menghadapi dunia kerja sangat memerlukan dukungan sosial yang positif. Hal tersebut bertujuan untuk membantu mahasiswa berinteraksi sosial dan belajar untuk bertanggung jawab. Perasaan cemas dalam menghadapi dunia kerja dibantu kehadiran dukungan sosial teman sebaya dapat memberikan bantuan berupa persuasi sosial dalam mengembangkan kepercayaan diri individu terhadap keputusan karir yang dapat membantu mengurangi rasa cemas dalam menghadapi dunia kerja (Putri & Febriyanti, 2021).
***
Penulis: Siti Nursalsabila
Editor: Puspa Anggun Pertiwi