Hubungan Kepemimpinan Kepala Ruang dengan Implementasi Bedside Handover Pada Perawat di Ruang Rawat Inap

VOKASI NEWS – Menguak hubungan kepemimpinan kepala ruangan dengan implementasi Bedside Handover pada perawat di ruang inap.

Bedside handover adalah komponen penting dalam proses handover/timbang terima. Dimana proses timbang terima idealnya dilakukan di 2 tempat yakni di ruang perawat (nurse station) dan di samping bed pasien. Bedside handover merupakan prosedur pertukaran informasi mengenai kondisi pasien yang dilakukan perawat setiap pertukaran shift di samping bed pasien. Pada saat handover gangguan komunikasi dapat menyebabkan kejadian yang tidak terduga (SNARS, 2018). Bedside handover dapat meningkatkan penyampaian informasi yang relevan sehingga mengurangi kesalahan komunikasi antara pasien dan perawat, sehingga dapat meningkatkan keselamatan pasien (Oxelmark et al., 2020). Namun, bedside handover yang tidak dilaksanakan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dapat berisiko terjadinya perawatan yang tidak tepat dan dapat membahayakan keselamatan pasien.

Data Hasil Survey Awal

Hasil wawancara dengan 2 kepala ruang rawat inap didapatkan bedside handover belum dilaksanakan sesuai SOP. Terutama saat kepala ruang tidak berada di ruangan. Terdapat berbagai kendala dalam bedside handover antara lain kurang kedisiplinan perawat sehingga tidak semua perawat terlibat dalam handover dikarenakan datang terlambat. Serta tingginya beban kerja perawat dimana jumlah pasien yang banyak tidak sebanding dengan tenaga perawat yang ada di ruangan juga membuat bedside handover belum terlaksana secara optimal. Wawancara juga dilakukan kepada 6 perawat dari 2 ruang rawat inap yang mengatakan bahwa kehadiran kepala ruang saat bedside handover seringkali membuat perawat tersebut merasa diawasi dan takut mendapatkan teguran jika tidak sesuai dengan SOP. Perawat mengatakan jarang melakukan bedside handover bersamaan dengan perawat shift berikutnya karena dianggap kurang efisien.

Kepala Ruang Mempengaruhi Kualitas Bedside Handover

Kinerja perawat khususnya dalam pelaksanaan handover sesuai SOP dipengaruhi oleh pengawasan dari kepala ruangan (Hariyati Oktaviani et al., 2019). Kepala ruang berperan langsung dalam pelaksanaan handover, adanya peran yang baik dari kepala ruang sebagai seorang pimpinan selama proses handover diharapkan dapat memperlancar handover dalam layanan keperawatan (Istiningtyas & Wulandari, 2018). Kepemimpinannya berpengaruh terhadap kualitas bedside handover karena kepala ruang berperan mengarahkan, mengawasi dan memotivasi anggota perawatnya.

Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang

Setiap pemimpin mempunyai ciri khas masing-masing, hal ini dapat dilihat dari gaya kepemimpinan yang diterapkan. Menurut Lippits dan White, terdapat 3 gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan otoriter, demokratis, dan laissez faire (Nursalam, 2014). Otoriter adalah kepemimpinan yang pengawasan terhadap anggota dilakukan secara ketat. Demokratis adalah kepemimpinan yang dalam membuat keputusan selalu melibatkan anggotanya. Sedangkan laissez faire merupakan kepemimpinan yang hampir tidak ada pengawasan terhadap tingkah laku anggota (Hutahaean, 2021).

Desain Penelitian  Mahasiswa

Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian ini yaitu seluruh Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Soegiri Lamongan, Teknik sampel yang diguanakan yaitu proportionate stratified random sampling dengan jumlah sampel 89 perawat. Penelitian ini menggunakan instrument kuesioner kepemimpinan dan lembar observasi bedside handover.

Kesimpulan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini didapatkan sebagian besar perawat yang memiliki gaya kepemimpinan kepala ruang otoriter dengan implementasi bedside handover dalam kategori terlaksana. Sedangkan sebagian besar perawat dengan gaya kepemimpinan kepala ruang laissez faire dengan bedside handover dalam kategori tidak terlaksana. Terdapat hubungan antara kepemimpinan kepala ruang dengan implementasi bedside handover di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Dibuktikan dengan nilai p value = 0,000 yang menunjukkan nilai p  0,05.  Kekuatan korelasi kuat karena hasil nilai koefisien korelasi atau nilai r = 0,615. Arah korelasi positif dan searah artinya semakin otoriter kepemimpinan maka semakin banyak implementasi bedside handover yang terlaksana.

Menurut peneliti responden memiliki kinerja bedside handover lebih bagus jika mempunyai kepemimpinan yang cenderung lebih keras dan tegas (otoriter). Hal ini membuat perawat memiliki sedikit rasa takut dan tidak menyepelekan tugasnya sehingga termotivasi untuk melaksanakan tugas sesuai dengan SOP yang telah ada. Sedangkan jika kepemimpinan kepala ruang cenderung lebih santai (laissez faire) biasanya perawat terkesan menyepelekan tugas-tugas yang seharusnya dilakukan. Namun, tidak dilakukan karena menganggap segala kesalahan bisa ditoleransi.

Untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan kepala ruang dan bedside handover di rawat inap dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan mengenai kepemimpinan kepala ruang dan pelatihan mengenai bedside handover. Selain itu juga dibutuhkan sosialisasi SOP handover yang telah ditetapkan oleh rumah sakit pada perawat.

BACA JUGA : Hubungan Karakteristik Individu dan Iklim Kerja Dengan Status Hidrasi Pekerja

***

Penulis : Andi Megaretha

Pembimbing : Anestasia Pangestu Mei Tyas dan Lailatul Fadliyah

Editor : Maulidatus Solihah