Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Menggunakan Observasi IMT pada Siswa MI Darun Najah Gresik

VOKASI NEWS – Masalah gizi di Indonesia semakin mendesak, terutama di kalangan anak sekolah yang menjadi kelompok paling rentan terhadap dampak negatif dari status gizi yang buruk.

Masalah gizi merupakan masalah kesehatan utama di dunia termasuk negara Indonesia. Anak sekolah termasuk salah satu kelompok yang paling rentan terhadap masalah gizi. Kekurangan dan kelebihan gizi pada anak dapat berdampak negatif pada potensi pertumbuhan ekonomi negara. Anak yang tidak mendapat gizi yang cukup akan tertinggal dalam perkembangan fisik, mental, dan intelektual. 

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan pola makan dengan status gizi menggunakan observasi IMT pada anak sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Darun Najah Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan desain observasional korelasional dengan pendekatan cross sectional. Desain ini yaitu desain penelitian yang mana waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya dilakukan satu kali secara simultan pada suatu saat dan tidak dilakukan tindak lanjut. 

Dari studi tersebut akan memperoleh prevalensi atau efek suatu fenomena dengan melakukan analisis korelasi antara variabel independen. Rancangan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara pola makan dengan status gizi menggunakan observasi IMT pada anak sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Darun Najah tahun 2024. Penelitian ini dilakukan dan diamati dalam waktu yang sama. 

Prevalensi Status Gizi Anak Menurut Pola Makan

Berdasarkan analisis univariat mayoritas responden memiliki pola makan baik sejumlah 53 responden dengan persentase 63,1 %. Sedangkan, mayoritas responden memiliki status gizi normal dengan jumlah 39 responden (46,4%). Yang terakhir, analisis statistik antara pola makan dengan status gizi menggunakan uji spearman rho didapatkan nilai p value = 0,000 dan nilai koefisien korelasi 0,527. Artinya, kedua variabel memiliki hubungan yang signifikan antara pola makan dengan status gizi anak sekolah. 

Dari hasil analisis koefisien korelasi menunjukkan arah hubungan positif/searah. Artinya, ketika nilai salah satu variabel meningkat, nilai variabel lainnya juga cenderung meningkat. Pola makan tidak baik meningkat, diikuti dengan status gizi berlebih/obesitas meningkat. Pola makan baik meningkat diikuti dengan status gizi sangat kurus, kurus dan normal meningkat. Hal ini membuktikan bahwa kegemaran mengkonsumsi makanan cepat saji adalah perilaku yang kurang mendukung untuk penerapan pola makan yang baik. Biasanya ditandai dengan makanan yang mengandung banyak gula, tepung, serta zat pengawet atau pewarna. 

Meskipun begitu, hal ini masih sering terjadi pada anak anak di perkotaan. Oleh karena itu masih ada kecenderungan pergeseran pola makan tradisional ke pola makan barat. Bahkan terkadang kurang memperhatikan keseimbangan dalam nutrisinya. Hal tersebut akhirnya yang menyebabkan berpotensial adanya kelebihan masukan kalori.

Nutrisi Makanan yang Seimbang

Pola makan yang tidak tepat dapat menyebabkan dampak buruk meskipun makanan tersebut tergolong sehat. Tubuh minimal membutuhkan nutrisi yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Setiap makanan mengandung nutrisi tertentu dengan kadar yang berbeda dibandingkan dengan makanan lainnya. Sementara itu, tubuh membutuhkan serangkaian nutrisi dalam jumlah tertentu. 

Kadar nutrisi pada makanan harus seimbang atau sesuai dengan kebutuhan nutrisi tubuh. Nutrisi yang masuk ke dalam tubuh tidak boleh kurang atau berlebihan. Mengkonsumsi makanan junk food merupakan kegiatan yang sia–sia dan dapat merusak kesehatan. Gangguan kesehatan akibat mengkonsumsi makanan cepat saji seperti obesitas atau kegemukan, diabetes, hipertensi, jantung koroner, stroke, kanker dan lain sebagainya. Makanan ini popular dengan penyajiannya yang cepat, tersedia secara luas, mudah dapat dan memiliki cita rasa yang sangat enak. 

BACA JUGA: Gambaran Kadar Tes Toleransi Glukosa Oral 50 dan 100gr Pada Ibu Hamil

Saat ini banyak masyarakat di daerah perkotaan mengkonsumsi makanan cepat saji. Salah satunya disebabkan oleh kesibukan dan aktivitas sosial yang tinggi masyarakat kota. Oleh karena itu, mengkonsumsi makanan serba cepat dan instan adalah alternatif yang baik baginya untuk menghemat waktu. Hasil penelitian ini dapat digunakan acuan dalam mengembangkkan asuhan keperawatan anak tentang bagaimana cara mengatur pola makan pada anak, sehingga dapat mengurangi masalah-masalah gizi pada anak

***

Penulis: Rizki Aprilia Tri Utami 

Editor: Puspa Anggun Pertiwi