Identifikasi dan Pengendalian Risiko Penggunaan B3 Dalam Upaya Pencapaian Zero Accident di Industri Kimia

VOKASI NEWS – Penggunaan B3 yang tidak terkendali di industri kimia dapat menyebabkan kecelakaan kerja serius dan dampak lingkungan yang merugikan.

Kecelakaan kerja di industri kimia sering kali terjadi di Industri. Salah satunya yaitu akibat penggunaan B3 yang tidak terkendali. Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja di industri kimia. Hal ini disebabkan oleh pengelolaan limbah berbahaya buruk yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, cidera, dan risiko kesehatan yang merugikan. 

Dalam UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi bahan berbahaya dan beracun yaitu bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3. Bahan B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jenis bahan ini mencemarkan dan/atau merusak serta membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

Bahaya Penggunaan B3 Terhadap Aktivitas Pekerja

Aktivitas Proses Penanganan Bahan Baku yang Masuk

    Pada aktivitas Mengawal dan menangani bahan baku yang masuk dalam jumlah besar, memiliki beberapa potensi bahaya. Pertama, selang bongkar bocor atau pecah yang berisiko kulit gatal dan terbakar yang disebabkan oleh kontak dengan bahan kimia atau cairan yang mengandung bahan kimia. Bahan kimia ini dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan bahkan terbakar jika terkena kulit. Potensi bahaya yang kedua yaitu adanya tumpahan atau tetesan B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) yang berisiko menyebabkan pencemaran lingkungan. 

    Kejadian ini dapat terjadi karena human error (Kesalahan Manusia). Seperti tidak hati-hati dalam menangani bahan kimia atau tidak mematuhi prosedur keamanan yang ditetapkan. Kerusakan pada wadah atau peralatan yang menyimpan dan mengelola B3 juga dapat menyebabkan kebocoran atau tumpahan. Potensi bahaya dan risiko tersebut, juga dapat merugikan pihak perusahaan. Perusahaan dapat dikenai denda yang signifikan dan bahkan sanksi hukum jika terbukti melanggar regulasi terkait penanganan B3. Seperti tidak mematuhi prosedur keamanan atau tidak melaporkan tumpahan secara tepat waktu.

    Aktivitas Proses Penyimpanan Bahan Baku

      Pada aktivitas memasukkan bahan baku B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) bentuk cair dan padat ke dalam drum dalam jumlah yang besar, memiliki beberapa potensi bahaya. Potensi bahaya pertama yaitu tangki bocor dan bahan baku terkontaminasi berisiko kerusakan dan pencemaran lingkungan. Hal ini biasa terjadi dikarenakan usia tangki yang tua atau kerusakan mekanis pada dinding tangki dapat menyebabkan retak atau kebocoran. 

      Potensi bahaya kedua yaitu adanya tumpahan dan kebocoran bahan baku dalam bentuk padat dan cair yang berisiko kecelakaan ringan akibat terpeleset dan terjatuh. Pencemaran lingkungan dapat terjadi dikarenakan kerusakan pada infrastruktur penanganan bahan. Contohnya seperti tangki penyimpanan yang retak atau pipa yang bocor dapat menyebabkan tumpahan atau kebocoran.

      Aktivitas Proses Pengiriman Bahan Baku

        Aktivitas pekerjaan yang ada pada aspek pengiriman bahan baku, terdapat satu aktivitas pekerjaan, yaitu pengecekan ulang bahan baku dalam jumlah yang besar sebelum dilakukan proses pengiriman bahan baku. Pada aktivitas tersebut, memiliki beberapa potensi bahaya. Potensi bahaya pertama yaitu konsleting pompa transfer bahan baku ke dalam drum yang berisiko kebakaran. Hal ini dapat terjadi karena instalasi listrik yang tidak memadai atau kurangnya perawatan. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya korsleting pada pompa atau sistem perpindahan bahan baku.

        BACA JUGA: Pembuatan Desain Brosur Sebagai Alat Campaign Promosi Event Ramadhan Hotel Ibis Styles Jakarta Sunter

        Pengendalian Risiko Penggunaan Bahan Beracun dan Berbahaya

        1. Meningkatkan program pelatihan yang mencakup identifikasi potensi bahaya, prosedur kerja yang aman, penanganan darurat, dan tindakan pencegahan yang harus diambil untuk mengurangi risiko kecelakaan mengenai penanganan bahan baku kepada semua pekerja yang terlibat
        2. Mengadakan evaluasi seperti audit lingkungan, audit terkait penanganan B3 risiko tinggi untuk memastikan efektivitas dan penyesuaian terhadap perkembangan baru.
        3. Pengadaan APD (Alat Pelindung Diri) yang lebih lengkap untuk membantu melindungi penggunanya dari risiko paparan bahan berbahaya, dan meningkatkan produktivitas pekerja secara keseluruhan di tempat kerja.

        ***

        Penulis: Ni’maturriza

        Editor: Puspa Anggun Pertiwi