Inovasi Alat Fiksasi Thorax untuk Pemeriksaan Efusi Pleura

Inovasi Alat Fiksasi Thorax untuk Pemeriksaan Efusi Pleura_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Inovasi alat fiksasi thorax membantu pemeriksaan efusi pleura pada pasien non-kooperatif dengan posisi lebih stabil, aman, dan meningkatkan kualitas hasil radiografi.

Efusi pleura merupakan kondisi penumpukan cairan di ruang pleura yang dapat mengganggu fungsi pernapasan. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat prevalensi efusi pleura di Indonesia mencapai 2,7 persen atau sekitar 1,39 juta kasus. Kondisi ini umumnya ditandai dengan sesak napas, nyeri dada, dan batuk, sehingga memerlukan pemeriksaan radiologi yang akurat untuk menegakkan diagnosis.

Pemeriksaan radiografi thorax menjadi prosedur penting dalam mendeteksi efusi pleura. Namun, kualitas citra radiografi sangat bergantung pada posisi pasien. Dalam praktik klinis, tidak sedikit pasien yang harus diperiksa di atas brankar karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan berdiri atau duduk tegak. Situasi ini kerap menyulitkan radiografer dan berdampak pada hasil citra yang kurang optimal.

Tantangan Posisi Pasien dalam Pemeriksaan Thorax

Pasien dengan efusi pleura umumnya mengalami sesak napas ketika berada dalam posisi berbaring. Oleh karena itu, pemeriksaan thorax dengan posisi tegak atau semi-erect sangat diperlukan untuk memperlihatkan batas cairan secara jelas. Namun, keterbatasan kondisi fisik pasien sering kali membuat posisi tersebut sulit dipertahankan.

Ketidaksesuaian posisi dapat menyebabkan distorsi citra dan superposisi struktur anatomi pada hasil radiografi. Kondisi ini tidak hanya menyulitkan interpretasi hasil pemeriksaan, tetapi juga berpotensi meningkatkan paparan radiasi akibat pengulangan pengambilan gambar.

Rancang Bangun Alat untuk Menjaga Posisi Ideal

Berangkat dari permasalahan tersebut, dilakukan penelitian rancang bangun alat fiksasi untuk pemeriksaan thorax proyeksi anteroposterior (AP) dan lateral pada klinis efusi pleura. Alat ini dirancang agar pasien tetap dapat diperiksa dalam posisi tegak meskipun berada di atas brankar, sehingga membantu radiografer mempertahankan posisi yang sesuai standar pemeriksaan.

Penelitian menggunakan metode Research and Development dengan tahapan perancangan desain, pembuatan alat, serta uji kompatibilitas. Pengujian dilakukan pada 16 volunteer dewasa sehat di Laboratorium Radiologi Universitas Airlangga dengan penilaian yang difokuskan pada aspek posisi, kenyamanan, dan keamanan.

Desain Alat dan Hasil Uji Kompatibilitas

Alat fiksasi dirancang menggunakan dua tiang penopang berbahan besi hollow yang kokoh. Cassette holder dapat diatur ketinggiannya untuk menyesuaikan postur tubuh pasien dan ukuran kaset 35 × 43 cm. Alat ini juga dilengkapi penopang tangan khusus untuk proyeksi lateral agar lengan pasien tidak menutupi area paru. Empat roda dipasang pada bagian bawah untuk memudahkan mobilisasi alat.

Hasil uji kompatibilitas menunjukkan bahwa alat mampu mempertahankan posisi pasien dengan sangat baik. Pada proyeksi AP dan lateral, punggung serta sisi tubuh pasien dapat menempel optimal pada kaset. Posisi kepala dan tangan tidak menimbulkan superposisi pada area paru. Penilaian kompatibilitas aspek posisi mencapai 100 persen.

Pada aspek kenyamanan dan keamanan, sebagian besar volunteer menilai alat cukup nyaman dan mampu menopang tubuh dengan stabil. Nilai kompatibilitas pada aspek ini mencapai 80 persen. Meski demikian, ditemukan catatan pada sistem penguncian roda yang belum sepenuhnya optimal saat pasien bersandar, sehingga menjadi perhatian untuk pengembangan selanjutnya.

Mendukung Efisiensi dan Keselamatan Pemeriksaan Radiologi

Secara keseluruhan, alat fiksasi thorax ini dinilai mampu memenuhi kebutuhan pemeriksaan thorax pada klinis efusi pleura. Penggunaan alat membantu radiografer mempertahankan posisi pasien tanpa memerlukan bantuan keluarga, sehingga berpotensi mengurangi risiko paparan radiasi tambahan. Proses pemeriksaan juga menjadi lebih efisien, aman, dan nyaman bagi pasien.

Pengembangan lanjutan disarankan pada sistem penguncian roda serta penyesuaian tinggi alat agar kompatibel dengan berbagai jenis brankar di rumah sakit. Dengan penyempurnaan tersebut, alat fiksasi ini berpotensi diterapkan secara luas di unit radiologi, khususnya untuk pasien non-kooperatif dengan gangguan pernapasan.

[BACA JUGA: Keselamatan Pemeriksaan MRI Melalui Pemahaman Risiko Benda Feromagnetik]

***

Penulis: Nur Ilmi Khaeriya Rima

slot gacor