Inovasi Digital dalam Dunia Radiologi: PACS dan Tingkat Penerimaan Tenaga Medis

Inovasi Digital dalam Dunia Radiologi: PACS dan Tingkat Penerimaan Tenaga Medis_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Implementasi PACS di RS Premier Surabaya meningkatkan efisiensi layanan dan mendapat respons positif dari tenaga medis.

Di era digital, inovasi teknologi telah mengubah wajah dunia kesehatan. Salah satu perubahan terbesar terjadi di bidang radiologi dengan hadirnya Picture Archiving and Communication System (PACS). Sistem komputerisasi ini bukan hanya mempermudah pengelolaan gambar medis, tapi juga membawa transformasi pada cara kerja tenaga kesehatan di rumah sakit.

Penelitian skripsi Arlika Dea Putri Prameswari dari Universitas Airlangga membuktikan bahwa implementasi PACS di RS Premier Surabaya mendapat sambutan sangat positif, bahkan menjadi contoh sukses penerimaan teknologi kesehatan modern oleh tenaga medis.

Apa Itu PACS dan Bagaimana Cara Kerjanya?

PACS adalah sistem digital yang memungkinkan proses pengambilan, penyimpanan, hingga distribusi citra medis dilakukan secara elektronik tanpa harus bergantung lagi pada film fisik. Dengan PACS, gambar hasil pemeriksaan seperti rontgen, CT scan, atau MRI langsung tersimpan dalam sistem berbasis DICOM (Digital Imaging and Communications in Medicine). Seluruh tenaga kesehatan, mulai dari radiografer, dokter radiologi, hingga dokter klinisi bisa mengakses citra tersebut secara real-time dari mana saja di dalam rumah sakit. Inilah yang membuat kerja sama lintas profesi bisa berjalan lebih efisien dan cepat “Alur Kerja PACS di Rumah Sakit”

Mengukur Penerimaan: Technology Acceptance Model (TAM)

Penelitian ini menggunakan metode Technology Acceptance Model (TAM), yang mengukur seberapa mudah dan bermanfaat teknologi baru menurut penggunanya. TAM menilai lima aspek utama:

  1. Perceived Ease of Use (PEOU): persepsi tentang kemudahan penggunaan.
  2. Perceived Usefulness (PU): persepsi tentang manfaat teknologi.
  3. Attitude Toward Using (ATU): sikap atau perilaku terhadap penggunaan.
  4. Behavioral Intention to Use (BI): niat untuk terus menggunakan teknologi.
  5. Actual System Use (ASU): penggunaan nyata dalam pekerjaan sehari-hari
Hasil Nyata: Tenaga Medis “Jatuh Hati” pada PACS

Penelitian Arlika Dea melibatkan 30 tenaga medis lintas profesi di RS Premier Surabaya dan menunjukkan bahwa tingkat penerimaan PACS sangat tinggi, bahkan pada sebagian indikator mencapai 99-100% jawaban positif. Berikut poin-poin utama hasilnya:

  1. Kemudahan penggunaan (PEOU) diakui oleh hampir semua tenaga medis. Fitur PACS dianggap mudah dipelajari dan digunakan, baik untuk mengakses maupun mengirim citra.
  2. Manfaat nyata (PU) sangat dirasakan. Efisiensi pekerjaan meningkat, proses diagnosis jadi lebih cepat, dan data medis lebih mudah diakses kapan saja.
  3. Sikap dan minat terus menggunakan teknologi sangat kuat. Semua responden menunjukkan antusiasme mempelajari fitur baru, mengikuti pelatihan, dan tidak ada yang menolak penggunaan PACS.
  4. Penggunaan aktual sangat konsisten. Sebanyak 93% menggunakan PACS karena arahan rumah sakit (protokol wajib), sisanya menggunakan atas inisiatif sendiri, dan tidak ada responden yang menolak.

[BACA JUGA: Bukan Ultraman Tapi Harus Bisa 3 Hal Ini: Begini Pengalaman Magang Mahasiswa Radiologi Unair!]

Tantangan dan Solusi

Meskipun hasilnya sangat positif, ada beberapa tantangan utama yang harus diatasi:

  1. Ketergantungan pada jaringan internet yang stabil.
  2. Distribusi pelatihan yang kurang merata, terutama untuk dokter klinisi di luar radiologi.
  3. Perlunya pembaruan fitur sesuai kebutuhan praktis tenaga medis.

Solusi yang disarankan adalah pelatihan rutin untuk semua profesi, pembaruan sistem berkala, dan integrasi PACS dengan sistem informasi lain di rumah sakit seperti Track Care agar hasil pemeriksaan dan diagnosis bisa terakses otomatis oleh dokter terkait.

Dampak Masa Depan

Tingginya tingkat penerimaan PACS menandakan kesiapan transformasi digital di rumah sakit Indonesia. Implementasi sistem ini menggambarkan mutu layanan yang makin prima: administrasi lebih efisien, diagnosis cepat, kolaborasi antarprofesi makin erat, dan hasil kerja tenaga kesehatan makin optimal. 

Kisah sukses PACS di RS Premier Surabaya diharapkan menjadi inspirasi bagi layanan kesehatan lain agar berani mengejar digitalisasi demi masa depan kesehatan yang lebih baik, modern, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

***

Penulis: Arlika Dea Putri Prameswari 

Editor: Habibah Khaliyah