VOKASI NEWS – Demam Berdarah (DBD) merupakan penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus melalui perantara nyamuk Aedes sp. yakni Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Dua puluh tahun terakhir DBD menjadi momok yang menghantui di setiap negara tropik dan subtropik, seperti Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan 96 juta kasus terinfeksi virus dengue ditemukan setiap tahun di 129 negara tropis dan subtropis. Penyakit ini beresiko dapat menyerang di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di tempat dengan ketinggian lebih dari 100 meter di atas permukaan laut.
Virus dengue dapat menyebabkan viremia yakni saat virus berkembang biak di dalam retikuloendotel dan kemudian membentuk ikatan antibodi dengan virus. Ikatan ini mengaktivasi sistem komplemen dan sistem koagulasi yang berdampak meningkatkan permeabilitas pembuluh darah sehingga terjadi kebocoran plasma. Adanya kebocoran plasma dapat menyebabkan peningkatan nilai hematokrit >20% dan diikuti dengan peningkatan hemoglobin. Hal ini yang menjadi indikator penderita seseorang menderita DBD. Peningkatan ini terjadi pada fase hemokonsentrasi khususnya yang mengalami syok.
HEMATOKRIT DAN HEMOGLOBIN PADA PRA PEMERIKSAAN DBD
Menurut WHO, parameter laboratorium dalam menegakkan diagnosis DBD adalah peningkatan nilai hematokrit serta trombositopenia. Namun pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak semua penderita mengalami hemokonsentrasi atau peningkatan nilai hematokrit pada pra pemeriksaan DBD. Sebagian besar pasien menunjukkan persentase hematokrit yang normal saat pertama kali dilakukan pemeriksaan. Peningkatan hematokrit ≥20% dari hematokrit normal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam yakni saat terjadinya kebocoran plasma. Peningkatan ataupun penurunan kadar hematokrit tidak dipengaruhi oleh usia maupun jenis kelamin.
Peningkatan nilai hemoglobin umumnya sejalan dengan peningkatan nilai hematokrit. Hal ini dikarenakan hemoglobin dan hematokrit saling terkait. Komponen utama eritrosit yaitu hemoglobin, terdiri dari globin dan heme yang berfungsi untuk memberikan warna merah pada eritrosit. Hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan persen (%) dari volume darah itu. Pada kasus DBD, pada fase tanpa syok atau fase awal demam kadar hemoglobin biasanya normal atau sedikit menurun, kemudian kadarnya akan naik mengikuti peningkatan hemokonsentrasi. Peningkatan ataupun penurunan kadar hemoglobin tidak dipengaruhi oleh usia maupun jenis kelamin.
FAKTOR FAKTOR PENYEBAB
Beberapa faktor yang menyebabkan kadar hematokrit dan hemoglobin abnormal pada pasien pra pemeriksaan DBD adalah ditemukannya hemokonsentrasi atau kebocoran plasma biasanya terjadi pada hari ke-3 demam yang menyebabkan peningkatan kadar. Yang kedua, peningkatan ringan umumnya disebabkan oleh demam tinggi anoreksia dan muntah. Kadar hematokrit dan hemoglobin mengalami penurunan disebabkan penurunan kadar seluler darah atau peningkatan kadar plasma darah, seperti pada anemia. Kadar hematokrit yang rata-rata dalam kondisi normal, terdapat leukopenia dan trombositopenia.
Penulis : Nadiyah Zahrotul Widad Azhar
Dosen Pembimbing : Amalia Ajrina
Editor: Tim branding Fakultas Vokasi UNAIR