Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39
Kadar SGOT Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Kadar SGOT dan Troponin I pada Pasien Penyakit Jantung Koroner RSUD Haji Jatim Tahun 2023


Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

VOKASI NEWS – Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit tidak menular paling mematikan di dunia. Menurut WHO, pada tahun 2019, penyakit kardiovaskular menyebabkan 17,9 juta kematian, atau 32% dari total kematian global (WHO, 2021). Di Indonesia, PJK juga menjadi penyebab utama kematian, dengan estimasi 1,25 juta kematian dari populasi sekitar 250 juta jiwa. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan bahwa prevalensi penyakit jantung di Indonesia melebihi 1 juta jiwa. Provinsi yang tercatat memiliki banyak kasus adalah Jawa Barat (186.809), disusul Jawa Timur (151.878).

Mengenal Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Penyakit jantung koroner (PJK) termasuk penyakit kardiovaskular yang dimana disebabkan infark miokard sebanyak 52%. Penyakit ini terjadi karena penyempitan pada pembuluh darah arteri koroner yang disebabkan plak yang menempel dan merusak pembuluh darah jantung. Plak ini terdiri dari lemak dan kolestrol yang semakin lama menumpuk dan mengeras sehingga penyempitan itu dapat terjadi. Hal ini dapat menyebabkan aliran darah dan pasokan oksigen semakin sedikit yang masuk ke dalam jantung. Akibatnya dapat memicu terjadinya infark miokard, sehingga jantung tidak dapat berkerja dengan baik. Faktor risiko PJK meliputi hipertensi, merokok, diabetes, kolesterol tinggi, obesitas, stres, dan kurang olahraga. Sementara faktor yang tidak bisa diubah meliputi jenis kelamin, usia, dan riwayat keluarga. Gejala klinis PJK termasuk nyeri dada yang bisa menjalar ke leher, tangan, punggung, serta tekanan dada. Selain itu tubuh akan mengeluarkan keringat dingin, merasa mual, pusing, lemas, bahkan pingsan.

Pemeriksaan Kadar SGOT dan Troponin I

Pemeriksaan laboratorium yang mendukung diagnosis PJK meliputi darah lengkap, profil lipid, glukosa sewaktu dan gula darah postprandial, enzim jantung Creatine Kinase-MB (CK-MB), high-sensitivity troponin (hs troponin) atau Troponin, dan SGOT (Kemenkes RI, 2017). SGOT, atau dikenal sebagai AST (Aspartat Aminotransferase), adalah enzim yang ditemukan di otot jantung, hati, pankreas, ginjal, dan otot rangka. Peningkatan kadar SGOT biasanya terjadi 6-12 jam setelah infark dan mencapai puncaknya pada 18-24 jam. Kadar SGOT akan mengalami penurunan dalam 4-6 hari jika tidak ada komplikasi tambahan. Troponin I memiliki sensitivitas dan spesifisitas tinggi untuk mendeteksi kerusakan jantung. Peningkatan troponin I biasanya terjadi 2-3 jam setelah serangan jantung dan dapat bertahan 4-5 hari, tergantung pada besarnya infark. Dalam penelitian ini, nilai rujukan untuk pemeriksaan SGOT dan Troponin I mengikuti standar RSUD Haji Provinsi Jawa Timur, yaitu <40 U/L untuk SGOT dan <0,05 ng/mL untuk Troponin I.

Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan pada Januari-Juni 2024, mencakup konsultasi judul, penyusunan proposal, penelitian, analisis data, dan penyusunan laporan. Data diambil pada April-Mei 2024 di Laboratorium Patologi Klinik RSUD Haji Provinsi Jawa Timur, menggunakan data sekunder hasil pemeriksaan SGOT dan Troponin I pasien PJK tahun 2023. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kadar SGOT dan Troponin I pada pasien PJK. Rancangan penelitian menggunakan metode deskriptif analitik dengan 100 data sekunder pasien PJK yang melakukan pemeriksaan SGOT dan Troponin I di RSUD Haji Jawa Timur pada tahun 2023.

Hasil penelitian menunjukkan kenaikan kadar SGOT pada 22 pasien laki-laki dan 17 perempuan, sementara kenaikan kadar Troponin I ditemukan pada 41 laki-laki dan 13 perempuan. Berdasarkan jenis kelamin pasien PJK di RSUD Haji Provinsi Jawa Timur tahun 2023 didapatkan presentase paling banyak yakni pada pasien dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 62% dengan total jumlah 62 pasien, sedangkan pada pasien perempuan sebesar 38% dengan total jumlah 38 pasien.  Mayoritas penderita PJK berusia 61-70 tahun (29%). Rerata tertinggi kadar SGOT (46,64 U/L) dan Troponin I (4,47 ng/mL) dialami pasien usia 51-60 tahun.

BACA JUGA: https://vokasi.unair.ac.id/apakah-kebisingan-di-tempat-kerja-memicu-hipertensi-pada-pekerja/

Mayoritas penderita PJK memiliki kadar SGOT dalam rentang normal (<40 U/L), dengan prevalensi lebih tinggi pada laki-laki. Rerata tertinggi ditemukan pada pasien usia 51-60 tahun (28 pasien) dengan nilai 46,64 U/L. Mayoritas penderita PJK memiliki kadar Troponin I dalam rentang tinggi (>0,05 ng/mL), dengan prevalensi lebih tinggi pada laki-laki. Rerata tertinggi ditemukan pada pasien usia 51-60 tahun (28 pasien) dengan nilai 4,47 ng/mL.***

Penulis: Sulistyawati

Editor: Galuh Candrawati