VOKASI NEWS – Pesona budaya di tengah modernitas yang tercemin dalam Kampung Pecinan Surabaya.
Kampung Pecinan Surabaya merupakan kawasan yang terkenal akan budaya Tionghoanya. Kawasan ini terletak di jantung Kota Surabaya, tepatnya di Jalan Kapasan Dalam, Kelurahan Kapasan, Kecamatan Simokerto. Sejarah panjang kawasan ini bermula sejak era kolonial Belanda ketika komunitas Tionghoa mulai menetap di Surabaya. Jejak budaya Tionghoa terlihat dari berbagai bangunan bersejarah yang masih terawat hingga saat ini. Kawasan ini menawarkan daya tarik wisata unik yang menggabungkan elemen sejarah, budaya, dan tradisi.
Klenteng Boen Bio menjadi salah satu ikon utama Kampung Pecinan Surabaya. Klenteng ini dibangun pada abad ke-20 dan menjadi pusat peribadatan bagi komunitas Tionghoa. Ornamen khas Tionghoa seperti patung naga dan lentera merah menghiasi area klenteng. Selain klenteng, terdapat rumah-rumah tua bergaya arsitektur kolonial yang memperkaya nuansa kawasan ini. Wisatawan dapat merasakan suasana historis yang kental saat berjalan menyusuri kawasan ini.
Kuliner Autentik yang Menggugah Selera
Kampung Pecinan Surabaya terkenal sebagai surga kuliner dengan cita rasa khas Tionghoa. Salah satu kios yang menjadi favorit bagi pengunjung Kampung Pecinan yaitu Kedai Kungfu. Kedai ini memiliki desain yang unik, dengan nuansa Chinese yang kental, ditandai dengan dominasi warna merah yang cerah dan ornament khas Tionghoa. Menu yang ditawarkan kedai ini sangat menarik, terutama bagi pengunjung yang vegetarian yaitu Choipan, Yam Kwetiau, Jammian Kungfu, Kaifon, dan sebagainya.
Selain kedai kungfu, di Kampung Pecinan juga terdapat stand-stand makanan yang dikelola oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari warga pecinan itu sendiri. Stand makanan ini biasanya dibuka saat event tertentu atau di hari minggu pagi. Keberadaan tempat kuliner ini menambah daya tarik Kampung Pecinan sebagai destinasi wisata budaya.
Festival Budaya yang Memukau
Perayaan Cap Go Meh menjadi salah satu acara terbesar yang diadakan di Kampung Pecinan. Acara ini menampilkan berbagai atraksi seperti barongsai, musik tradisional, dan tari-tarian khas Tionghoa. Festival ini selalu berhasil menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara. Suasana meriah dan warna-warni khas budaya Tionghoa menjadi daya tarik utama festival ini. Selain Cap Go Meh, berbagai perayaan budaya lainnya juga rutin diadakan sepanjang tahun.
Kegiatan budaya di Kampung Pecinan tidak hanya bersifat hiburan, tetapi juga edukatif. Terdapat kelas-kelas budaya yang diadakan oleh Kampung Pecinan seperti kelas Kung Fu dan kelas tari barongsai. Kelas budaya ini bertujuan untuk melestarikan budaya lokal sekaligus menarik minat generasi muda. Keberagaman kegiatan ini membuat Kampung Pecinan menjadi pusat budaya yang dinamis dan edukatif.
Peluang dan Tantangan
Meski memiliki pesona luar biasa, Kampung Pecinan Surabaya menghadapi tantangan dalam menjaga keaslian kawasan di tengah arus modernisasi. Diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, komunitas lokal, dan Pokdarwis untuk menjadikan Kampung Pecinan sebagai destinasi wisata unggulan berbasis budaya yang berkelanjutan. Selain itu, penting melakukan revitalisasi kawasan heritage dan promosi digital untuk meningkatkan peminat dan menjaga identitas budaya kampung. Dengan strategi yang terarah, Kampung Pecinan memiliki potensi besar untuk menjadi ikon wisata budaya.
BACA JUGA: KNV 2024, Kolaborasi 3 Bidang Soroti Potensi Kecerdasan Buatan Era Digital
Kampung Pecinan Surabaya merupakan bukti nyata atas harmoni antara tradisi dan modernitas. Kawasan ini menawarkan pengalaman wisata yang kaya dengan nilai sejarah dan budaya. Setiap sudut kawasan ini menyimpan kisah yang mampu menginspirasi dan memberikan wawasan baru bagi pengunjung. Keberadaan Kampung Pecinan tidak hanya memperkaya pariwisata lokal, tetapi juga menjadi simbol keberagaman budaya yang harus terus dijaga.
***
Penulis : Patricia Aviany Zahra Elvira
Dosen Pembimbing : Upik Dyah Eka Noviyanti
Program Studi : Destinasi Pariwisata
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR