VOKASI NEWS – Kasus fixed-fixed bridge mental-ceramic posterior dengan resorpsi pada pontik gigi 44 dan resesi gingiva pada gigi 45, sebuah hasil uji coba Mahasiswa Vokasi UNAIR.
Kehilangan gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang umum terjadi di masyarakat seperti resorpsi tulang alveolar dan resesi gingiva. Resorpsi tulang alveolar merupakan proses morfologi yang kompleks berhubungan dengan adanya eropsi pada permukaan tulang. Resesi gingiva merupakan terbukanya permukaan akar gigi akibat migrasi gingival margin dan junctional epithelium ke arah apical. Prevalensi dari resesi gingiva merupakan kondisi umum dengan total 69,4%. Pada kasus resorpsi tulang alveolar dan resesi gingiva dapat dibuatkan restorasi pengganti gingiva. Hal itu karena merupakan restorasi estetik yang dapat digunakan untuk menggantikan jaringan yang hilang akibat prosedur bedah gingiva, trauma, resorpsi tulang, atau pencabutan gigi yang traumatis. Dari sudut pandang prosthodontik, restorasi pada area ini dapat dilakukan dengan restorasi cekat menggunakan bahan metal ceramic.
Keuntungan Restorasi Cekat
Restorasi cekat memiliki keuntungan serta stabilitas yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan restorasi lepasan pada saat pengunyahan. Salah satu contoh dari restorasi cekat adalah restorasi jembatan dengan bahan metal-ceramic yang cocok untuk kasus yang memerlukan kekuatan tinggi. Pada kasus resesi dan resorpsi, pemilihan bahan metal-ceramic menjadi salah satu alternatif pembuatan restorasi, karena menggabungkan antara kekuatan dan estetika.
Desain Restorasi Metal-Ceramic Pada Kasus Resesi Gingiva dan Resorpsi Tulang Alveolar

Desain yang diperlukan meliputi pontik modified ridge lap dan pink ceramic pada gigi 44 dan gigi 45, serta kedua retainer diberi kolar. Pink ceramic pada pontik gigi 44 dan retainer pada gigi 45 diberikan sebagai penunjang estetika karena merupakan restorasi yang dapat menggantikan jaringan yang hilang akibat adanya prosedur gingiva, dan trauma. Kolar proksimal gigi 43 dan 45 berada di lingual dengan ketinggian strut mesial gigi 44 yang berada dibawah titik kontak untuk estetika, serta strut distal gigi 45 setinggi titik kontak untuk penunjang kekuatan. Pontik jenis modified ridge lap digunakan karena mudah dalam pembersihan dan sebagai alternatif dari pontik hygienic atau sanitary yang tidak diindikasikan karena jarak serviko oklusal yang pendek.
Ketahanan terhadap fraktur dari restorasi jembatan dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti dimensi dan bentuk konektor, memiliki ketahanan pengunyahan yang cukup besar, ketahanan gigi tiruan didukung oleh ketrampilan dan kemauan pasien untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mulut. Penggunaan restorasi akan membuat tekanan kunyah lebih menyebar merata keseluruh bagian jaringan pendukung.
Keberhasilan pembuatan restorasi metal-ceramic
Salah satu keberhasilan pembuatan restorasi metal-ceramic adalah perlekatan antara logam dengan ceramic. Perlekatan meliputi mekanik, kimia, kompresi, dan van der waals. Perlekatan mekanik dapat dilakukan pada saat grinding dan sandblasting coping metal. Pembentukan oksida memiliki peran penting dalam perlekatan kimia metal-ceramic dengan oksidasi atau degassing. Untuk mendapatkan kekuatan kompresi, coefficient of thermal expansion (CTE) logam harus sedikit lebih tinggi daripada bahan keramik sebesar 13.7 x 10-6K-1 dan 13 x 10-6K-1.
BACA JUGA: KNV 2024, Kolaborasi 3 Bidang Soroti Potensi Kecerdasan Buatan Era Digital
Staining merupakan tahap pewarnaan restorasi untuk membuat efek karakteristik dan pewarnaan luar dari restorasi agar mirip seperti warna gigi asli. Glazing merupakan menghaluskan dan mengkilapkan restorasi agar permukaan terlihat lebih halus. Restorasi yang tidak dilakukan glazing akan menghasilkan permukaan yang kasar, meningkatkan keausan, mengurangi estetika, dan terdapat porositas. Namun, glazing yang berlebih dapat menyebabkan restorasi tidak tampak alami.
***
Penulis : Erza Satriya Fitriana
Pembimbing : Sri Wahjuni, Eny Inayati
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR