Kecemasan Berat Mengiringi Pasien Acute Coronary Syndrom (ACS)

Kecemasan Berat Mengiringi Pasien Acute Coronary Syndrom (ACS)_MDPI

VOKASI NEWS – Kecemasan berat pada pasien Acute Coronary Syndrome (ACS) dapat memperburuk kondisi klinis. Pendekatan holistik oleh tenaga kesehatan berperan penting dalam pemulihan pasien.

Serangan jantung atau Acute Coronary Syndrome (ACS) merupakan kondisi medis darurat yang memerlukan penanganan cepat dan tepat. Namun, di balik gangguan pada sistem kardiovaskular, terdapat tekanan psikologis yang tidak kalah serius. Banyak pasien mengalami kecemasan berat selama fase akut. Terutama ketika berhadapan dengan rasa takut akan kematian, prosedur medis yang mendesak, serta ketidakpastian terhadap masa depan kesehatannya.

Kecemasan berat pada pasien ACS berpotensi mengganggu stabilitas kondisi klinis. Aktivasi sistem saraf simpatik akibat kecemasan dapat memicu lonjakan tekanan darah dan memperberat kerja jantung. Dalam jangka pendek, kondisi ini dapat memperlambat pemulihan, bahkan meningkatkan risiko komplikasi selama perawatan (Sartika & Pujiastuti, 2020).

Gejala Psikologis dan Fisik yang Muncul

Penilaian terhadap tingkat kecemasan pasien ACS dilakukan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Instrumen ini menilai kecemasan berdasarkan 14 indikator yang mencakup aspek psikologis seperti perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, dan perasaan depresi. Selain itu, HARS juga mengukur manifestasi fisik berupa gejala somatik, sensorik, kardiovaskular, pernapasan, gastrointestinal, urogenital, gejala otonom, serta perilaku pasien selama wawancara (HAMILTON, 1959).

Berdasarkan hasil analisis, gejala kecemasan kategori berat hingga sangat berat paling banyak dirasakan dalam bentuk perasaan depresi dan keluhan somatik berupa nyeri tubuh yang tidak dapat dijelaskan secara medis. Gangguan sensorik seperti kesemutan dan perasaan tidak nyaman juga menunjukkan prevalensi tinggi. Kondisi ini disertai dengan gejala kardiovaskular berupa jantung berdebar dan nyeri dada, serta aktivasi sistem saraf otonom yang memicu keringat berlebih dan mulut kering. Temuan ini mengonfirmasi bahwa beban kecemasan pada pasien jantung akut memiliki karakteristik yang kompleks dan menyeluruh.

Urgensi Pendekatan Holistik oleh Tenaga Kesehatan

Peran tenaga kesehatan, terutama perawat, menjadi sangat penting dalam menangani kecemasan pasien. Melalui pendekatan keperawatan yang holistik, pasien dapat memperoleh dukungan psikologis yang sesuai, baik melalui komunikasi terapeutik, edukasi yang empatik, maupun teknik relaksasi sederhana. Upaya ini terbukti efektif dalam menurunkan kecemasan dan meningkatkan kualitas perawatan.

Pelayanan kesehatan berbasis empati dan psikososial tidak hanya membantu proses penyembuhan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan pasien terhadap tenaga medis. Dengan demikian, integrasi antara pendekatan medis dan psikologis perlu ditingkatkan dalam praktik keperawatan di ruang gawat darurat dan ruang perawatan jantung.

[BACA JUGA: Emotional Attachment pada Sistem Pembayaran: Cash vs Cashless]

***

Penulis: Salwa Tsabitah Widianto 

Pembimbing: Fanni Okviasanti dan Ilkafah