Kenali Faktor Risiko Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Melalui Postur Kerja

VOKASI NEWS – Musculoskeletal Disorders (MSDs) merupakan salah satu penyakit kerja yang diderita pekerja dan mempunyai peranan paling besar dalam menurunkan produktivitas perusahaan.

Apa itu Musculoskeletal Disorders (MSDs)?

Musculoskeletal Disorders (MSDs) adalah gangguan pada otot rangka atau skeletal yang dirasakan oleh seseorang. Gangguan tersebut bisa dimulai dari keluhan sangat ringan hingga sangat sakit dan berpengaruh terhadap pergerakan tubuh. Apakah faktor pemicu MSDs? Salah satu faktor pemicu keluhan MSDs yaitu postur kerja yang tidak ergonomis dengan beban berlebih. Perlu kalian tau postur kerja adalah pengaturan sikap tubuh pada saat bekerja. Sikap kerja yang berbeda akan menghasilkan kekuatan yang berbeda pula. Jadi, pada saat bekerja sebisa mungkin postur tubuh kita harus alamiah ya.

Metode Penilaian Ergonomi

Untuk mengetahui keluhan MSDs pada pekerja dapat dilakukan metode Nordic Body Map (NBM). Nordic Body Map (NBM) ialah metode penilaian untuk mengukur nyeri otot pekerja yang menggambarkan keluhan pekerja terhadap 28 bagian tubuh. Tak hanya itu, dalam ilmu ergonomi juga terdapat berbagai metode yang digunakan untuk mengukur tingkat risiko ergonomi. Salah satunya yaitu metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Metode REBA ini dapat digunakan untuk menilai faktor risiko ergonomi pada seluruh tubuh.

Pengaruh Postur Kerja pada Keluhan Musculoskeletal Disorders

Dari hasil wawancara dan penilaian ergonomi diketahui bahwa postur kerja karyawan mempengaruhi tingkat risiko keluhan MSDs. Postur kerja yang janggal seperti membungkuk dengan jangka waktu yang lama dapat menyebabkan pekerja mengalami nyeri pada beberapa bagian tubuh. Tak hanya itu, faktor individu pekerja juga dapat mempengaruhi tingkat risiko keluhan MSDs seperti kebiasaan olahraga, usia, dan masa kerja. 

BACA JUGA: Gambaran Kadar Kreatinin dan Kolesterol Total pada Penderita DM di RSUD Haji Jawa Timur 2023

Jadi, semakin buruk kebiasaan olahraga maka semakin berisiko pula mengalami MSDs. Selain itu, semakin lama masa kerja seseorang maka juga semakin berisiko mengalami keluhan MSDs. Usia juga merupakan salah satu faktor pemicu keluhan MSDs, pekerja dengan usia > 40 tahun mengalami penurunan kekuatan otot sehingga rentan mengalami MSDs.

Upaya Meminimalkan Risiko Keluhan MSDs

Dalam meminimalkan risiko keluhan MSDs terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain.

  • Sosialisasi atau Penyuluhan terkait Ergonomi

Melakukan sosialisasi terkait cara kerja aman, risiko pekerjaan yang berhubungan dengan ergonomi, dan cara mengangkat barang (manual handling) pada saat safety briefing atau melalui media cetak seperti poster dan brosur. 

  • Perbaikan Postur Kerja

Hal ini merupakan salah satu upaya pengendalian yang penting untuk dilakukan, dimana apabila postur kerja baik maka dapat mengurangi risiko terjadinya MSDs. Misalnya pekerja dapat memperbaiki postur punggung atau batang tubuh menjadi tegak lurus dengan tata cara manual handling yang benar dan tidak membungkuk.

  • Perusahaan melakukan assessment ulang dan IBPR terkait proses yang masih menggunakan manual handling.

Tujaun dilakukannya assessment ulang ialah untuk mengetahui dan mengkaji apakah pada aktivitas pekerjaan yang menggunakan manual handling berada pada ambang batas aman atau memerlukan perhatian khusus (tindakan perbaikan segera).

  • Melakukan peregangan atau stretching

William flexion exercise merupakan peregangan yang terbukti efektif dalam mengurangi risiko keluhan nyeri punggung bawah. Terdapat 7 gerakan pada peregangan ini meliputi pelvic tilting, single knee to chest, double knee to chest, partial sit up, hamstring stretches, bending from a chair, dan wall squat.

***

Penulis: Saka Wandhana Putri

Editor: Puspa Anggun Pertiwi