Kenali Penyakit FLUTD (Feline Lower Urinary Tract Disease) pada Anabul Kesayangan

VOKASI NEWS – Cara mengenali gejala dan penanganan penyakit FLUTD (Feline Lower Urinary Tract Disease) pada Anabul Kesayangan.

Berdasarkan kegiatan magang mandiri bagi mahasiswa D-III Paramedik Veteriner, penulis melakukan magang di Ichiyo Pet Care pada bulan Januari 2024 yang sering menemukan kasus FLUTD pada kucing. Pada kesempatan kali ini, penulis diberikan kesempatan dalam penanganan kasus FLUTD sekaligus ingin menyampaikan informasi terkait FLUTD bagi pecinta anabul.

FLUTD atau Feline Lower Urinary Tract Disease merupakan suatu kejadian penyakit yang sering terjadi pada kucing. Para pecinta anabul khususnya kucing perlu memperhatikan kondisi tubuh dan tanda-tanda klinis pada hewan peliharaan. Hal itu dimaksudkan agar pemilik lebih responsif terhadap kondisi kucing yang mengalami gangguan pada kesehatannya.

Apa itu FLUTD?

Feline Lower Urinary Tract Disease merupakan penyakit pada saluran kemih bagian bawah atau terjadinya disfungsi kandung kemih yang menyebakan kesulitan bahkan tidak dapat buang air kecil. FLUTD sering terjadi pada kucing jantan dibandingkan dengan kucing betina, dikarenakan kucing jantan memiliki anatomi uretra atau saluran kemih yang lebih panjang dan sempit.

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya FLUTD paada kucing diantaranya :

  • Infeksi bakteri
  • Adanya batu pada kandung kemih (urolithiasis)
  • Bawaan genetik
  • Gaya hidup atau pemeliharaan (faktor gizi yang diberikan)
  • Obesitas
  • Stres

Gejala FLUTD

Gejala yang sering muncul pada kucing yang mengalami FLUTD adalah,

  • Terjadi perubahan perilaku, dimana kucing mudah marah dan kesal atau sensitif ketika di pegang.
  • Menjilati area genital, hal tersebut dapat dilakukan secara terus menerus jika kucing merasa tidak nyaman akibat urin yang tertahan.
  • Nafsu makan menurun sehingga kucing cenderung lesu.
  • Stranguria, atau kondisi kesakitan saat buang air kecil. 
  • Hematuria, atau keluarnya darah bercampur saat urin keluar.

Penanganan FLUTD

Ketika anabul mengalami gejala seperti yang tertulis di atas, pemilik harus segera membawa ke klinik hewan atau rumah sakit hewan agar segera mendapatkan penanganan. Urin yang tertahan dalam tubuh selama lebih dari 24 jam dapat menyebabkan uremia serta menimbulkan penyakit komplikasi hingga kematian.

Terapi pengobatan yang dilakukan ialah pemasangan kateter yang bertujuan untuk membantu pengeluaran urin dan kristal yang terakumulasi di dalam vesica urinaria atau kandung kemih. Kemudian diberikan terapi lainnya berupa pemberian antibiotik untuk mengurangi infeksi. Apabila terdapat batu kristal yang tidak dapat dikeluarkan perlu dilakukan operasi pembedahan untuk menghilangkan sumbatan serta memulihkan aliran urin kucing.

BACA JUGA : Pengaruh Auriculopressure Titik Shenmen, Hati, Usus Besar, dan Konstipasi Terhadap Penurunan Skala Stres Penderita Konstipasi

***

Penulis : Intan Kusuma Wardani

Editor : Maulidatus Solihah