Kepatuhan Pasien Tuberkulosis dalam Pengobatan di Poli Klinik RSUD Ibnu Sina Gresik

VOKASI NEWS – Kepatuhan pasien Tuberkulosis (TB) dalam pengobatan yang ada di poli klinik RSUD Ibnu Sina Gresik, sebuah penelitian Mahasiswa Vokasi.

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meskipun pengobatan TB sudah tersedia dan efektif, kepatuhan pasien terhadap pengobatan sering kali rendah. Salah satu penyebabnya adalah kebosanan dalam menjalani pengobatan jangka panjang. Upaya pemerintah dalam meningkatkan tingkat kesembuhan TB, seperti penyediaan obat, pengawas menelan obat (PMO), dan edukasi kesehatan sudah cukup baik, namun tantangan tetap ada. Di negara maju sekalipun, tingkat kepatuhan masih tergolong rendah (Pratiwi, 2021).

BACA JUGA: KNV 2024, Kolaborasi 3 Bidang Soroti Potensi Kecerdasan Buatan Era Digital

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan pengobatan terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal (keinginan sembuh, kesadaran kesehatan, usia, jenis kelamin) dan faktor eksternal (pendidikan, peran keluarga, pekerjaan) (Pratiwi, 2021). Ketidakpatuhan ini berisiko menyebabkan resistensi obat atau multi-drug resistant (MDR) yang dapat memperparah kondisi pasien (Pameswari et al., 2016). Oleh karena itu, metode pengawasan pengobatan seperti Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) yang direkomendasikan WHO menjadi penting. Dalam metode ini, pengawasan langsung dari PMO diperlukan untuk memastikan pasien meminum obat anti tuberkulosis (OAT) dengan benar (Pratiwi, 2021).

Metode Penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis perilaku pasien tuberkulosis di Poli Klinik RSUD Ibnu Sina Gresik. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, melibatkan 122 pasien TB sebagai responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner MMAS dan diolah menggunakan aplikasi SPSS, dengan analisis deskriptif.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 122 responden, 64,8% memiliki tingkat kepatuhan tinggi, 23,0% kepatuhan sedang, dan 12,3% kepatuhan rendah. Temuan ini menunjukkan mayoritas pasien di Poli Klinik RSUD Ibnu Sina Gresik memiliki kepatuhan yang baik dalam menjalani pengobatan. Hal ini menjadi indikator bahwa metode pengawasan yang diterapkan di fasilitas kesehatan tersebut berjalan dengan baik, meskipun masih diperlukan upaya peningkatan untuk kelompok dengan kepatuhan rendah.

***

Penulis: Muhammad Edwin Fajri

Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR