VOKASI NEWS – Kepemimpinan transformasional, lingkungan kerja kondusif, dan keterlibatan karyawan terbukti meningkatkan kepuasan kerja serta kinerja hotel bintang lima.
Industri perhotelan di Surabaya berkembang pesat dengan tingkat persaingan yang semakin ketat. Kualitas layanan menjadi faktor penentu utama dalam menjaga loyalitas tamu hotel. Oleh karena itu, kinerja karyawan tidak hanya diukur dari kemampuan menyelesaikan tugas utama, tetapi juga dari kesediaan melakukan perilaku ekstra-rol atau Organizational Citizenship Behavior (OCB). Perilaku ini meliputi tindakan sukarela, seperti membantu rekan kerja, menjaga lingkungan kerja, serta berkontribusi bagi reputasi organisasi meski tidak tercantum dalam deskripsi pekerjaan formal.
Fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa tantangan di industri perhotelan tidak sebatas pada beban kerja yang tinggi, tetapi juga terkait dengan rendahnya kepuasan kerja dan tingginya turnover. Kondisi ini memerlukan perhatian serius dari manajemen hotel untuk memahami faktor-faktor yang dapat membentuk perilaku positif karyawan. Penelitian terbaru pada karyawan hotel bintang lima di Surabaya mengungkapkan bahwa kepemimpinan transformasional, lingkungan kerja, dan keterlibatan karyawan memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan OCB, terutama melalui peran kepuasan kerja sebagai variabel mediasi.
Kepemimpinan Transformasional Tingkatkan Motivasi
Kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang mampu memberikan inspirasi, motivasi, serta dukungan emosional kepada karyawan. Pemimpin tidak hanya memberi instruksi, tetapi juga mengarahkan, membimbing, dan menjadi teladan dalam menjalankan visi organisasi. Gaya kepemimpinan ini mendorong karyawan bekerja melampaui target, karena merasa dihargai dan diberikan ruang untuk berkembang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan perilaku ekstra-rol. Karyawan yang merasa dipimpin dengan cara inspiratif lebih termotivasi untuk terlibat aktif, menjaga suasana kerja positif, serta berinisiatif mendukung rekan kerja. Hal ini membuktikan bahwa kualitas kepemimpinan menjadi faktor penting dalam membangun iklim kerja yang sehat dan produktif.
Lingkungan Kerja Kondusif Jaga Kinerja
Lingkungan kerja yang kondusif mencakup aspek fisik maupun nonfisik. Pencahayaan, suhu ruangan, kebersihan, hingga fasilitas kerja memengaruhi kenyamanan karyawan dalam menjalankan tugas. Di sisi lain, hubungan sosial yang harmonis, komunikasi yang efektif, budaya perusahaan, serta gaya kepemimpinan yang suportif termasuk bagian dari lingkungan kerja nonfisik yang berperan penting.
Penelitian membuktikan bahwa lingkungan kerja yang nyaman mendorong kepuasan kerja lebih tinggi. Karyawan merasa dihargai ketika bekerja di tempat yang aman, bersih, serta didukung fasilitas memadai. Situasi tersebut tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga mendorong munculnya perilaku OCB, seperti loyalitas, tanggung jawab, dan kesediaan membantu rekan kerja tanpa mengharapkan imbalan.
Keterlibatan Karyawan Jadi Penghubung
Employee Engagement atau keterlibatan karyawan menggambarkan sejauh mana tenaga kerja merasa terikat secara emosional maupun profesional terhadap pekerjaannya. Karyawan yang terlibat penuh menunjukkan semangat tinggi, dedikasi, serta fokus dalam menyelesaikan setiap tanggung jawab. Keterlibatan yang tinggi juga membuat karyawan lebih loyal dan bersedia melakukan upaya tambahan untuk mendukung keberhasilan organisasi.
Penelitian di Surabaya menemukan bahwa employee engagement memiliki pengaruh signifikan terhadap OCB. Karyawan yang merasa dilibatkan dalam proses kerja, diberi kesempatan berpendapat, serta mendapat pengakuan atas kontribusinya, cenderung menunjukkan sikap proaktif dan membantu sesama rekan kerja. Faktor ini semakin kuat ketika dikombinasikan dengan kepuasan kerja yang tinggi.
[BACA JUGA: Analisis Strategi Digital Marketing Instagram Ads dengan Pendekatan POAC pada Lunar Event]
Kepuasan Kerja Sebagai Kunci Mediasi
Kepuasan kerja muncul sebagai faktor penting yang memperkuat pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja, dan keterlibatan terhadap OCB. Karyawan yang puas lebih cenderung bersikap loyal, menjaga kualitas layanan, serta memberikan kontribusi tambahan di luar kewajiban formal.
Ketiga variabel independen kepemimpinan transformasional, lingkungan kerja, dan keterlibatan karyawan terbukti meningkatkan OCB baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kepuasan kerja. Temuan ini mempertegas pentingnya strategi manajemen sumber daya manusia yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan karyawan.
Implikasi Praktis bagi Manajemen Hotel
Hasil penelitian ini memberikan kontribusi praktis bagi industri perhotelan. Manajemen hotel disarankan memperkuat gaya kepemimpinan transformasional melalui pelatihan manajerial yang berorientasi pada pemberdayaan dan inspirasi. Selain itu, penciptaan lingkungan kerja yang sehat, baik dari segi fisik maupun nonfisik, harus menjadi prioritas dalam menjaga kenyamanan karyawan.
Membangun keterlibatan karyawan melalui komunikasi terbuka, sistem penghargaan yang adil, serta peluang pengembangan karier akan mendorong meningkatnya kepuasan kerja. Ketika kepuasan kerja tercapai, karyawan lebih termotivasi untuk berkontribusi melampaui tanggung jawab formal, sehingga kinerja organisasi meningkat.
Pendekatan komprehensif dan berkelanjutan yang menggabungkan kepemimpinan inspiratif, lingkungan kerja kondusif, dan keterlibatan karyawan akan menciptakan fondasi kuat bagi peningkatan OCB. Hal ini berdampak langsung pada kualitas pelayanan, loyalitas pelanggan, dan daya saing hotel di tengah ketatnya persaingan industri perhotelan.
***
Penulis: Aulia Wahyu Fitria