Ketahui Hubungan Faktor Individu dan Pekerjaan Dengan Tindakan Tidak Aman Pada Pekerja

VOKASI NEWS – Tindakan tidak aman adalah bentuk perilaku seseorang yang berpotensi menimbulkan risiko atau bahaya bagi keselamatan dan kesehatan individu atau orang lain di lingkungan kerja. 

Apa itu Tindakan Tidak Aman?

Tindakan ini merupakan perilaku seseorang yang menyimpang dari prosedur atau tata cara kerja yang wajar atau benar menurut persetujuan bersama sehingga tindakan tersebut dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja atau insiden. Apa saja faktor penyebab terjadinya tindakan tidak aman oleh pekerja pada saat di tempat kerja? Adapun perilaku ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor individu dan faktor pekerjaan. 

Perlu diketahui bahwa faktor individu menjadi salah satu penyebab tindakan tidak aman oleh pekerja. Misalnya sikap yang dilakukan ketika bekerja menyimpang dari peraturan yang ada maka akan menimbulkan kecelakaan kerja. begitu pula halnya dengan faktor pekerjaan sebagai contoh adanya kegiatan pelatihan yang diberikan oleh manajemen perusahaan kepada pekerja maka akan dapat meningkatkan tingkat pengetahuan pekerja terhadap kemampuan dan keterampilan bekerja oleh individu. Jadi, pekerja dan pihak manajemen perusahaan harus ada komunikasi yang baik dalam menerapkan keselamatan kerja sehingga tidak terjadi kecelakaan kerja. 

Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional, menggunakan total populasi 30 pekerja sebagai sampel. Variabel independen yang diteliti meliputi usia, masa kerja, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, sikap, dan pelatihan. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku tidak aman. Uji statistika dilakukan dengan tabulasi silang dan koefisien kontingensi untuk menganalisis hubungan antara variabel.

Hubungan Faktor Individu dan Faktor Pekerjaan dengan Tindakan Tidak Aman Pekerja

Hasil penelitian diketahui bahwa faktor individu pekerja sebagian besar pada rentang usia 36-45 tahun, memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun, dan berpendidikan SMA. Tingkat pengetahuan pekerja sebagian besar berada pada kategori rendah, dengan sikap yang tidak baik. Meski begitu, sebagian besar pekerja telah mengikuti kegiatan pelatihan yang diadakan oleh pihak manajemen perusahaan. Kuat hubungan antara usia, masa kerja, tingkat pendidikan, dan sikap dengan tindakan tidak aman adalah lemah. 

BACA JUGA: Dampak Persediaan Slow dan Fast Moving Terhadap Pendapatan Perusahaan

Sedangkan kuat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tindakan tidak aman adalah sangat lemah. Sementara pelatihan memiliki kuat hubungan sedang dengan perilaku tidak aman. Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun faktor usia, masa kerja, tingkat pendidikan, dan sikap mempengaruhi perilaku ini, pengaruhnya relatif lemah dibandingkan dengan pelatihan. Pelatihan terbukti memiliki dampak yang lebih signifikan terhadap perilaku tidak aman di lingkungan kerja. Hal ini membuktikan bahwa pentingnya kegiatan pelatihan yang diberikan kepada pekerja oleh pihak manajemen perusahaan dalam mengurangi perilaku berbahaya ini. 

Upaya Meminimalkan Tindakan 

Dalam meminimalkan risiko terjadinya tindakan tidak aman pada pekerja terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain yaitu manajemen perusahaan melakukan kegiatan sosialisasi, promosi, dan refreshment peraturan keselamatan, budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), serta penerapan sistem penghargaan dan sanksi untuk mengurangi perilaku buruk ini. Adapun upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan keselamatan kerja secara keseluruhan pada lingkungan kerja. 

***

Penulis: Sabila Rizqi Yassaroh

Editor: Puspa Anggun Pertiwi