Kolaborasi Internasional Vokasi UNAIR – UPM Peringati Hari Udara Bersih Sedunia

Kolaborasi Internasional Vokasi UNAIR - UPM Peringati Hari Udara Bersih Sedunia_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Prodi Sarjana Terapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) FV UNAIR berkolaborasi dengan Universiti Putra Malaysia (UPM) menyelenggarakan International Academic Lecture. Kolaborasi ini dalam rangka memperingati International Day of Clean Air for Blue Skies. Kegiatan yang mengangkat tema “Air Pollution and Potential Health Risk: Emerging Evidence, Interventions and Policy Insight.” Kegiatan ini berlangsung dinamis dan dihadiri 168 peserta dari tiga negara melalui platform Zoom Meeting.

Pembahasan Polusi Udara Tingkat Global

Acara menghadirkan pakar polusi udara ternama, Prof. Juliana Jalaludin dari Faculty of Medicine & Health Science UPM, sebagai pembicara utama. Dalam paparan, Prof. Juliana menyajikan bukti-bukti terkini (emerging evidence) mengenai dampak polusi udara terhadap kesehatan global, termasuk keterkaitan dengan penyakit pernapasan, kardiovaskular, dan gangguan perkembangan anak.

“Polusi udara tidak hanya menjadi masalah lingkungan, tetapi telah berubah menjadi krisis kesehatan global yang membutuhkan pendekatan multidisiplin,” tegasnya.

Prof Juliana juga memaparkan berbagai strategi intervensi efektif, mulai dari teknologi pemantauan kualitas udara berbasis real-time hingga pendekatan kebijakan berbasis bukti.

“Di Malaysia, implementasi Air Quality Health Index (AQHI) terbukti membantu masyarakat mengambil keputusan protektif saat kualitas udara memburuk,” ujarnya.

Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari Indonesia, Malaysia, dan Bangladesh yang terdiri dari akademisi, praktisi K3, dan mahasiswa. Dalam sambutannya, Tofan Agung Eka P., S.Kep., M.KKK., Ph.D., Koordinator Program Studi Sarjana Terapan K3 Fakultas Vokasi UNAIR, menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam pengembangan ilmu K3. “Kerja sama dengan UPM menjadi bukti komitmen kami untuk menghadirkan perspektif global dalam menjawab tantangan K3, khususnya isu polusi udara,” ujarnya.

Acara dibuka dengan registrasi dan pemeriksaan teknis ketat untuk memastikan kelancaran proses. Setelah pembukaan resmi yang diisi menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne Airlangga, acara inti berupa pemaparan materi oleh Prof. Juliana berlangsung komprehensif selama 60 menit.

Sesi diskusi yang dipandu moderator Mochammad Sholehhudin, S.KM., M.KL., berlangsung interaktif dengan antusiasme tinggi dari peserta. Pertanyaan-pertanyaan kritis diajukan mengenai efektivitas kebijakan pembatasan emisi, peran industri dalam menurunkan polusi udara, serta integrasi isu polusi udara dalam kurikulum K3.

Polusi udara telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan pekerja dan masyarakat global. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa 99% populasi dunia menghirup udara yang melebihi batas aman. “Melalui diskusi seperti ini, kami ingin mendorong lahirnya kebijakan berbasis bukti dan inovasi dalam pengendalian polusi udara di lingkungan kerja,” jelas Tofan.

Implikasi Polusi Udara di Tingkat Global

Temuan dan rekomendasi dari acara ini diharapkan dapat diimplementasikan dalam kebijakan K3 di tingkat perusahaan maupun pemerintah. Beberapa rekomendasi kunci yang mengemuka antara lain:

1. Penguatan sistem pemantauan kualitas udara di area industri

2. Integrasi assessment paparan polusi udara dalam sistem manajemen K3

3. Pengembangan protokol kesehatan kerja untuk industri dengan risiko polusi tinggi

Kegiatan ditutup dengan sesi foto virtual sebagai simbol komitmen bersama kedua institusi untuk terus berkolaborasi mengatasi tantangan polusi udara.

“Ini adalah awal dari kerja sama berkelanjutan antara UNAIR dan UPM dalam mengembangkan solusi inovatif untuk masalah Lingkungan dan K3 global,” pungkas Tofan.

BACA JUGA: [Menggali Potensi Mahasiswa Perhotelan melalui GROWTH: Refleksi Pengalaman PKL]

***

Penulis: Moch. Sholehhudin

Editor: Puspa Anggun Pertiwi