VOKASI NEWS – Komparasi kualitas citra radiografi waters dengan maupun tanpa fiksasi, hasil studi Mahasiswa Fakultas Vokasi UNAIR.
Trauma pada sepertiga bagian atas dan tengah wajah dapat menyebabkan fraktur tulang sinus paranasalis. Pemeriksaan radiografi konvensional pada trauma wajah umumnya menggunakan tiga posisi: parietoachantial (Waters), PA axial (Caldwell), dan lateral. Teknik Waters sangat efektif dalam menegakkan diagnosis kelainan sinus paranasalis karena mampu menampilkan keempat sinus. Namun, proyeksi lateral menunjukkan superposisi pada sinus maksilaris, sedangkan proyeksi Caldwell memperlihatkan sinus ethmoidalis anterior dan sinus frontalis tanpa magnifikasi.
Tantangan Radiografer dalam Pemeriksaan Trauma
Radiografer menghadapi tantangan dalam memposisikan pasien dengan trauma, terutama karena gejala gelisah yang dialami pasien. Untuk proyeksi Waters, fiksasi digunakan untuk memastikan leher pasien ekstensi hingga Orbito Meatal Line (OML) membentuk sudut 37°. Sudut ini penting agar sinus sphenoidalis tidak mengalami superposisi dengan sinus ethmoidalis. Meskipun fiksasi membantu, kualitas citra tetap menjadi perhatian utama, yang meliputi resolusi spasial, kontras, noise, dan artefak.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas citra radiografi Waters dengan dan tanpa fiksasi. Penilaian kualitas meliputi Signal to Noise Ratio (SNR), Contrast to Noise Ratio (CNR), ketidaktampakan anatomi, dan keberadaan artefak.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium radiografi Universitas Airlangga menggunakan phantom kepala dengan variasi faktor eksposi berdasarkan aturan ten kV rule:
- 60 kV, 40 mAs
- 70 kV, 20 mAs
- 80 kV, 10 mAs
Data SNR dan CNR diperoleh dengan memberikan 10 titik ROI (Region of Interest) pada sinus frontalis, maksilaris, ethmoidalis, dan sphenoidalis. Nilai ini dianalisis menggunakan software RadiAnt DICOM. Ketidaktampakan anatomi dan artefak dievaluasi secara subjektif melalui kuesioner oleh dua responden.
Hasil Penelitian
Nilai SNR dan CNR
- SNR: Nilai tanpa fiksasi cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan fiksasi. Hal ini disebabkan oleh koefisien atenuasi alat fiksasi yang menyerap sebagian sinar-X, mengurangi berkas yang mencapai detektor. Nilai SNR tertinggi ditemukan pada sinus frontalis karena rongga udaranya yang lebih besar.
- CNR: Nilai tertinggi terdapat pada sinus ethmoidalis, yang memiliki variasi densitas tulang dan jaringan lunak yang lebih signifikan.
Uji Statistik
- SNR: Berdasarkan uji paired T-test, terdapat perbedaan signifikan pada 60 kV dengan 40 mAs, tetapi tidak signifikan pada 70 kV dengan 20 mAs dan 80 kV dengan 10 mAs.
- CNR: Tidak ditemukan perbedaan signifikan pada ketiga variasi faktor eksposi.
Evaluasi Subjektif
Hasil kuesioner menunjukkan:
- Sinus frontalis, maksilaris, dan ethmoidalis tampak jelas dan tegas.
- Sinus sphenoidalis tampak cukup jelas, tetapi sulit diamati oleh responden.
- Tidak ditemukan artefak pada citra radiografi Waters baik dengan maupun tanpa fiksasi.
[BACA JUGA: KNV 2024, Kolaborasi 3 Bidang Soroti Potensi Kecerdasan Buatan Era Digital]
Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan fiksasi pada radiografi Waters memengaruhi nilai SNR dan CNR, terutama pada variasi faktor eksposi tertentu. Meskipun fiksasi membantu memposisikan pasien dengan trauma, kualitas citra tanpa fiksasi cenderung lebih tinggi karena tidak adanya penyerapan sinar oleh alat fiksasi. Evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan hasil diagnostik, terutama pada sinus sphenoidalis.
***
Penulis : Cyntia Maulida Afdilla
Pembimbing : Amelia Kartika Sari dan Weni Purwanti
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR