VOKASI NEWS – Kontrol gula darah diabetes melitus bisa dilakukan dengan pemeriksaan HBA1c
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kumpulan penyakit metabolik dengan ciri hiperglikemia yang terjadi karena adanya ketidakaturan dalam sekresi insulin serta aktivitas insulin. Penyakit diabetes melitus jika tidak secepatnya diberikan penanganan akan berdampak pada penyakit hipertensi dan infark jantung. Klasifikasi diabetes melitus dibagi menjadi empat macam, yakni diabetes melitus tipe-1, diabetes melitus tupe-2, diabetes melitus gestasional dan diabetes melitus dengan tipe spesifik yang berkaitan dengan penyebab lainnya. Pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita diabetes melitus yaitu dengan terapi insulin. Selain itu bisa juga mengonsumsi obat diabetes, dan mencoba pengobatan alternatif. Pada tahap darurat, bisa dilakukan operasi dan memperbaiki pola hidup sehat dengan memakan makanan yang bergizi atau sehat, olahraga.
[BACA JUGA: Angin Duduk, Penyakit Mematikan yang Wajib Diwaspadai]
Faktor Resiko Diabetes Melitus
Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya diabetes melitus yaitu obesitas, faktor genetic, pola makan, faktor usia dan kurangnya aktifitas fisik. Obesitas merupakan tanda utama yang menunjukkan seseorang dalam kondisi prediabetes karena merusak kinerja sistem metabolisme tubuh. Khususnya, dalam membentuk energi dengan menimbulkan resistensi leptin dan meningkatkan resistensi insulin. Kelainan genetik yang diturunkan menyebabkan tubuh tidak mampu memproduksi insulin dengan baik. Akan tetapi resiko tersebut juga bergantung pada faktor lain yakni pola hidup seperti obesitas. Faktor usia menjadi penanda resiko meningkat secara signifikan setelah usia 45 tahun bisa terjadi karena pada usia ini individu kurang aktif. Kurangnya aktivitas fisik tentu akan memicu timbulnya obesitas pada seseorang. Selain itu, dapat membuat hormon insulin menjadi sensitive sehingga menimbulkan diabetes melitus. Oleh karena itu tubuh secara umum membutuhkan diet pola makan yang seimbang.
Pemeriksaan Diagnostik Diabetes Melitus
Terdapat beberapa kriteria pemeriksaan glukosa darah yaitu diantaranya glukosa darah sewaktu (GDS), glukosa darah puasa (GDP), Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) serta pemeriksaan HbA1c. Pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu (GDS) merupakan salah satu jenis pemeriksaan yang dilakukan bisa disetiap waktu. Tanpa ada syarat lainnya seperti harus puasa terlebih dahulu dan syarat makan lainnya. Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa (GDP) merupakan salah satu jenis pemeriksaan yang dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam. Pemeriksaan HbA1c merupakan pemeriksaan kadar glukosa darah yang dapat menggambarkan rata-rata kadar glukosa darah dalam waktu 3 bulan. Diagnosis diabetes melitus dapat ditegakkan melalui pemeriksaan kadar glukosa darah serta ada tidaknya gejala klinis penyakit diabetes melitus.
Mengenal Pemeriksaan ‘Kontrol Gula Darah’ HbA1c
HbA1c merupakan suatu zat yang terbentuk dari reaksi antara glukosa dengan hemoglobin (bagian dari sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen untuk disebarkan keseluruh tubuh). Semakin tinggi kadar gula dalam darah maka akan semakin banyak molekul hemoglobin yang berikatan dengan gula. Konversi membentuk HbA1c stabil dibatasi oleh rentang umur eritrosit sekitar 100-120 hari. Sehingga kadar HbA1c mencerminkan kadar glukosa darah rata-rata selama 2-3 bulan sebelumnya dibandingkan kadar glukosa darah harian. Oleh karena hal tersebut, maka pemeriksaan HbA1c sangat cocok untuk memantau kontrol glukosa darah jangka panjang pada penderita diabetes melitus.
Pemeriksaan HbA1c digunakan untuk menghindari variabilitas nilai glukosa harian. Pada penderita diabetes melitus kadar glukosa darah mudah meningkat dan menurun, apalagi ketika setelah makan-makanan manis, jika dilakukan pemeriksaan glukosa pasti hasilnya tidak terkontrol. Pemeriksaan HbA1c sangat disarankan untuk dilakukan 3 sampai 4 kali dalam satu tahun. Pemeriksaan kadar Hb A1c merupakan salah satu pemeriksan yang digunakan untuk diagnosa penyakit diabetes melitus baik tipe 1 maupun tipe 2.
Nilai Rujukan Pemeriksaan HbA1c
Kadar HbA1c pada orang yang tidak menderita diabetes melitus (normal) berkisar ≤5,9%. Apabila kadarnya sekitar 6,5% – 7 % termasuk dalam diabetes melitus terkendali. Serta apabila kadarnya >7 % termasuk pada kadar HbA1c yang tergolong penderita diabetes melitus tak terkendali. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan HbA1c diantaranya Anemia defisiensi besi, usia, kehamilan trimester kedua, kadar ureum yang tinggi, HbF atau HbG, hipertrigliseridemia berat serta hyperbilirubinemia. Faktor yang dapat menyebabkan penurunan kadar HbA1c rendah palsu adalah setelah melakukan transfuse darah, setelah vena seksi, kehilangan darah, sickle cell disease, haemolytic anemia, post transplant anemia, thalassemia, dan penyakit ginjal.
***
Nama Penulis : Cantika Dwi Maharani Ajeng Ningtyas
Nama Pembimbing : Yulia Nadar Indrasari
Program Studi : D3 Teknologi Laboratorium Medis
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR