VOKASI NEWS – Kopi menjadi pilihan anak muda untuk melepas stres di tengah rutinitas modern. Temukan alasan, manfaat, dan risiko minum kopi bagi generasi produktif.
Fenomena minum kopi semakin melekat dalam keseharian anak muda yang hidup di tengah tekanan rutinitas modern. Kedai kopi kini hadir tidak hanya sebagai tempat menikmati minuman, tetapi juga ruang melepas penat. Aktivitas ini menjadi kebiasaan baru yang memberikan rasa nyaman sekaligus identitas sosial bagi generasi muda perkotaan.
Budaya minum kopi tumbuh pesat seiring munculnya ribuan kedai kopi di kota besar maupun daerah. Menurut data International Coffee Organization (2023), konsumsi kopi di Indonesia meningkat 44% dalam sepuluh tahun terakhir. Anak muda berusia produktif mendominasi angka tersebut karena menjadikan kopi sebagai teman aktivitas harian. Tekanan akademik, pekerjaan, hingga masalah sosial membuat generasi ini mencari cara cepat untuk menenangkan diri.
Mengapa Kopi Jadi Pilihan
Kopi dipercaya memberikan efek segar sekaligus membantu konsentrasi saat menghadapi beban tugas atau pekerjaan. Kedai kopi juga menawarkan suasana nyaman yang cocok untuk belajar, berdiskusi, hingga bersantai bersama teman. Psikolog dari Universitas Indonesia menyebutkan bahwa minum kopi dapat menjadi mekanisme koping adaptif asalkan konsumsi tidak berlebihan, karena mampu menciptakan ruang jeda di tengah padatnya aktivitas (Tempo, 2024).
Dampak Positif dan Negatif
Kebiasaan minum kopi menciptakan manfaat sosial dengan terbentuknya ruang interaksi baru bagi generasi muda. Ide kreatif sering lahir di kedai kopi yang berfungsi sebagai ruang publik modern. Namun, konsumsi kafein berlebih berpotensi memicu gangguan tidur, cemas, hingga jantung berdebar. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan batas aman konsumsi kafein sebesar 400 mg per hari untuk orang dewasa (WHO, 2022). Kesadaran akan batas tersebut menjadi kunci agar kebiasaan ini tetap sehat.
Minum kopi bagi anak muda bukan hanya tren, tetapi cara menghadapi tekanan hidup modern. Selama dilakukan secara bijak, kopi dapat menjadi teman produktivitas sekaligus media bersosialisasi yang sehat. Tantangan ke depan adalah menjaga keseimbangan antara gaya hidup dan kesehatan agar kopi tetap menjadi sahabat, bukan masalah baru.
[BACA JUGA: Belajar Bahasa Inggris Untuk Tingkatkan Kepercayaan Diri Siswa-Siswi SD]
Penulis: Jofita Elizabeth Meta