VOKASI NEWS – Kuliah tamu dengan UiTM Cawangan untuk prodi Perbankan dan Keuangan FV UNAIR dilaksanakan pada hari Selasa (05/03/24). Kegiatan kali ini mengangkat tema “Financial Wellbeing Landscape in Malaysia”. Kuliah tamu tersebut menghadirkan Koordinator Program (Keuangan) Fakultas Bisnis & Manajemen UiTM Cawangan Melaka, Malaysia, Dr. Aqilah Nadiah Md.Sahiq.
Dr. Aqilah menjelaskan tentang bagaimana Kesejahteraan Finansial yang terjadi di Malaysia. Oleh karena itu beliau ingin membandingkannya dengan finansial di Indonesia. Banyak kartunis di Malaysia yang tidak menggambarkan realita keadaan di Malaysia, sehingga apa yang biasa kita lihat adalah sebuah citra belaka. Dr. Aqilah juga mengatakan bahwa Malaysia adalah negara yang dapat dikatakan masih tinggi hutangnya dibandingkan Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat, khususnya kalangan generasi muda.
Dr. Aqilah menjelaskan bahwa penggunaan kartu kredit di Malaysia sangat banyak. Pengguna utamanya adalah kalangan usia muda, bahkan kalangan usia muda di Malaysia bisa memiliki lebih dari satu kartu kredit. Hal ini disampaikan langsung oleh Dr. Aqilah dalam kutipan berikut,
“In Malaysia I just would like to share some steady stays in Malaysia currently ok the current financial well being in Malaysia is something like this where the household plan of Malaysia is around 89% almost 90%. Represent the edge profile of the Malaysians yeah and you can see that the most age covers that use the credit across the young adults and each young adults they will have more than one credit cards some may have two some may even have three identical,”
ungkap Dr. Aqilah
Berdasarkan realita tersebut, para generasi muda akan sangat mudah mengalami kebangkrutan. Meskipun pada tahun ini angka kebangrutan menurun, tetapi jika hal tersebut dilakukan secara terus-menerus, maka bisa saja di tahun-tahun berikutnya angka kebangkrutan akan meningkat. Bahkan jika para generasi muda ini menghabiskan waktunya untuk bekerja tetapi mereka memiliki banyak kartu kredit, bisa diperkirakan saat mereka berumur 35-44 tahun, mereka akan mengalami krisis finansial yang tidak terduga.
Tips Mengurangi Penggunaan Kartu Kredit
Sebagai generasi muda, tentunya harus memiliki pemikiran yang panjang agar kehidupan di masa depan akan terasa nyaman dan terarah dengan baik. Dr. Aqilah menyampaikan beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi penggunaan kartu kredit. Pertama, menggunakan kartu kredit jika merasa mampu membayar tagihan tersebut dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Generasi muda harus bijak dengan tidak boleh asal membeli barang menggunakan kartu kredit jika merasa tidak mampu untuk membayarnya nanti. Karena jika memiliki riwayat tunggakan akan memperburuk nama di catatan bank yang akan mempersulit dalam bertransaksi nantinya. Kedua, memilih untuk menabung dan membeli suatu barang mahal saat barang itu dalam kondisi diskon.
Generasi muda tidak perlu gegabah untuk membeli sesuatu secara instan, menunggu harga barang tersebut turun atau saat diskon adalah solusi yang baik, tentunya hal ini akan menguntungkan karena mendapat barang dengan harga yang lebih murah. Yang terakhir, mulai sekarang para generasi muda harus membuat manajemen keuangan yang baik, membuat catatan mana hal yang lebih penting dan harus didahulukan agar tidak menggunakan uang untuk hal yang tidak terlalu penting.
Selain itu, dengan adanya catatan manajemen keuangan maka akan membantu dalam mengetahui besaran rata-rata pengeluaran harian, mingguan, dan bulanan, sehingga dari banyaknya catatan tersebut dapat menjadi bahan evaluasi dalam merencanakan keuangan selanjutnya.
BACA JUGA: Lebih dari Sekadar Liburan: Menemukan Kekuatan Ketahanan Keluarga melalui Aktivitas Wisata
***
Penulis: Elita Nursetyananda
Editor: Puspa Anggun Pertiwi