VOKASI NEWS – Kurangi risiko hipertensi pada saat lansia dengan mengenal pentingnya perawatan diri untuk hidup lebih sehat.
Hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan salah satu faktor risiko utama yang berkontribusi terhadap morbiditas dan mortalitas di Indonesia, khususnya pada kelompok usia lanjut di atas 60 tahun. Studi menunjukkan bahwa perilaku kesehatan lansia dengan hipertensi masih belum optimal, terutama dalam perawatan diri seperti: Pemantauan tekanan darah secara rutin, kepatuhan terapi farmakologis, dan penerapan gaya hidup sehat. Rendahnya tingkat perawatan diri pada populasi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya pemahaman tentang penyakit hipertensi, kendala ekonomi, serta kecemasan akan efek samping terapi antihipertensi yang bersifat kronis.
Dampak Rendahnya Perawatan Diri Pada Lansia Hipertensi
Rendahnya tingkat perawatan diri pada lansia penderita hipertensi dapat mengakibatkan tekanan darah yang tidak terkontrol, berpotensi menyebabkan kerusakan organ-organ vital seperti: Jantung, otak, dan ginjal. Kondisi ini bisa berujung pada penyakit berbahaya seperti serangan jantung, stroke, atau ginjal kronis. Tak hanya fisik, kesehatan mental pun ikut terdampak – penderita sering mengalami stres, rasa cemas berlebihan, hingga kesulitan bergaul dengan orang sekitar. Kompleksitas dampak multidimensi ini menurunkan kualitas hidup secara signifikan, sehingga diperlukan pendekatan manajemen holistik dan terintegrasi.
Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pada Lansia Hipertensi
- Kondisi Sosial dan Ekonomi
Usia, tingkat pendidikan, dan status ekonomi menjadi penentu utama kemampuan lansia dalam melakukan perawatan diri. Perubahan fisiologis akibat penuaan, seperti penurunan elastisitas pembuluh darah, membutuhkan penanganan khusus.
- Kesadaran Kesehatan dari Pengalaman Penyakit
Lansia yang telah lama hidup dengan hipertensi cenderung lebih disiplin dalam perawatan diri karena kesadaran akan risiko komplikasi.
- Dukungan Psikologis dan Sosial
Keyakinan diri (self-efficacy) dan dukungan dari lingkungan sekitar berperan besar dalam membentuk kebiasaan perawatan yang konsisten.
- Akses ke Layanan Kesehatan
Meski layanan kesehatan menjadi kunci sukses manajemen hipertensi, banyak lansia masih terkendala biaya, jarak, dan ketersediaan fasilitas.
- Peran Keluarga sebagai Penopang Utama
Dukungan keluarga—baik fisik, emosional, maupun informasional—sangat penting agar lansia tetap mandiri dalam merawat diri.
- Edukasi dari Tenaga Kesehatan
Penyuluhan oleh dokter dan perawat terbukti meningkatkan pemahaman dan kepatuhan lansia dalam pengobatan hipertensi.
Perawatan Diri Lansia Hipertensi
- Pemantauan Tekanan Darah Secara Mandiri
Pasien hipertensi harus rutin memeriksa tekanan darah dalam jadwal teratur mengingat sifat penyakit yang kronis dan berlangsung seumur hidup. Melalui pemantauan mandiri, lansia dengan hipertensi mampu menekan risiko komplikasi sekaligus memperbaiki kualitas hidup mereka.
- Kepatuhan Terhadap Pengobatan
Lansia diharuskan mengonsumsi obat antihipertensi sesuai dengan resep dan dosis yang ditentukan oleh dokter. Mereka juga perlu memahami potensi efek samping dan melaporkannya kepada dokter jika terjadi masalah
- Pola Makan Sehat
Lansia disarankan untuk mengikuti diet rendah garam, rendah lemak jenuh, serta kaya akan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Selain itu, konsumsi alkohol dan kafein perlu dibatasi. Konsumsi garam melebihi 9,78g/hari dan alcohol berlebihan pada peserta studi berusia diatas 55 tahun meningkatkan tekanan darah secara signifikan.
- Aktivitas Fisik Teratur
Lansia dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik aerobik intensitas sedang, seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda, minimal 30 menit setiap hari.
- Pengelolaan Stress
Stres pada lansia dipicu oleh waktu istirahat yang kurang, serta kecenderungan untuk mudah marah, merasa tersinggung, dan sering gelisah. Lansia perlu mempelajari teknik relaksasi, meditasi, atau yoga untuk mengelola stres. Dukungan sosial dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan juga penting.
- Berhenti Merokok
Bagi lansia yang merokok, disarankan untuk berhenti guna mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke. Sementara lansia yang tidak merokok, namun sering terpapar asap rokok juga berisiko tinggi menderita hipertensi.
- Pemantauan Berat Badan
Obesitas pada lansia meningkatkan risiko hipertensi hingga 6 kali lipat dibandingkan dengan mereka yang memiliki berat badan normal.
[BACA JUGA: Hipertensi: Penyebab, Dampak, dan Pengobatan dengan Nutrisi Kue Busa Kacang Hijau]
Strategi Peningkatan Perawatan Diri Pada Lansia Hipertensi
Dibutuhkan kolaborasi multisektoral agar perawatan diri pada lansia dengan hipertensi dapat meningkat dan mencapai tekanan darah yang stabil, sehingga terhindar dari komplikasi. Kedisiplinan dalam memantau tekanan darah dan kepatuhan minum obat harus dimiliki setiap individu dengan meningkatkan self efficacy atau keyakinan diri. Pendampingan keluarga dalam memotivasi lansia dengan hipertensi untuk melakukan perawatan diri sangat diperlukan. Tenaga kesehatan berperan dalam memberikan edukasi dan pemantauan berkala untuk mendeteksi dan mencegah komplikasi yang terjadi. Pemerintah ikut serta dalam memperluas askes layanan kesehatan yang terjangkau. Perawatan diri pada lansia dengan hipertensi ini tidak hanya menstabilkan tekanan darah, tetapi juga menjaga kualiatas hidup lansia tetap aktif dan mandiri.
***
Penulis: Salsha Bela Firdiani
Editor: Habibah Khaliyah