VOKASI NEWS – Mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga menggelar edukasi stunting di Desa Kaotan. Kegiatan ini menyoroti pencegahan pernikahan dini, pemberian MPASI, dan dukungan nutrisi untuk mendukung kesehatan anak sekaligus berkontribusi pada SDGs.
Mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga melaksanakan kunjungan edukasi stunting di Desa Kaotan. Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai dampak pernikahan dini terhadap risiko stunting serta pentingnya pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tepat bagi anak. Upaya ini dilakukan untuk mendukung kesehatan masyarakat sekaligus mencegah stunting sejak dini.
Stunting merupakan masalah kesehatan yang menghambat tumbuh kembang anak secara optimal. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga memengaruhi kemampuan belajar di masa depan. Mahasiswa dalam sosialisasi menjelaskan bahwa pernikahan dini dapat memengaruhi kesiapan fisik dan mental ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi anak.
Dalam sesi edukasi, masyarakat mendapatkan penjelasan mengenai definisi stunting, cara pencegahannya, pola hidup sehat, serta rekomendasi MPASI yang seimbang setelah anak berusia enam bulan. Berbagai makanan bergizi dengan kandungan protein dianjurkan sebagai asupan utama. Mahasiswa juga menekankan pentingnya jadwal makan teratur dan kebersihan makanan untuk mendukung kesehatan anak.
Dukungan Nutrisi dan Respon Warga
Sebagai bentuk kontribusi nyata, mahasiswa membagikan susu UHT kepada keluarga yang hadir. Pemberian ini diharapkan dapat menjadi tambahan nutrisi bagi anak-anak di Desa Kaotan. Warga menyambut baik kegiatan tersebut.
“Kami sangat berterima kasih atas pemberian susu UHT dan edukasi yang membuka wawasan kami tentang cara mencegah stunting,” ujar Arti Yulianti Novita Dewi, salah satu warga yang dikunjungi. Menurutnya, sosialisasi langsung membuat masyarakat lebih memahami langkah-langkah menjaga kesehatan anak.
Ketua Pelaksana, Lu’lu Luthfiah, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud kepedulian mahasiswa UNAIR terhadap isu stunting yang masih menjadi perhatian di Indonesia. Ia berharap edukasi ini mendorong masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan ibu dan anak, sehingga generasi yang sehat dan berkualitas dapat terwujud.
[BACA JUGA: GreenBite: Tanam 500 Polybag Sayuran untuk Kemandirian Pangan Desa Durenan]
Kegiatan edukasi di Desa Kaotan juga berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Melalui edukasi MPASI dan pemberian nutrisi tambahan, kegiatan ini mendukung SDG 2: Mengakhiri Kelaparan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, serta SDG 4: Pendidikan Berkualitas. Dengan demikian, kegiatan mahasiswa tidak hanya bermanfaat secara lokal, tetapi juga berperan dalam pembangunan berkelanjutan di tingkat global.
***
Penulis: Bagus Satrio Pradana Putra
Editor: Fatikah Rachmadianty