Mahasiswa Pengobat Tradisional Mengukir Prestasi di Arena Wushu Nasional dan Internasional

VOKASI NEWS – Mahasiswa Pengobat Tradisional Fakultas Vokasi UNAIR mengukir prestasi di arena Wushu nasional dan internasional.

Atlet cabang olahraga Wushu, Alisya Mellynar, berhasil meraih prestasi gemilang di tingkat nasional maupun internasional. Mahasiswa Program Studi Pengobatan Tradisional, Fakultas Vokasi Universitas Airlangga, ini telah menapaki perjalanan panjang di dunia Wushu sejak duduk di bangku kelas 4 SD. Berawal dari dorongan sang saudara, ia menemukan kecintaannya pada seni bela diri yang tidak hanya mengasah fisik, tetapi juga membentuk karakter dan disiplin diri.

Setelah bertahun-tahun berlatih dan berkompetisi, Alisya membuktikan bahwa kombinasi antara pendidikan dan olahraga dapat menghasilkan pencapaian luar biasa. Meskipun sempat ingin mundur dari dunia Wushu pada tahun 2016, semangatnya yang tak tergoyahkan membuatnya tetap bertahan hingga berhasil menjadi perwakilan Atlet Wushu Provinsi Jawa Timur. Berikut capaian prestasi yang telah diraih:

  • 2 Emas Taijiquan (tangan kosong) & Taijijian (Pedang), Piala Presiden Bangka Belitung, 2019
  • 1 Medali Emas PON (Papua), 2022
  • 2 Medali Emas World Taijiquan Wushu Championship 2018, Burgas, Bulgaria
  • 1 Medali Emas SEA Games (Vietnam), 2022
  • 1 Medali Emas & 1 Perunggu ASEAN University Games (Thailand), 2022
  • 1 Medali Emas FISU World Combat, 2022 (Turki)
  • 5th Place The World Games 2022, Alabama, USA
  • 1 Medali Emas (Tangan Kosong) & 1 Perunggu (Pedang) PON Aceh-Sumut, 2024
Tekad yang Tak Terbendung: Perjalanan Seorang Mahasiswa Atlet Wushu

Di tengah kesibukan sebagai mahasiswa, Alisya tetap berkomitmen untuk mengukir prestasi di arena bela diri. Dengan semangat membara, ia mampu membagi waktu antara studi dan latihan yang intens. Setiap tetes keringat yang dicurahkan menjadi bukti nyata dari dedikasinya untuk mencapai impian.

“Terus berlatih untuk mencapai apa yang kita inginkan adalah sebuah keharusan. Namun, di sisi lain, berlatih keras saja tidaklah cukup tanpa adanya kedisiplinan waktu. Rintangan utama bukanlah dari hal teknis, melainkan bagaimana kita melatih kontrol emosi dan manajemen waktu sebaik mungkin sejak dini,” ujarnya.

Dalam perjalanan ini, Alisya juga menyadari pentingnya keseimbangan antara akademik dan olahraga. Meskipun Wushu menjadi fokus utama, ia tetap berkomitmen menyelesaikan studinya di Program Studi Pengobatan Tradisional. Keinginannya adalah membuktikan bahwa prestasi di bidang non-akademik tidak menghalangi pencapaian akademis.

Sebagai penutup, Alisya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para pendukungnya. “Ucapan terima kasih untuk Dekan dan Wakil Dekan serta Ibu/Bapak dosen Fakultas Vokasi UNAIR atas dukungan dana bantuan yang luar biasa.”

Dengan tekad kuat dan disiplin tinggi, Alisya Mellynar terus melangkah maju, mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, sekaligus menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya.

***

Penulis : Resti Ariani

Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR