Mahasiswa Tingkat Akhir Rentan Mengalami Stres dan Kesulitan Tidur, Apa Penyebabnya?

VOKASI NEWS – Istilah “stres” berasal dari bahasa latin “stringere” yang memiliki arti tekanan maupun ketegangan. Menurut Nur & Mugi (2021), stres adalah reaksi tubuh terhadap perubahan yang membutuhkan respons, regulasi, atau adaptasi fisik, psikologis, dan emosional. Situasi, kondisi, dan pemikiran dapat menyebabkan frustasi, kemarahan, kegugupan, dan kecemasan. 

Mengapa Mahasiswa Tingkat Akhir Rentan Mengalami Stres? 

Stres yang terjadi di lingkungan perkuliahan sering disebut sebagai stres akademik. Stres akademik didefinisikan sebagai gangguan fisik, mental, atau emosional. Masalah ini biasanya terjadi akibat dari ketidaksesuaian lingkungan akademik dan sumber daya yang dimiliki mahasiswa (Pranata & Asfur, 2021). Salah satu hambatan internal yang dihadapi mahasiswa semester akhir saat menulis tugas akhir maupun skripsi adalah takut jika naskah yang dikerjakan tidak disetujui oleh pembimbing. Selain itu juga sulit untuk fokus pada rencana penulisan tugas akhir, tidak ingin melakukan kesalahan (perfeksionisme), tidak suka tantangan dan kurang gigih atau ulet (Sunarty, 2016). 

BACA JUGA: Penyelesaian SP2DK atas Indikasi Biaya Jasa pada CV ABC Indonesia

Selain itu beberapa tantangan lain yang dihadapi mahasiswa semester akhir. Contohnya seperti keterlambatan saat mengerjakan tugas akhir maupun skripsi, proses pencarian dan pengumpulan data, kesulitan menyampaikan ide-ide dalam bentuk tulisan ilmiah. Namun, juga bisa karena kesulitan membagi waktu antara mengerjakan, dan kurangnya kemampuan membaca referensi dalam bahasa Inggris. Jika hambatan tersebut tidak diatasi segera, hal-hal tersebut dapat menyebabkan stress dan kehilangan motivasi mahasiswa tingkat akhir (Afdila, 2016). 

Kualitas Tidur Mahasiswa Tingkat Akhir 

Stres adalah faktor paling umum yang menyebabkan gangguan tidur pada mahasiswa semester akhir (Welfare, 2017). Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa mahasiswa diminta untuk menyusun tugas akhir penelitian, yang merupakan bagian dari proses yang menentukan apakah mahasiswa lulus atau tidak. Dari tantangan stres atau tekanan psikologis yang dihadapi siswa tingkat akhir dapat berdampak pada kualitas tidur mahasiswa yang buruk (Safhi et al., 2019).

Studi yang dilakukan oleh Ratnaningtyas & Dwi (2019), menemukan bahwa ada hubungan antara tingkat stres dan kualitas tidur mahasiswa tingkat akhir. Masalah tidur yang disebabkan oleh stres seringkali tidak disadari oleh individu itu sendiri. Seseorang yang terlalu keras berpikir dan sulit mengatur emosinya akan mengalami peningkatan ketegangan, yang menghambatnya untuk tertidur dengan cepat. Masalah ini dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang.

Oleh karena itu, sangat penting bagi mahasiswa tingkat akhir untuk mengelola stres dan meningkatkan kualitas tidur. Beberapa cara untuk mengurangi stres adalah dengan mengatur waktu mengerjakan tugas akhir dan istirahat, melakukan aktivitas relaksasi, dan makan makanan yang sehat. Mahasiswa tingkat akhir juga dapat membuat kebiasaan tidur yang baik. Contohnya yaitu tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, membuat lingkungan yang nyaman untuk tidur, dan menghindari hal-hal yang dapat mengganggu mereka saat tidur.

***

Penulis: Arim Maulidya

Editor: Puspa Anggun Pertiwi