Mahasiswi TLM FV UNAIR Melakukan Penelitian Untuk Mengetahui Kadar CA-125 dan Profil Pasien Kanker Ovarium

VOKASI NEWS – Kanker merupakan salah satu penyebab kematian paling umum yang ada di dunia, salah satunya yaitu kanker ovarium. Tingginya angka kematian yang disebabkan oleh penyakit ini karena adanya pertumbuhan tumor tanpa gejala dan tersembunyi. Selain itu juga bisa karena gejala yang terlambat, serta screening kurang tepat yang dapat menyebabkan diagnosis pada stadium lanjut. Sehingga penyakit ini juga disebut dengan “silent killer.” Di Indonesia sendiri, pada tahun 2022 insidensi penyakit ini yang ada di Indonesia mencapai 15.130 kasus dan angka kematiannya mencapai 9.673.

Kanker ovarium merupakan tumor ganas yang menyerang ovarium. Sebagian besar penyakit ini berawal dari pada lapisan jaringan yang mengelilingi ovarium yang disebut epitel sehingga jenis kanker yang paling umum adalah kanker ovarium epitel. Pemeriksaan yang dapat yang dilakukan untuk mendeteksi sejak dini yaitu menggunakan pemeriksaan penanda tumor CA-125. Pemeriksaan CA-125 digunakan untuk mendiagnosis karena penggunaannya yang luas dan memiliki keakuratan yang tinggi dalam mendeteksi penyakit. Oleh karena itu sering disebut sebagai “Gold Standard”.

Hasil Penelitian Kasus Penderita Kanker Ovarium di RS Lavalette Malang

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2024 di laboratorium Rumah Sakit Lavalette Malang. Penelitian menggunakan metode observasional deskriptif. Data yang diperoleh adalah data pemeriksaan CA-125 sebelum kemoterapi, SGOT dan SGPT sebelum dan sesudah kemoterapi. Selain itu juga istopatologi pada pasien di Rumah Sakit Lavalette berdasarkan usia kanker pasien periode Mei 2023 sampai Maret 2024.

BACA JUGA: Faktor Penyebab Kelelahan Kerja yang Mempengaruhi Produktivitas Pekerja

Hasil penelitian dari 76 sampel pasien dengan diagnosis kanker ovarium, kadar CA-125 sebelum kemoterapi meningkat dari nilai normal (> 35 U/mL), terjadi peningkatan kadar dua kali lipat dari nilai normal (> 50 U/L) pada SGOT dan SGPT sesudah kemoterapi sejumlah 11 pasien, dan hasil histopatologi terbanyak didapatkan sejumlah 21 pasien dengan jenis serous. Rentang usia didapatkan paling banyak pada usia 45-59 tahun sejumlah 39 pasien. 

***

Penulis: Nila Kresna Syaharani

Editor: Puspa Anggun Pertiwi