Vokasi – Mahkota gigi sementara terbuat dari bahan heat cured dan self cured sebagai hasil inovasi terkini.
Praktek Kerja Lapangan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap mahasiswa semester 4.
Termasuk salah satunya mahasiswa D-4 Teknologi Kesehatan Gigi Universitas Airlangga yaitu Bilqis Nursa’adillah yang kerap disapa Bilqis.
Pada kesempatan ini, Bilqis mendapatkan banyak sekali ilmu baru pada kegiatan praktek kerja lapangan.
PKL tersebut dilakukan di Mini Dental Laboratorium yang berlokasi di Jl. Gubeng Masjid Timur SGO, No. 4H, Surabaya.
Adanya Praktek Kerja Lapangan sangat mendukung proses pembelajaran Prodi Sarjana Terapan Teknologi Kesehatan Gigi.
Besarnya lapangan kerja lulusan Teknik Gigi berkaitan erat dengan lulusan dokter gigi di Indonesia.
Hal ini dikarenakan para dokter gigi tidak bisa menghasilkan sendiri dental device untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Mereka memerlukan kompetensi dari lulusan Teknik Gigi untuk memberikan perawatan kesehatan gigi yang paripurna.
Selama Praktek Kerja Lapangan di Mini Dental Laboratorium, Bilqis mendapatkan banyak sekali ilmu baru.
Salah satunya ialah ilmu pembuatan mahkota gigi sementara, yang biasanya pembuatannya menggunakan bahan self cured saja.
Namun, di Mini Dental Laboratorium menggunakan bahan heat cured dan self cured.
Oleh karena itu, menurut Bilqis hal tersebut merupakan sebuah inovasi baru yang mempermudah proses perawatan gigi.
Inovasi tersebut merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah kerusakan pada gigi, seperti patah atau rusak parah.
Sebelumnya, pembuatan mahkota gigi sementara dilakukan dengan menggunakan bahan konvensional yang membutuhkan waktu lama dalam proses pengerjaannya.
Namun, dengan hadirnya teknologi baru ini, proses pembuatan mahkota sementara menjadi lebih efisien dan cepat.
Bagaimana Pemilihan Bahan yang Tepat Antara Self-Cured dan Heat-Cured Untuk Pasien ?
Dalam menghadapi pilihan antara bahan self-cured dan heat-cured, dokter gigi dan teknisi gigi akan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kebutuhan dan preferensi pasien, kompleksitas kasus, serta waktu yang tersedia untuk menyelesaikan proses pembuatan inovasi tersebut.
Kedua jenis bahan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan pemilihan yang tepat akan memastikan hasil akhir yang optimal dan kepuasan pasien.
***
Penulis: Bilqis Nursa’adillah
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR 2023