Marriotternship: Strategi Efektif Rekrutmen Karyawan di Hotel Bintang Lima

Marriotternship: Strategi Efektif Rekrutmen Karyawan di Hotel Bintang Lima_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Marriotternship di The Westin Surabaya menjadi strategi rekrutmen efektif hotel bintang lima. Program magang ini mempersingkat adaptasi, menekan biaya pelatihan, dan meningkatkan retensi karyawan.

Industri perhotelan, khususnya hotel bintang lima, menghadapi tantangan dalam mencari karyawan yang kompeten, siap kerja, dan memahami budaya kerja hotel. Persaingan yang ketat membuat proses rekrutmen harus berlangsung cepat, efisien, dan tepat sasaran.

Menjawab tantangan tersebut, Marriott International memperkenalkan Marriotternship, program magang terstruktur yang berperan sebagai sarana pembelajaran sekaligus jalur rekrutmen langsung. The Westin Surabaya menjadi salah satu hotel yang menerapkan program ini secara optimal.

Marriotternship sebagai Jalur Rekrutmen Terukur

Marriotternship dirancang sebagai program pemagangan enam bulan dengan proses seleksi berlapis. Peserta melalui tahap lamaran, wawancara bersama Learning & Development Manager dan Head of Department, serta pemeriksaan kesehatan sebelum magang dimulai. Seleksi ini memastikan hanya peserta yang siap mengikuti pelatihan intensif yang terpilih.

Sepanjang magang, peserta dibimbing staf hotel dan dinilai melalui Intern Performance Appraisal Form. Penilaian ini menjadi acuan bagi HRD untuk merekrut peserta terbaik. Dengan cara ini, pihak hotel mengenal langsung kemampuan peserta sebelum memutuskan perekrutan.

Berbeda dengan metode rekrutmen konvensional, alumni Marriotternship sudah memahami SOP, budaya kerja, dan ekspektasi manajemen. Hal ini mempersingkat masa adaptasi, menekan biaya pelatihan, serta meningkatkan retensi karyawan. Program ini juga berfungsi sebagai pra-seleksi, sehingga HRD tidak perlu mengulang proses pelatihan dari awal.

Penguatan Kompetensi Peserta

Selain meningkatkan keterampilan teknis (hard skill), Marriotternship membekali peserta dengan keterampilan nonteknis (soft skill) seperti komunikasi, kerja tim, dan etos kerja. Mahasiswa belajar berinteraksi dengan tamu, menangani keluhan, dan menjalankan tugas sesuai standar industri.

Pengalaman ini membuat peserta lebih percaya diri dan siap menghadapi proses rekrutmen setelah lulus. Mereka sudah terbiasa dengan ritme kerja perhotelan, sehingga memiliki nilai tambah dibanding pelamar tanpa pengalaman magang.

Strategi Pengembangan SDM Hotel

Marriotternship menjadi bagian dari strategi pengembangan sumber daya manusia. Dengan merekrut talenta sejak awal dan melatih mereka secara intensif, hotel membangun talent pool internal yang siap dipekerjakan kapan saja.

Studi kasus di The Westin Surabaya menunjukkan sebagian besar peserta Marriotternship direkrut menjadi karyawan tetap. Hal ini membuktikan bahwa program ini mampu menjawab tantangan rekrutmen dan mendukung keberlanjutan operasional hotel.

[BACA JUGA: Mahasiswa D4 TLM Magang di RS Bhayangkara Surabaya: Periksa Gula Darah untuk Cegah Diabetes Sejak Dini]

Peluang Pengembangan Program

Marriotternship terbukti bermanfaat bagi hotel dan mahasiswa yang ingin berkarier di industri hospitality. Ke depan, program ini dapat dikembangkan lebih luas dengan memperkuat kualitas pelatihan. Model ini layak diadopsi hotel lain untuk menciptakan rekrutmen yang terukur, efisien, dan berbasis pengalaman kerja nyata.

***

Penulis: Diki Chandra Hermawan

Dosen Pembimbing: Nur Emma Suriani

Program Studi: D4 Manajemen Perhotelan