Media Audiovisual Tingkatkan Pemahaman Proteksi Radiasi Pasca Terapi Nuklir

Media Audiovisual Tingkatkan Pemahaman Proteksi Radiasi Pasca Terapi Nuklir_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Media udiovisual terbukti efektif meningkatkan pemahaman pasien kanker tiroid terhadap proteksi radiasi pasca terapi ablasi.

Perkembangan teknologi kedokteran nuklir memberikan dampak besar dalam penanganan penyakit kanker tiroid. Terapi Ablasi Tiroid NaI-131 menjadi salah satu metode terapi yang umum digunakan untuk kanker tiroid. Proses terapi ini memanfaatkan radioaktif untuk menghancurkan jaringan tiroid yang masih tersisa setelah operasi. Penggunaan radiasi pengion seperti NaI-131 memiliki risiko terhadap kesehatan pasien dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kesadaran mengenai proteksi radiasi sangat penting bagi pasien yang menjalani terapi.

Proteksi radiasi bertujuan melindungi pasien dan masyarakat dari paparan berlebih. Prinsip proteksi radiasi mencakup justifikasi, optimalisasi, dan limitasi paparan radiasi. Penerapan prinsip ini dilakukan dalam pelayanan kedokteran nuklir. Sayangnya, pemahaman pasien tentang bahaya radiasi dan cara melindungi diri masih terbatas.

Media Audiovisual Sebagai Media Promosi Kesehatan yang Efektif

Media promosi kesehatan memegang peran penting dalam meningkatkan pengetahuan pasien tentang proteksi radiasi. Salah satu media yang efektif digunakan adalah media audiovisual. Media video mampu menjelaskan informasi kompleks dengan cara yang menarik dan mudah di pahami. Informasi yang disajikan dapat menggunakan animasi yang memanfaatkan indera pendengar maupun penglihatan sekaligus, sehingga penyampaian pesan dapat tersalurkan dengan efektif.

Penelitian yang dilakukan di Instalasi Kedokteran Nuklir RSUD Dr. Soetomo Surabaya membuktikan efektivitas media promosi audiovisual sebagai alat edukasi. Pasien yang sebelumnya tidak memahami proteksi radiasi, menjadi lebih paham dan mampu menerapkan langkah-langkah perlindungan. Media audiovisual tidak hanya meningkatkan pengetahuan pasien, tetapi juga membangun kesadaran untuk melindungi keluarga dari bahaya radiasi.

Hasil Penelitian Tentang Peningkatan Pengetahuan Pasien

Penelitian dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan desain kuasi eksperimen. Penelitian membagi responden menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan media video edukasi, sedangkan kelompok kontrol hanya mendapat edukasi ceramah. Pengetahuan pasien diukur sebelum dan sesudah pemberian media edukasi.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada pengetahuan pasien setelah pemberian media audiovisual. Peningkatan pengetahuan kategori baik kelompok eksperimen dari 50% menjadi 100%, sedangkan kelompok kontrol peningkatan kategori baik dari 35% menjadi 45%. Hal ini membuktikan bahwa media audiovisual efektif dalam meningkatkan pemahaman proteksi radiasi pada pasien. Media audiovisual lebih mudah diterima pasien dibandingkan metode ceramah biasa.

[BACA JUGA: Analisis Kualitas Citra Panoramic Berdasarkan Protokol Penilaian Radiografi, Informasi Anatomis, dan Faktor Lain]

Pentingnya Penyediaan Media Audioviual di Rumah Sakit

Pemberian informasi yang lengkap dan mudah dipahami berperan penting dalam keselamatan pasien. Pasien yang memahami proteksi radiasi akan lebih berhati-hati dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Pengetahuan yang baik membantu pasien mencegah penyebaran radiasi setelah terapi. Instalasi Kedokteran Nuklir RSUD Dr. Soetomo diharapkan dapat menerapkan media audiovisual ini secara rutin dan dapat digunakan di dalam ruangan.

Media audiovisual menjadi pilihan yang relevan pada era digital saat ini, karena mampu menjangkau lebih banyak pasien dengan cara yang lebih menarik. Penerapan media promosi secara berkelanjutan berpotensi meningkatkan kualitas layanan kesehatan secara keseluruhan. Harapannya, pasien mampu memahami dengan baik langkah-langkah perlindungan diri serta pencegahan paparan radiasi pada orang sekitar setelah menjalani terapi ablasi. Dengan demikian, resiko paparan radiasi yang tidak disengaja dapat diminimalisir dan keselamatan pasien maupun masyarakat dilingkungan sekitar terjaga secara optimal.

***

Penulis : Inas Al Azizu Isyraq

Editor: Habibah Khaliyah