VOKASI NEWS – Media sosial dan risiko kesehatan remaja, hasil ulasan Mahasiswa Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, menawarkan ruang untuk berinteraksi dan mengekspresikan diri. Namun, penggunaan berlebihan dapat memicu risiko kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan identitas. Penelitian menunjukkan remaja yang terpapar konten negatif atau cyberbullying lebih rentan terhadap masalah psikologis. Oleh karena itu, peran orang tua dan pendidik sangat penting untuk memandu penggunaan media sosial yang sehat.
Platform seperti Instagram dan TikTok memberikan manfaat, tetapi juga tantangan serius. Artikel ini mengulas dampak positif dan negatif media sosial pada remaja serta solusi untuk mengurangi risikonya.
Manfaat Media Sosial bagi Remaja
Media sosial membuka peluang besar bagi remaja:
- Interaksi Sosial: Memungkinkan remaja menjalin hubungan dengan teman sebaya atau komunitas dengan minat serupa, memperluas jaringan sosial.
- Ekspresi Kreatif: Platform ini menjadi wadah untuk berbagi karya seni, musik, atau tulisan, meningkatkan kepercayaan diri.
- Sumber Edukasi: Konten tentang kesehatan mental dan strategi coping mudah diakses, membantu remaja belajar keterampilan baru.
Manfaat ini memperkaya pengalaman remaja, terutama dalam membangun koneksi dan kreativitas di era digital.
Risiko Kesehatan Mental dan Solusi
Penggunaan media sosial yang tidak terkontrol dapat memicu:
- Kecemasan dan Depresi: Paparan cyberbullying atau perbandingan sosial meningkatkan risiko gangguan psikologis.
- Gangguan Tidur: Kebiasaan scrolling hingga larut malam mengurangi kualitas tidur, berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental.
- Rasa Rendah Diri: Citra kehidupan sempurna di media sosial sering membuat remaja merasa tidak cukup, menurunkan harga diri.
Untuk mengatasinya, orang tua dan pendidik dapat:
- Meningkatkan Kesadaran: Edukasi tentang batas waktu layar dan dampak konten negatif.
- Mendorong Interaksi Nyata: Ajak remaja untuk lebih banyak bertemu teman atau keluarga secara langsung.
- Menyediakan Dukungan: Akses ke konselor sekolah atau psikolog membantu remaja mengelola tekanan.
Media sosial adalah alat kuat dengan potensi manfaat dan risiko. Dengan pendekatan seimbang, seperti edukasi dan dukungan psikologis, remaja dapat menikmati dunia maya tanpa mengorbankan kesehatan mental. Kolaborasi antara orang tua, pendidik, dan komunitas akan menciptakan lingkungan digital yang mendukung remaja untuk hidup sehat dan percaya diri.
[BACA JUGA: Insan Kampus Berkontribusi untuk Negeri: Dialog Inspiratif Dekan Vokasi UNAIR di Radio Suara Muslim]
***
Penulis : Solicha Annisa
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR