VOKASI NEWS – Memaknai sejarah Surabaya secara visual melalui media digital edukatif berbasis narasi museum yang interaktif dan informatif.
Museum sebagai Medium Edukasi Sejarah Berbasis Digital
Museum Surabaya yang berlokasi di Gedung Siola Jalan Tunjungan No. 1 merupakan pusat dokumentasi sejarah lokal yang mengangkat narasi perjalanan kota dari era pramodern hingga pascakemerdekaan. Sebagai institusi budaya, museum ini memegang fungsi edukatif dalam menyebarluaskan pengetahuan sejarah secara sistematis. Namun, pendekatan konvensional yang digunakan dalam penyampaian informasi belum mampu menjangkau generasi digital secara maksimal. Oleh karena itu, pengembangan media visual berbentuk video profil menjadi solusi alternatif dalam memperluas pemaknaan sejarah secara komunikatif.
Produksi Video Profil dalam Konteks Dokumentasi Historis
Pembuatan video profil Museum Surabaya dilakukan dalam tiga tahap utama: pra-produksi, produksi, dan pascaproduksi. Tahap pra-produksi mencakup penyusunan naskah, penentuan zona sejarah, dan pengumpulan data dari dokumentasi museum serta sumber resmi seperti Dinas Kebudayaan dan Dinas Kearsipan. Zona yang dikaji antara lain Surabaya Masa Pra-Kolonial, Masa Kolonialisme, Masa Pendudukan Jepang, Masa Pasca Proklamasi, dan Masa Depan. Setiap zona menyampaikan pesan, misalnya dalam visual Sumur Jobong dan alat niaga maritim, atau dalam dokumentasi digital tentang perlawanan arek-arek Surabaya.
Pengambilan gambar dilakukan menggunakan kombinasi kamera statis dan dinamis, termasuk perekaman drone untuk merekam konteks lokasi dari perspektif spasial. Proses pascaproduksi merangkai seluruh elemen suara, footage, dan teks historis menjadi alur yang sistematis. Keakuratan fakta dikonsultasikan bersama staf UPTD Museum Surabaya dan narasumber dari Dinas Kebudayaan Kota.
Pada tahap produksi, pengambilan gambar dilakukan di area dalam dan luar museum, termasuk zona pamer dan panel naratif. Teknologi yang digunakan antara lain kamera digital, perangkat drone, dan perekam suara. Visual yang ditampilkan memuat detail artefak, alur tematik, serta infografis sejarah yang diperoleh dari observasi langsung dan dokumentasi resmi.
[BACA JUGA: Menelusuri Jejak Pahlawan: Monumen TRIP Surabaya Ungkap Kisah Heroik Pelajar yang Berperang demi Kemerdekaan]
Narasi Visual sebagai Internalisasi Narasi Sejarah
Video profil dirancang untuk menyampaikan informasi sejarah dalam format yang menarik, faktual, dan interaktif. Narasi suara yang digunakan bersifat deskriptif-reflektif, dibacakan dengan artikulasi yang disesuaikan dengan ritme visual. Penempatan footage, transisi, serta ilustrasi suara dirancang mengikuti struktur kuratorial yang digunakan dalam tata pamer museum.
Konsep ini sejalan dengan gagasan Facione (2020) yang menekankan pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam memahami sejarah, termasuk melalui media interaktif yang menstimulasi atensi audiens. Integrasi elemen visual, teks, dan suara diharapkan mampu membangun keterikatan emosional sekaligus memperluas akses informasi sejarah.
Video profil yang disusun memiliki fungsi edukatif dan dokumentatif. Dalam praktiknya, format ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran sejarah lokal maupun promosi kebudayaan daerah. Museum menjadi lebih dari sekadar ruang penyimpanan benda-benda lama; museum menjadi medium belajar yang aktif, relevan, dan menyentuh pengalaman visual khalayak. Penerapan konten visual berbasis kurasi sejarah dapat mendorong pemaknaan ulang atas identitas kota dan nilai-nilai perjuangan yang pernah terukir. Pengemasan narasi sejarah ke dalam media video profil memberi kontribusi dalam memperluas praktik edukasi sejarah berbasis audiovisual. Selain sebagai media promosi kelembagaan, video profil Museum Surabaya berfungsi sebagai sarana edukatif yang mengedepankan akurasi informasi serta validitas sumber. Produksi ini juga mengimplementasikan prinsip keilmuan perpustakaan dalam menyusun informasi berbasis data dan struktur naratif yang logis.
***
Nama Penulis: Erni Erviani
Editor: Habibah Khaliyah