VOKASI NEWS – Kesetaraan gender dalam dunia profesional bukan lagi sekadar wacana, melainkan kebutuhan mendesak untuk mewujudkan lingkungan kerja yang adil, inklusif, dan berkelanjutan. Meski telah terjadi banyak kemajuan, perempuan masih menghadapi berbagai tantangan dalam meniti karier,. Contohnya mulai dari diskriminasi, stereotip gender, hingga ketimpangan akses terhadap posisi kepemimpinan. Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan menjadi jembatan penting menuju terciptanya dunia kerja yang setara.
Kesetaraan gender merupakan suatu aksi yang disuarakan dalam mengupayakan takdir perempuan. Konsep ini awalnya muncul karena adanya ketimpangan yang mengaggap gender sebagai tolak ukur peran dalam kehidupan. Penempatan perempuan dalam masyarakat tidak serta merta menghilangkan posisi perempuan di masyarakat. Kondisi itulah bagi perempuan dalam melakukan pembebasan serta berhenti menetapkan sistem patriarki yang selama ini dijalankan masyarakat. Dengan adanya aksi pembebasan, secara aktif perempuan mengubah sistem sosial dan budaya tanpa menghilangkan harkat dan martabat seorang laki-laki (Astianto et al., 2024).
BACA JUGA: [Pentingnya Mengetahui Kualitas Hidup Pengasuh Anak dengan Down Syndrome]
Tantangan yang Dihadapi Perempuan dalam Dunia Profesional
- Kesenjangan upah
Salah satu bentuk ketimpangan paling nyata adalah kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan yang menempati posisi serupa. Banyak perempuan dibayar lebih rendah hanya karena jenis kelamin, bukan karena kurangnya kemampuan atau pengalaman.
- Minimnya perempuan di posisi kepemimpinan
Meskipun banyak perempuan memiliki kualifikasi dan kompetensi tinggi, jumlah mereka di posisi manajerial atau eksekutif masih jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki. Faktor budaya, stereotip, dan beban ganda (pekerjaan dan rumah tangga) turut berperan dalam hal ini.
- Diskriminasi dan pelecehan di tempat kerja
Perempuan juga lebih rentan mengalami diskriminasi, baik yang bersifat terselubung maupun terbuka, serta pelecehan seksual yang menghambat kenyamanan dan perkembangan karier mereka.
Langkah-Langkah Pemberdayaan Kesetaraan Gender bagi Perempuan
- Pendidikan dan pelatihan
Investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan sangat penting untuk memperkuat posisi perempuan dalam dunia kerja. Perempuan perlu didorong untuk mengakses pendidikan tinggi, termasuk di bidang-bidang yang didominasi laki-laki seperti STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika).
- Kebijakan ramah gender
Perusahaan perlu menerapkan kebijakan kerja yang adil, seperti cuti melahirkan, fleksibilitas waktu kerja, dan sistem promosi berbasis kinerja tanpa bias gender. Lingkungan kerja yang inklusif akan meningkatkan partisipasi perempuan secara signifikan.
- Mentoring dan jaringan dukungan
Pemberdayaan juga bisa dilakukan melalui mentoring, di mana perempuan yang lebih senior membimbing generasi muda dalam membangun kepercayaan diri dan strategi karier. Jaringan profesional perempuan juga menjadi ruang penting untuk saling mendukung dan berbagi pengalaman.
- Perubahan budaya dan persepsi
Penting untuk terus mengedukasi masyarakat bahwa perempuan memiliki hak dan kemampuan yang setara untuk memimpin dan berkontribusi dalam dunia profesional. Menghapus stereotip dan norma patriarki adalah langkah mendasar dalam membangun kesetaraan.
Perusahaan dengan keberagaman gender yang tinggi lebih inovatif, adaptif, dan memiliki performa finansial yang lebih baik. Dengan memberi ruang kepada perempuan, organisasi mendapatkan sudut pandang yang lebih luas dalam pengambilan keputusan, sekaligus membangun citra perusahaan yang progresif dan adil. Membangun jembatan untuk kesetaraan bukanlah tugas satu pihak, tetapi tanggung jawab bersama antara individu, institusi, dan negara. Pemberdayaan perempuan dalam dunia profesional bukan hanya soal keadilan, tapi juga tentang masa depan yang lebih cerdas dan inklusif. Dengan menciptakan peluang yang setara, kita tidak hanya mengangkat perempuan, tapi juga mengangkat seluruh masyarakat ke arah kemajuan yang lebih merata dan berkelanjutan (Sulistyowati, 2016).
***
Penulis: Melati Dwi Prameswari
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro